-->

Sinopsis The King Loves Episode 18

- Agustus 16, 2017
>
Sinopsis The King Loves Episode 18

Sumber Gambar: MBC


Raja bermain baduk dengan Song Bang Young tapi Raja kalah. Song Bang Young membicarakan soal lima keluarga yang diundang Ratu untuk minum teh, tapi orang yang memiliki akal pasti tahu artinya. Sekarang, sudah saatnya dia memilih Putri Mahkota.

"Kapan dia kembali?"

"Siapa yang Anda bicarakan?"

"Dia pergi untuk mencari obat herbal. Aku tidak dengar kabarnya kemarin dan hari ini."

"Dia mungkin tampak seperti tabib, Tapi sebenarnya, Kami mencoba menyingkirkan apapun yang bisa menjadi masalah ketika ada pasukan utusan Yuan di sekitar istana. Jadi lebih baik jika Anda bersabar."


Raja kesal, ia membuang semua yang ada di atas papan baduk. Ia lah pembuat masalah di istana ini. Jadi Song Bang Young harus menyingkirkannya terlebih dahulu.

"Lidahku pasti salah bicara lagi."

"Sementara kau disini, bagaimana jika kita pergi berburu?"

"Bagaimana dengan pesta teh Ratu?"

"Mari kita pergi ke Gunung Bora. Dan bawa juga dia. Dia ahli dengan obat-obatan, jadi aku butuh dia untuk berburu."

"Dia telah mengundang lima keluarga, tapi sebenarnya sudah ada yang ia rencanakan."

"Mengapa banyak sekali informasi yang kau dapatkan?"

"Aku dengar ada orang lain yang ingin Ratu tempatkan sebagai Putri Mahkota."


Ratu mendatangi rumah Menteri Eun. Menteri Eun bertanya, apa yang membawa Ratu ketempat kumuh begini? Ratu menjawab, ia datang untuk melihat betapa kumuhnya rumah Menteri Eun.

"Tunjukkan padaku. Mari kita pergi ke tempat itu terlebih dahulu."

"Pergi kemana?"

"Tempat putrimu."


Won memberitahu Kanselir Dan Wang Jeom kalau Rin masuk dalam daftar sandera non-layanan. Mereka berdua kelihatan sangat terkejut.

Jeon: Aku sudah tahu itu. Ratu mengincar kita. Dia akan mengirim Rin kali ini dan mengirimku tahun depan. Aku ingin tahu kemana dia akan mengirimku.

Kanselir: Hati-hati dengan bicaramu.

Jeon: Lalu apa lagi yang bisa aku lakukan? Apa gunanya diam. Kita akan--

Kanselir: Jeon-ah!


Won mempunyai pertanyaan dan membutuhkan izin dari Kanselir. Kanselir dengan senang hati mempersilahkan Won bicara.

"Apa kau mencoba menikahi Jeon dengan Putri Menteri Keuangan demi Dan?"

"Maafkan aku. Aku tidak berpikir begitu."

"Apa karena tidak akan ada yang dikirim sebagai persembahan jika ada anggota keluarga yang menikah?"


Menteri Eun membawa Bi Yeon pada Ratu. Furutai menjelaskan pada Ratu kalau Bi Yeon bukan putri Menteri Eun. Bi Yeon ingat siapa Furutai, yaitu orang yang menyerangnya kemarin.


Ratu lalu mendekati San dan menyuruh San mengangkat kepalanya lalu melihatnya.

"Kau yang asli." Kata Ratu puas.


Won telah salah sangka dengan niat Kanselir, ia salah paham, jadi ia akan menebus apa yang telah ia lakukan, tapi ia membutuhkan izin Kanselir terlebih dahulu.

 tu jalan-jalan ditemani San dan ayahnya. Ratu menceritakan, Putri Hong Kyu mencukur kepalanya, jadi ia tidak bisa dikirim karena sudah menjadi biarawati, mereka sangat jahat.

"Saya yang merencanakan semua ini, Ratu. Dia hanya mengikuti apa yang aku katakan."

