-->

Sinopsis Man To Man Episode 7 Part 2

- Mei 13, 2017
>
Sinopsis Man To Man Episode 7 Part 2

Sumber Gambar dan Konten dari jtbc 


Ki Chul yakin Seol Woo pasti punya cincin dan ukiran kayu itu. Bawahannya khawatir, apa tidak apa-apa jika Do Ha melihat wajah mereka?

"Tidak masalah. Begitu kita dapat barangnya, akan kita singkirkan si K dan wanita itu."




Seol Woo sampai di tempat penghancuran mobil. Ia menunjukkan kartu nama itu dan pemilik tempat itu langsung melayaninya. Seol Woo cukup mengatakan apa yang diinginkannya saja, jika harganya cocok maka pemilik akan memberikan barangnya.

"Siapa yang membeli ini?" Tanya Seol Woo sambil menunjukkan detonator.

"Kukira kau itu pelanggan, tapi rupanya kau bekerja untuk negara. Ini? Aku tak begitu ingat. Tapi bagaimana, ya. Aku tak bisa bekerja sama kalau soal urusan negara."


Pemilik mengkode anak buahnya untuk siaga dan untungnya Seol Woo bisa membaca kode itu. Seol Woo langsung bergerak cepat dengan menyudutkan pemilik itu menggunakan pistol yang ia bawa.

"Kau ini... bisa-bisanya seorang pelayan publik menodongkan senjata?"

"Katakan!"

"Kau jelas sekali bukan polisi. Apa kau dari BIN?"

"Tiga."

"Kau mau menembakku?"


Seol Woo melepaskan tembakan ke tanah beberapa kali membuat anak buah yang hendak mendekatinya menjauh. Seol Woo mengancam lagi, dua.... satu!

"Baik. Aku akan bicara. Aku menjualnya ke agen operasi tertutup yang bernama Sekretaris Seo."

"Dimana tempat persembunyiannya?"


Un Gwang membawa naskahnya pada Se Hoon, menanyakan darimana Se Hoon mendapatkan naskah itu, "Seorang pria tampan yang menakutkan. Bukankah dia membuatmu takut? Bagaimana jika dia muncul dalam mimpimu? "

"Itulah dialog tokoh utama laki-lakinya. Dialognya sangat cocok untukmu."

Jika dia orang asing, aku pasti takut, tapi jika dia milikku, aku pasti merasa aman.  "

"Dialog tokoh utama wanitanya juga mengagumkan."

"Inilah yang dikatakan Song Mi Eun dan aku waktu kencan pertama kami. Kata-kata yang hanya diketahui kami berdua. CEO Ji. Yang memproduksi film ini dan men-casting aku si Song Mi Eun, 'kan?"

"Benar."

"Song Mi Eun. Kenapa dia melakukan ini?"


Mi Eun mencoba membujuk Seung Jae. Jae Young tidak mau berangkat sekolah, ia meminta ijin untuk mengantar Jae Young saja. Seung Jae tidak mengijinkannya, ia yang akan mengantar Jae Young.

"Kita tidak bisa seperti ini terus." Ucap Mi Eun.

"Entahlah. Aku juga tidak merasa lebih baik."

"Tapi Jae Young..."

"Jangan khawatirkan dia. Menurutnya ibunya sangat sakit. Jadi, ayahnya-lah yang harus baik padanya. Kalau-kalau ibunya semakin sakit hingga bisa dirawat di rumah sakit. Atau mungkin, hingga bisa membuat ibunya meninggalkan dia selamanya."


Seol Woo berdiri di tepi sungai Ha, ia mengingat kata-kata pemilik mobil rongsokan tadi.

"Kau pernah dengar soal Infanteri Baek, bukan? Sekretaris Seo itulah agen operasi tertutup yang bertanggung jawab atas mereka. Tidak ada yang tahu apa-apa selain pimpinan Infanteri Baek, Anggota Kongres Baek."


Tak lama kemudian Dong Hyun datang. Ia bertanya, apa Seol Woo sudah mencaritahu mengenai bom itu. Seol Woo menjawab, kuncinya adalah si Anggota Kongres Baek. Mereka perlu menangkapnya untuk menemukan tempat persembunyiannya.