"Itulah yang dikatakan Hong Kyu. "Aku melakukan ini sebagai seorang Ayah". Apa yang terjadi pada mereka?"

Furutai menjawab, "Anda menyuruhku untuk memukul putrinya dengan cambuk besi sehingga tidak akan pernah terdengar suara tulang di tubuhnya. Dan kami melakukan seperti yang Anda perintahkan. Kami memukul Ayahnya sampai hampir mati, dan mengasingkannya. Kemudian kami menyita semua harta mereka."


San terkejut, ia langsung berlutut di depan Ratu, "Saya akan menerima hukuman yang Anda berikan. Namun, Ayah saya tidak akan sanggup. Saya juga akan menerima hukuman Ayah saya. Jika Ayah saya hidup, dia pasti sangat membantu Anda."

"Apa kau mencoba membuat kesepakatan denganku? dengan uang yang tidak seberapa milik Ayahmu?"

"Hartanya tidak cuma yang Anda lihat saja. Dia ahli dalam bidang perdagangan, memiliki koneksi, dan mengenal orang-orang di seluruh dunia. Itu akan berguna jika dia masih hidup."


Menteri Eun tidak bisa diam saja, "Tolong abaikan perkataan putri bodohku, Ratu. Tidak peduli apapun yang Anda suruh, saya akan melakukannya."

Ratu: Ada.. satu cara.


Kanselir: Dengan putriku, Dan?

Jeon: Apa Anda ingin menjadikan Dan sebagai Putri Mahkota?

Won: Apa itu membuatmu sangat terkejut? karena mendengar aku akan menjadi iparmu?


Ratu: Temui Seja diacara pesta teh dua hari lagi. Jika kau terpilih sebagai Putri Mahkota, aku akan melupakan semua yang telah kau lakukan serta apa yang keluargamu lakukan. Inilah perintahku sebagai Ratu negeri ini.

Menteri Eun bersujud, "Ratu. Saya akan membalas kebaikan Anda."


Kanselir juga berlutut pada Won, "Saya tidak akan pernah melupakan kemurahan hati Anda."

Won meminta Kanselir berdiri, ia jadi merasa tidak nyaman kalau Kanselir bersikap demikian karena Kanselir akan segera menjadi ayah mertuanya.

Won lalu menatap Jeon, "Bukankah begitu, Hyungnim?"


Lalu Wonkeluar dan menyuruh pelayan yang ia temui untuk memanggil Dan keluar karena ada yang ingin ia katakan.

Setelah pelayan itu pergi memanggil Dan, Won bicara sendiri, "Musim dingin kali ini sangat panjang. Anginnya sangat dingin. Aku memiliki sedikit kekuatan dan banyak orang bergantung padaku. Inilah yang bisa aku lakukan. Caraku memang sangat menyedihkan, tapi aku berharap kau mengerti."

Jin Gwan pun keluar dan menundukkan kepalanya dalam-dalam pada Won. Ia mengerti, sangat mengerti.


San menyendiri di luar, Bi Yeon membuka pintu, heran melihat San diluar dengan angin sedingin itu.

"Untuk melihat apa musim semi akan datang." Jawab San.

Bi Yeon meminta San masuk, ia sudah memilih beberapa pakaian yang bagus dan ia butuh persetujuan San karena San nanti akan memakainya ke pesta minum teh Ratu.


Bi Yeon menempelkan satu baju pada San dan meminta pendapat San, tai San malah bengong.


"Aku tidak tahu.. apa aku harus bahagia atau takut. Kau harus membuat Seja Jeoha jatuh cinta padamu, atau kau akan mati? Ini ancaman yang mengerikan. Agasshi? Apa yang kau pikirkan?"

"Tidak ada. Aku hanya menghirup udara."

"Apa kau memikirkannya?"

San hanya menoleh pada Bi Yeon.

"Jangan khawatir dengannya. Lupakan dia."

"Apa jantungmu berdebar saat memikirkannya?"

"Apa maksudmu?"

"Orang yang menyelamatkanmu. Dia tinggi dan bahunya lebar, seperti gunung."

"Kau mengganti topik pembicaraan. Kau harus membuat Seja Jeoha menyukaimu demi menyelamatkan hidupmu."


"Aku harus.. mempertaruhkan hidupku?" Tanya San

"Mengapa? Apa menurutmu dia akan marah jika Seja Jeoha menyukaimu?"

"Yang satunya akan senang. Dia mungkin akan bertepuk tangan dan setuju dengan pilihanku."

"Apa maksudmu ada pria lain?"

"Yang satunya lagi.. akan merasa sedih. Bukan karena aku tapi karena orang lain. Dia harus pergi ketempat yang sangat jauh."

"Apa yang kau bicarakan?"

"Karena aku, mereka berdua tidak akan bahagia. Lalu mereka berdua akan membenciku. Secepatnya.. Apa itu sulit dimengerti?"

"Aku bahkan tidak mengerti sama sekali. Kita berbicara dengan bahasa yang berbeda."

"Benar juga. Mengetahui hati seorang pria adalah hal tersulit. Guruku tidak pernah mengajari itu. Aku merindukannya. Haruskah kita mengunjunginya?"

"Kita banyak urusan."

"Ayo kita pergi."

"Agasshi."

San masuk duluan ke dalam dan Bi Yeon menyusulnya.


Dan tidak bisa tidur dan kebetulan Rin memanggilnya dari Luar. Dan akan keluar tapi Rin melarangnya, ia lebih suka bicara seperti itu, dengan Dan di dalam dan ia di luar.

"Di luar sana sangat dingin." kata Dan.

"Aku suka dingin."


Dan bertanya, apa Rin habis minum. Rin pernah berpikir untuk menghilangkannya dengan minuman.

Dan cerita kalau tadi Won datang menemuinya dan ternyata Rin sudah mendengarnya. Dan melanjutkan, Won memintanya untuk menikah dengannya.

"Kau tidak harus menikah dengannya. Namamu tidak ada lagi dalam daftar persembahan. Jadi--"

"Orabeoni (Kakak) sudah dengar rupanya. Apa yang Seja Jeoha katakan. Itu alasannya kau kesini? Karena kasihan?"

"Apa yang dia katakan? Aku tidak akan pernah menjadi yang pertama. Dia bertanya apa aku keberatan."

"Apa kau jawab?"

"Aku tidak keberatan dengan itu. Dan aku malah senang."


Rin sangat tahu, Dan pasti tidak akan baik-baik saja, bagaimana itu bisa membuat Dan senang? Dan menjawab, ia bisa dekat dengan Won.

"Semakin kau dekat, semakin sakit hatimu. 12 kali lebih sakit." Jawab Rin.

"Kau tidak tahu bagaimana rasanya menunggu seseorang tanpa henti.. dan tidak pernah tahu kapan kau bisa mendengar suara atau melihat wajahnya."

"Itulah mengapa.. kau harus menyerah."

"Terserah apapun yang kau katakan, tapi aku tidak bisa. Aku tidak akan bisa. Hatiku.. sudah tidak bisa dikendalikan. Apa menurutmu aku bodoh?"

Tidak, dan Rin tersenyum, ia rasa mereka sangat mirip.


Rin tiba-tiba mengatakan maaf pada Dan, sungguh minta maaf. Ia datang untuk mengatakan itu. Dan heran mendengarnya, lalu ia tidak mendengar apapun lagi. Dan membuka pintu tapi kakanya sudah tidak ada di sana.

[Satu hari sebelumnya]


San keluar dari kamarnya pagi-pagi dan Rin tiba-tiba sudah ada di atas atap, melemparinya dengan kerikil. Rin meminta San untuk ikut dengannya, ia akan menunggu San diluar sehingga San bisa ganti baju dulu.


San akan masuk tapi ia malah berbalik dan memanjat naik ke atap. Rin pun menariknya ke atas. San duduk disamping Rin, berkata kalau disana sangat tenang.


Rin melepas jubahnya dan memberikannya pada San. San menjawab kalau ia tidak kedinginan.