"Ketua Tim Jang dan aku sudah membicarakannya, dan kita tak bisa berbuat apa-apa sekarang." Jujur Dong Hyun.

"Aku tahu. Karena itu, aku ingin menemuimu."


Seol Woo mengeluarkan pena perekam suara dan menyalakannya. Ia bicara pada pena itu, "Agen tingkat enam BIN, Kim Seol Woo. Saya mengundurkan diri dari BIN pada saat ini. Apapun yang saya lakukan mulai sekarang, adalah tindakan saya sendiri dan bukan sebagai agen BIN."

Seol Woo lalu mematikannya dan menitipkannya pada Dong Hyun agar diberikan pada Tae Ho. Seol Woo akan melangkah pergi tapi Dong Hyun menahannya, apa yang coba Seol Woo lakukan?

"Apapun yang kulakukan, sampaikan pada negara untuk menolaknya." Pesan Seol Woo.

"Hei. Kenapa kau bertindak sejauh ini? Apa karena Cha Do Ha?"

Seol Woo hanya menjawabnya dengan tatapan ke mata lalu ia pergi meninggalkan Dong Hyun.


Seol Woo dalam sebuah perjalanan dan selama itu ia mengingat apa yang Do Ha lakukan padanya selama ini.

"Dugaanku tentang bencana itu ternyata benar."


Do Ha mencari-cari ponselnya tapi tidak ada. Bawahan Ki Chul menjelaskan bahwa mereka menyita ponsel Do Ha sementara ini. Do Ha ijin mau menelfon sebentar tapi pria itu tidak mengijinkannya.

"Nomor BIN itu 111, 'kan? Aku hanya ingin menelepon mereka untuk mengkonfirmasi identitas kalian."

"Bukankah beliau tadi sudah bilang ini misi rahasia? Makan saja."


Do Ha melepas jepit rambutnya, sepertinya akan menggunakannya untuk membuka pintu.


Seung Jae bertanya pada sekretarisnya, siapa yang mendanai film Un Gwang? Sekretaris memberitahu kalau mereka adalah AB Funds. Seung Jae mengenal CEO-nya, maka ia menelfonnya, namanya Shin Hyo.


"Hei, Hyung. Ini Seung-jae. Oh, ya, Hyung. Aku ingin minta bantuan padamu."


Sepertinya Se Hoon mengajak Un Gwang ke pertemuan penting, ia sampai gugup kalau-kalau Un Gwang tidak jadi pergi. Un Gwang paham, sebagai aktor perwakilan Chewing, tentu saja ia harus menghadiri pertemuan bisnis. Se Hoon berterimakasih karenanya.

"Sekretaris Cha susah sekali dihubungi seharian ini, Kim Guard juga tidak mengangkat teleponnya." Kata Se Hoon kesal.

"Kim Guard? Kenapa?"

"Alangkah baiknya kalau dia ikut saat menemui investor. Biar citra kita terlihat bagus."

"Aku saja sudah cukup membuat citra kita bagus. Biarkanlah mereka istirahat pada hari libur mereka."

"Ya tentu saja. Tapi, bukankah menurutmu Sekretaris Cha dan Kim Guard itu agak mencurigakan? Menurutku mereka itu memang pacaran."

"Cuma aku yang dipedulikan sama Sekretaris Cha. Jangan konyol kau. Fokus saja nyetir. Berhenti kelewat batas."


Mi Eun datang ke restoran dan ia duduk di meja yang sudah disiapkan untuk 4 orang. Tak lama kemudian Seung Jae datang. Mi Eun menanyakan dimana Jae Young.

"Buat apa dia harus ikut kesini? Kau kira aku mengajak Jae Young, ya? Aku ini sudah mengundang orang yang kausukai. Pemikiran kita berbeda rupanya."

"Pemikiran apa?"

"Aku ini selalu memikirkanmu."

"Sayang."


Ternyata tamu mereka adalah Un Gwang. Oh.. jadi Seung Jae tadi meminta bantuan CEO AB Funds agar menjadwalkan pertemuan dengan Un Gwang. Se Hoon heran, kenapa yang datang malah Seung Jae.

"Aku telah memutuskan  berinvestasi di filmmu." Kata Seung Jae.

Se Hoon mengajak Un Gwang pergi karena ini bukan agenda mereka tapi Un Gwang menolaknya. Seung Jaemau memberi mereka uang jadi mereka harus mendengarnya.


Ternyata Seol Woo pergi menemui Anggota Kongres Baek, ia melumpuhkan semua pengawal Anggota Kongres Baek dan menodongnya dengan pistol.

"Dimana tempat persembunyian Seo Ki Chul?"

"Apa kau Agen Ghost K-nya Ketua Tim Jang?"

"Jawab pertanyaanku."

"Relax. Tenanglah, Hoobaenim (junior). Akan kujawab apa yang kautanyakan, jadi jangan menembak kau."


Seung Jae akan berivenstasi besar untuk Un Gwang, anggap saja hadiah karena puteranya penggemar berat Un Gwang .

"Kesempatan berinvestasi dalam film yang dibintangi bintang film internasional juga jarang terjadi." jawab Un Gwang.

Mi Eun berkomentar, ternyata Un Gwang masih sombong seperti biasa. Un Gwang meminta Mi Eun jangan ikut campur.

"Kalian berdua cukup kasar juga. Apa karena kalian sudah lama saling mengenal?" tanya Seung Jae memancing.


Mi Eun memberi saran karena mereka sudah lama saling mengenal. Simpanlah akting marah dan sombongnya buat orang-orang seperti Pi Eun Soo. Un Gwang harus harus rendah hati di depan orang-orang yang mensponsorinya dan meningkatkan pamornya.

"Noona, ucapanmu sedikit kelewatan." Se Hoon mencoba menegur.

"Tak apa. Kurasa kita tidak diundang kesini buat membicarakan investasi itu."

"Untunglah kau tidak bodoh. Aku berencana tak mau investasi di film ini. Karena menurutku takkan menguntungkan."

"Berarti sudah ada jawabannya dariku. Aku juga menolak investasi dari Songsan."

Seung Jae mengingatkan, jika Un Gwang menolak, ia yakin Un Gwang akan menyesalinya. Un Gwang tersenyum, itu bukan urusan Seung Jae, lalu ia mengajak Se Hoon pergi.


Se Hoon minta maaf, ia tidak menyangka CEO AB Fund tega melakukan itu pada mereka. Se Hoon lalu mengajak Un Gwang makan ditempat lain tapi Un Gwang ingin pergi sendiri dan menyuruh Se Hoon naik taksi saja.


Seol Woo melapor pada Dong Hyun kalau ia sudah tahu lokasi Ki Chul. Dong Hyun marah, tapi sekaligus penasaran, apa Anggota Kongres Baek mau buka mulut?

"Setbyul Studio di Jalan 195 Janghun-ro. Aku ke sana sekarang." Kata Seol Woo.

"Baiklah. Akan kusuruh Pasukan Khusus kesana."


Do Ha membua pintu tapi ternyata di depan pintu itu adalah tempat ngumpul Ki Chul dan anak buahnya. Do Ha juga melihat denah peta yang Ki Chul buat. Ki Chul membentak, bagaimana Do Ha bisa keluar?!

"Entahlah. Pintunya terbuka." Jawab Do Ha pura-pura bodoh lalu ia melarikan diri.


Sayangnya Do Ha tertangkap lagi. Tapi saat ia dibawa paksa ke ruangan itu lagi, diam-diam ia mengambil ponsel di saku jas pria yang membawanya. Do Ha berjanji takkan macam-macam. Lalu ia ditinggalkan sendiri di sana.


Do Ha berdiri dipojokkan untuk menghindari terekam CCTV, ia menelfon Un Gwang. Do Ha berkata kalau ia merasa seperti di culik, mereka mengaku-ngaku dari BIN, tapi ia rasa ada yang aneh.

"BIN? Dimana kau?"