"Bajumu agak--" Kata Rin, San mengerti lalu mengambil jubah itu dan memakainya. Rin mengoreksi, ia datang untuk membawa San ke suatu tempat bukan untuk bicara.


"Kemana?" Tanya San.

"Seja Jeoha ada di Geumgajeong."

"Lalu?"

"Pergi dan katakan padanya."

"Katakan apa?"

"Siapa dirimu."

"Mengapa?"

"Kau akan menghadiri pesta teh."

"Kurasa semua orang di Istana sudah tahu."

"Aku kenal beberapa Pelayan Ratu. Ini bukan rahasiaku."

"Kau rupanya banyak kenal dengan Pelayan istana."


San kembali serius, apa yang terjadi jika ia memberitahu Won siapa dirinya? Rin menjawab, maka Won tidak akan membuat pilihan yang salah. (*OMO! Apa ini alasan Rin mendadak minta maaf pada adiknya?).

"Maksudmu pilihan yang salah itu, Dan-nie Agasshi?"

"Kau sudah tahu?"

"Ada seseorang yang ingin berteman denganku. Dia menceritakan semuanya padaku."

"Siapa?"

"Apa kau kenal dengan Song In? Dia seorang pustakawan."

"Apa kau menemuinya? Mengapa?"

"Aku juga tidak mau bertemu dengannya. Aku diseret oleh dia."

Kilas Balik..


Song In tahu, pertemuan pertama mereka tidak begitu baik dan ia sangat menyesal. San pasti berpikir ia jahat, bukan?

"Jahat? Kau seorang pemberontak yang tidak memegang nilai-nilai kehidupan."

"Dunia tidak sesederhana itu. Orang yang kau percayai adalah orang yang dibenci rakyat. Dia bisa menjadi seseorang yang lebih jahat dari pembunuh."

"Kau memang paling pintar mengatur strategi, dan semua yang kau katakan hanya kebohongan."

"Alasan kami memaksa pernikahanmu dengan Tuan Jeon bukan hanya karena kekayaan Ayahmu."

"Lalu? Apa karena aku cantik?"

Song In tertawa, "Putri Kanselir, Nona Dan. Kau kenal dia, bukan? Dia diincar oleh Ratu, dan masuk daftar persembahan. Pernikahan di sebuah keluarga adalah satu-satunya cara untuk membuat dia tetap tinggal di Goryeo."

Kilas Balik Selesai..


San mengonfirmasi itu pada Rin, apa kata-kata Song In benar dan Rin membenarkannya. San menegaskan lagi, pernikahannya gagal, jadi Dan akan dikirim ke Yuan sekarang?

"Sudah tidak lagi." Jawab Rin.

"Karena kau yang pergi sebagai gantinya?"

"Kita harus pergi. Seja Jeoha akan segera bangun."

"Dan-nie Agasshi.. mencintai Seja Jeoha."

"Berdirilah."


Rin mengulurkan tangannya. San berdiri dan jubah Rin yang dipakainya akan jatuh. San memegangi jubah itu membuatnya akan jatuh juga. Rin refleks menahannya.

San ingat kejadian suatu malah dahulu, saat pria bercadar menyelamatkannya. Kejadiannya di atas genteng juga.

San: Apa mungkin.. kau waktu itu..


Rin tidak menjawab dan langsung menjauh, tapi itu malah mengingatkan san pada sosok pria bercadar dahulu. Cara Rin melompati genteng sama persis.

Rin: Gantilah bajumu. Aku akan menunggu di luar.

Batin San: Sekarang aku tahu.. tangan siapa.. yang membantuku malam itu.

San sudah selesai ganti baju dan sekarang ia mengikat rambutnya.

Batin San: Jika aku menanyakan alasannya, dia pasti akan mengatakan temannya yang mengirim dia.

San berjalan menuju tempat Won dengan Rin dibelakangnya.

Batin San: Sekarang aku tahu.. Mengapa saat ini hatiku berdebar dan sakit. Mereka memiliki persahabatan yang indah. Mereka terlihat hebat ketika bersama. Aku takut.. akan merusak persahabatan itu.


Won sudah bangun dan ia memandangi cincin pemberian San.