"Begini. Kim Seol Woo-ssi. Hubungi Seol Woo-ssi dan katakan padanya..."


Belum selesai Do Ha bicara, Ki Chul dan anak buahnya masuk. Mereka merebut ponsel Do Ha dan  mengingat Do Ha. Ki Chul mendapat telfon dari seseorang dan ia nampak terkejut.


Un Gwang menghubungi Seol Woo tapi Seol Woo tak mengangkatnya.


Tim SWAt yang dikirim Dong Hyun menyerbu alamat yang diberikan Seol Woo tapi sayang, disana sudah kosong. Mereka menebak pasti ada yang membocorkan penggrebekan itu.


Ki Chul dalam perjalanan memindahkan Do Ha. Ia menghubungi Seol Woo,

"Tindakan cerobohmu bisa membuat wanita ini kehilangan nyawanya. Kau punya waktu satu jam. Serahkan ukiran kayu dan cincinnya ke aku. Jika kau lewat dari batas waktu atau kau macam-macam, dia akan mati."

Seol Woo langsung memutar balik mobilnya.


Petugas menemukan Anggota Kongres Baek beserta pengawalnya disekap di gudang. Anggota Kongres Baek melarang petugas itu melepaskan ikatannya dan penutup mulutnya, ia menyuruh petugas itu untuk mengambil gambar terlebih dahulu sebagai bukti.


Dong Hyun melapor pada Tae Ho kalau ia tidak bisa menghubungi Seol Woo. Tae Ho membentak, apa Dong Hyun mau menggagalkan misinya?

Tae Ho tiba-tiba didatangi tim Divisi Internal Affair. Tae Ho langsung memutus telfon tanpa menjelaskan. Dong Hyun tampak khawatir.


"Apa Agen Ghost K berada di bawah kendalimu?" tanya tim itu.

"Itu info rahasia."

"Kami menerima kabar kalau Agen K menyerang dan mengancam pejabat pemerintah." Ia menunjukkan foto Anggota Kongres Baek.


Seol Woo pulang ke rumahnya, ia tak ada pilihan lagi. Dong Hyun memperingati, apa menuruh Seol Woo, Ki Chul akan membebaskan Do Ha setelah mendapatkan cincin dan ukiran kayu itu? Bisa apa Seol Woo sendirian?

"Kepolisian, kejaksaan, BIN. Kita tidak bisa mempercayai siapapun. Tidak ada negara yang akan menyelamatkan Cha Do Ha. Aku juga tidak bisa berhenti." Tegas Seol Woo.


Un Gwang juga mendatangi rumah Seol Woo. Ia celingukan dan karena pintu depan tidak terkunci ia langsung masuk.

Seol Woo menyiapkan pistolnya. Ia merangkainya lalu melirik ukiran kayu itu.


Ketua Tim SWAT datang ke kantor Dong Hyun, mereka belum tahu dimana letak kebocoran datanya. Ketua Tim akan menarik pasukannya sekarang.

"Apa maksudmu? Kasus penculikannya belum selesai." bentak Dong Hyun.

"Perintah tersebut berasal dari komisaris polisi. Apa boleh buat."


Tae Ho diinterogasi perihal Seol Woo tapi Tae Ho menyangkal telah memerintahnya. Tim audit menekan, korban menyatakan bahwa agen Ghost mengatakan bekerja untuk Tae Ho.

"Kau punya bukti yang meyakinkan selain pernyataan korban?" tanya Tae Ho.

"Dia agen Ghost karena dia tidak meninggalkan jejak."

"Jadi bukti apa yang menegaskan kalau dia salah satu orangku? Aku tidak tahu apa-apa tentang hal itu."


Un Gwang menyentuh pundak Seol Woo yang hendak keluar. Seol Woo langsung memelintir tangannya dan menodongnya dengan pistol. Un Gwang segera bersuara mengatakan kalau ia adalah Yeo Un Gwang.


Un Gwang dilepaskan, tapi ia curiga, buat apa pistol itu? Do Ha memang serius diculik?

"Anda tahu dari siapa?"

"Kau siapa? Kau siapa sebenarnya?!"