San dan Rin suda sampai di depan. Rin mengatakan, Won  masih di dalam tapi akan segera ke istana. Lalu San tidak akan sempat menemuinya. Jadi San masuklah sekarang.

"Jika dia tahu siapa dirimu, Dia pasti.. sangat senang."

San mengerti dan berjalan masuk.


Batin San: Hanya satu hal yang harus kulakukan. Aku harus melakukan semua yang aku bisa untuk memastikan mereka tetap bisa bersama satu sama lain seperti biasa. Itu akan membuatku merasa kesepian, tapi itulah persahabatan.


Won mondar-mandir di kamar.

[Hari Ini]


Ratu Jujur, ia tidak berharap melihat Dan ada disana, ia bertanya apa yang Won katakan saat mengundangnya?

Dan melirik Won saat menjawabnya, "Dia mengatakan.. Dia mengatakan.."


Won memotong Dan, "Inilah.. yang aku katakan. "Ratu sedang mengadakan pesta teh dan akan mengundang Nona Muda dari keluarga bangsawan. Semua orang yang hadir pasti tahu itu. Ini bukan pesta teh biasa. Aku harus memilih siapa yang akan aku nikahi"."

Won bertanya pada San, apa San sudah tahu hal itu? San membenarkan.

"Namun kau tetap meminta bantuanku?" Tanya WOn dan San kembali menjawab iya.

"Kau tahu semuanya? Tentang aku juga?" San kembali mengiyakan.

Sebelumnya..


San datang menemui Won dan Won terkejut karena San datang pagi-pagi sekali, tapi ia senang sih. Tapi San tidak terlihat ceria seperti biasanya. Won pun bertanya, apa terjadi sesuatu?

"Katamu, kau kenal dengan Seja Jeoha."

"Kami cukup dekat."

"Aku butuh bantuan. Nona ku.. diundang ke pesta teh Ratu. Ratu mengundangnya secara pribadi."

"Ratu mengundangnya?"

San: Bahkan jika.. Seja Jeoha menyukainya, dia tidak boleh memperdulikannya. Jeoha harus bertindak seperti dia tidak ada. Bisakah kau meminta Seja Jeoha melakukan itu?

Won: Apa Nona-mu tidak mau menikah dengan Seja?

San: Benar.

Won: Ini namanya pengkhianatan. Bagaimana bisa rakyat Goryeo menghina Seja Jeoha-nya sendiri?

San: Dia menyukai pria lain. Jadi--

Won: Bahkan jika Jeoha menyukainya, dia tidak akan mau?

San: Benar.

Won: Seja harus bertindak seperti Nona-mu tidak ada disana?

San: Benar.


Saat ini..

Won: Kita semua sudah tahu alasan kita disini. Aku akan terlihat jahat jika aku menahan kalian disini karena seolah-olah aku mempermainkan pilihanku. Aku telah membuat keputusan. Aku akan memperkenalkan.. wanita yang telah aku pilih.


Dan-ah... Berdirilah di sampingku.


Won mengulurkan tangan dan Dan menyambutnya. Di belakang mereka, San menahan tangisnya.


Won melanjutkan, "Putri Kanselir Wang, Wang Dan."

Semuanya memberi selamat untuk Won dan Dan. Ratu kelihatan tidak suka, atau dia sedih karena Putranya tidak bisa bersama wanita yang dicintainya?


Baik Won dan San saling menahan tangis masing-masing.
>

5 komentar

avatar

Cinta memang tak hrs memiliki bila untk suatu pengorbanan,san yg sbr km masih punya Rin yg slalu ada,d lanjut mba makin seru

avatar

Keren banget 2 episode ini..campur aduk rasanya..😢😢😥
Semangat mimin... Lanjutkan sampai tamat.

avatar

Hadeuh... makin seru ceritanya. Makasih ya recapnya... ditunggu minggu depan

avatar

Hadeuh... makin seru ceritanya. Makasih ya recapnya... ditunggu minggu depan

avatar

Nyesek se nyesek2nya 😭😭 won san n rin bahagialahh


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search