Seol Woo terpaksa mengakui identitasnya dan ia menunjukkan ruang rahasianya. Un Gwang marah mendengarnya karena Seol Woo sudah menipu mereka semua.

Seol Woo bilang tidak punya waktu, jika ia tidak pergi sekarang, maka Cha Do Ha akan...

Plak!! Un Gwang memukul Seol Woo. Ia penasaran, mana agen lainnya? Kenapa Seol Woo sendirian saat ada warga sipil yang diculik. Mereka kan harusnya meluncurkan satelit dan menemukannya!

"Agen BIN itu tak bisa dipercaya." Jujur Seol Woo.

"Omong kosong apa itu?!"

"Nanti saja..."

"Kau bilang kau tidak punya waktu. Baiklah. Kau bisa jelaskan selama perjalanan."

"Tapi warga sipil tidak boleh ikut."

"Kau bilang Do Ha dalam bahaya, dan kau sendirian. Aku ini bukan warga sipil biasa. Aku ini sersan dua dalam hal pengintaian. Aku menyandang delapan gelar kolektif dalam berbagai seni bela diri. Aku akan ikut bersamamu."

"Maka kau harus menuruti apa perintahku."

"Oke. Apa pun itu."


Ki Chul kembali menghubungi Seol Woo untuk memastikan Seol Woo membawa barangnya. Ia mengatakan lokasi pertukarang, Jalan 195 Cheongma-ro, Annam.


Sesaat setelah turun dari mobil, Ki Chul menelfon informannya untuk berterimakasih karena mereka bisa kabur dari tempat persembunyian sebelum terlambat. Informan itu ternyata adalah Seung Jae.

"Sebentar lagi ukiran kayu dan cincin itu akan berada di tanganku. Kami akan menyelesaikan tugas ini sesuai perintah." Janji Ki Chul.

"Bawakan barangnya ke aku. Akan kupastikan kau dapat yang kauinginkan." Balas Seung Jae.


Seung Jae ternyata diundang Anggota Kongres Baek makan bersama banyak orang. Seung Jae berbisik, ia menerima laporan tentang Ketua Tim Jang dari BIN.

"Orang itu sudah keluar kendali selama ini. Kali ini, kita berhasil menaklukkannya." Balas Anggota Kongres Baek.

Tak lama kemudian Ketua Tim SWAT (Kapten Kwak). Oh No! ini dia pengkhianatnya.


Seol Woo menggunakan kamera berbentu lalat untuk memantau keadaan di lokasi, kamera itu bisa menembus dengan aman sampai ke ruangan Do Ha disekap.

Un Gwang akan berusaha mengulur waktu selama mungkin. jadi ia meminta Seol Woo benar-benar menyelamatkan Do Ha walau nyawa taruhannya.

"Baik." Jawab Seol Woo yakin.


Ki Chul memberitahu Do Ha kalau waktunya tinggal 10 menit lagi. Akankah Seol Woo menyelamatkan Do Ha?


Ternyata yang datang adalah Un Gwang. Ia menanyakan dimana Do Ha. Bawahan Ki Chul meminta cincinnya dahulu. Un Gwang melemparkan cincinnya. Setelah memastikan kalau cincin itu asli mereka meminta ukiran kayunya.

"Aku harus memastikan Cha Do Ha aman dulu." Jawab Un Gwang.


Di dalam, Ki Chul menodongkan pistol pada Do Ha membuat Do Ha meringsut ketakutan. Lalu tiba-tiba seseorang muncul dengan memecah kaca dinding.


Orang itu adalah Seol Woo. Ki Chul bergerak cepat dengan meletuskan beberapa tembakan ke arah Seol Woo.


Orang-orang di luar jadi lengah mendengar suara tembakan itu. Un Gwang memanfaatkannya untuk melepaskan tembakan gas. Ia lalu bergegas mengambil kembali cincin ditangan bawahan Ki Chul.


Di dalam, Seol Woo bertarung 1-1 melawan Ki Chul sementara di luar, Un Gwang bertarung dengan banyak penjawa untuk menahan mereka masuk ke dalam.


Seol Woo berhasil mendekati Do Ha setelah melumpuhkan penjaga yang mencoba menyerang Do Ha.

"Akan segera kulepaskan ikatannya. Jangan dilihat."

Seol Woo lalu memutar kursi Do Ha.


Sementara itu, di luar Un Gwang agak kuwalahan saking banyaknya yang harus ia lawan.


Seol Woo dan Ki Chul bertarung menggunakan pisau karena peluru mereka sama-sama sudah habis. Ki Chul mendapat kesempatan untuk menodong Do Ha tapi untunglah Seol Woo berhasil mem-blok-nya.


Seol Woo kemudian mendorong mundur Ki Chul dan karena ia menjauhi Do Ha, pengawal kembali menyerang Do Ha. Seol Woo melihat itu, jadi ia kembali mendekati Do Ha. Saat itu ia agak lengah, alhasil Ki Chul memiliki kesempatan menyayatkan pisaunya pada perutnya.  Do Ha melihat itu dan tampak khawatir.


Sampai akhirnya, Seol Woo berhasil menyudutkan Ki Chul, ia siap menghabisi Ki Chul. Tapi sebelum itu ia memandang Do Ha dan Do Ha menggeleng, jadinya ia membiarkan Ki Chul tetap hidup.


Un Gwang meminta waktu berhenti, "Hei! Tunggu. Kuperingatkan kalian. Khususnya kau. Mana sopan santunmu, brandal? Jangan saling memukul muka. Jika nanti ada luka di mukaku.."

"Tangkap dia!"

Dan mereka semua kembali menyerang Un Gwang.


Seol Woo membuka penutup mulut Do Ha, "Kau baik-baik saja?"

Do Ha mengangguk. Do ha menyinggung soal luka Seol Woo. Seol Woo bilang baik-baik saja. Ia hendak membuka tali kaki dan tangan Do Ha tapi ia mendengar suara dari luar, ia lalu keluar menyusul Un Gwang dan meminta Do Ha menunggu sebentar.


Un Gwang yang hampir kalah dibantu Seol Woo untuk bisa melepaskan diri. Un Gwang menanyakan keadaan Do Ha. Seol Woo menjamin Do Ha baik-baik saja. Un Gwang lalu mengembalikan cincin itu. Dan mereka bekerja sama melawan para penjaga.


Tak lama kemudian pasukan SWAT datang. Mereka semua meringkus para penjaga. Dong Hyun minta maaf atas keterlambara mereka.


Un Gwang langsung berlari menuju Do Ha. Do Ha memastikan ia baik-baik saja.

"Kenapa kau bisa ada disini?" Tanya Do Ha.

"Aku datang buat menyelamatkanmu. Aku sudah menghabisi orang-orang jahat itu."

"Aku takut setengah mati."

"Tak apa. Semuanya sudah selesai. Tak apa. Kita pulang, ya?"

Un Gwang memeluk Do Ha untuk menenangkan.


Seol Woo menanyakan apa yang terjadi? Mereka kan tidak bisa mempercayai polisi. Dong Hyun menjelaskan, ia menghindari orang-orang Infanteri Baek dan memanggil Pasukan Khusus bandara.


Seorang tim membawa Ki Chul. Seol Woo berpesan pada Dong Hyun agar mengawal Ki Chul baik-baik, soalnya mereka tidak tahu apa yang akan dilakukan Infanteri Baek.

"Hei. Kau terluka?"

"Tidak ada yang parah."


Do Ha memandang Seol Woo dan Seol Woo juga memandang Do Ha.

Un Gwang menyadari itu, lalu ia mengalihkan pandangan Do Ha. Seol Woo berpesan pada Dong Hyun untuk melindungi Do Ha.


Saat Do Ha kembali memandang Seol Woo, Seol Woo sudah tidak ada disana. Un Gwang lalu memeluk Do Ha.


>

2 komentar

avatar

Kyaa...makin seru... Gomawo admin

avatar

Apa cuma aku yg pas liat adegan perkelahian pke pisau langsung inget sama bigboss..???? OMG masih blm move on dari DOTS 😂😂😂😂😂


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search