-->

Sinopsis My Secret Romance Episode 4 Part 2

- April 26, 2017
>
Sinopsis My Secret Romance Episode 4 Part 2

Sumber Gambar dan Konten dari OCN


Yoo Mi akhirnya membawa Dong Goo ke rumah Jin Woo. Sebelum masuk, ia meminta Dong Goo berjanji untuk tidak nakal dan tidak boleh jauh-jauh dari dirinya. Namanya anak kecil ya cuma menjawab dengan senyum aja.


Saat tiba di depan pintu, Yoo Mi sedikit heran dengan wadah makanan dan minuman kucing di samoing tangga, tapi ia tidak berlama-lama mengamati.

Di sofa ruang tamu Jin Wook ada selimut. Yoo Mi berpikir, apa Jin Wook tidur di sofa?


Yoo Mi menyempatkan diri untuk melihat-lihat rumah Jin Wook sambil menggandeng Dong Goo. Ia menemukan ruang kerja/ruang baca tapi tidak ada kamar tidur, selebihnya ruangan yang ia buka hanya ruang kosong. Yoo Mi menyimpulkan kalau Jin Woo memang tidur di sofa.


Yoo Mi pun segera bergegas membuat makanan, menu kali ini adalah sandwich. Yoo Mi tidak membawa lada dan ia mencari-cari di laci dapur Jin Woon tapi tidak ada apapun disana. Rumah Jin Wook memang bagus, tapi hanya diluarnya saja, pikir Yoo Mi.


Yoo Mi mendengar sura benda jatuh, ia segera menuju atas dan Dong Go ternyata ada disana sedang duduk di meja kerja Jin Wook. Gawatnya, Dong Goo menjatuhkan sebuah kotak dan karenanya engselnya rusak.


Yoo Mi memarahi Dong Goo karena tidak menuruti kata-katanya. Yoo Mi khawatir kalau benda yang di dalamnya juga rusak. Ia penasaran tapi tidak berani untuk membukanya. Ia mengira didalamnya itu adalah perhiasan, kalau bukan cincin pasti kalung.


Jin Wook pulang dengan membawa dua gelas kopi tapi sayang, Yoo Mi sudah pulang hanya meninggalkan catatan di nampan makanan.

Misi selesai!
Aku harus pergi. Silahkan nikmati makanan Anda.

Jin Wook melangkah dan tidak sengaja menendang tas belanjaan. Jin Wook menengok kebawah dan ternyata mantelnya ada di daam tas itu. Jin Wook tersenyum mengambilnya.

"Aku rasa dia bilang kalau sudah membuangnya."


Jin Wook naik ke lantai atas untuk ganti baju. Ia sempat melirik meja kerjanya sebentar, hanya sambil lalu. Padahal di samping tempat sampah ada boneka Dong Goo tertinggal.


Jin Wook makan tanpa berselera, hanya satu gigit lalu udahan. setelah minum kopinya, ia melirik mantel di kursi sampingnya lalu melihat gelas kopi untuk Yoo Mi.

Jin Wook mengambil gelas itu dan membuang isinya.


Di rumah, Yoo Mi kepikiran soal kotak perhiasan itu, bagaimana jika Jin Woon memintanya untuk mengganti? Lalu ia memutuskan untuk pura-pura bodoh saja jika ditanya.

Tapi Yoo Mi kembali lesu saat mengingat bentuk kotak itu yang tampak sangat mahal. Yoo Mi lagi-lagi menyalahkan Dong Goo sebagai sumber masalah.


TV menanyangkan acara masak yang diikuti Hye Ri. Saat Hye Ri mengiris bawang bombay ia menangis lalu  wanita disebelahnya menjejalkan roti tawar ke mulutnya. Hye Ri bingung, kenapa begitu?

Wanita itu menjelaskan ke pemirsa kalau menggigit broti saat mengiris bawang, maka mata tidak akan berair. Semua penonton di studio tersenyum karena hal itu.

Hye Ri bertekad untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar bisa buat masakan yang lezat. Wanita itu menggoda, apa Hye Ri mau memasak untuk kekasihnya.

"Ini rahasia." Jawab Hye Ri manja.


Yoo Mi berdecih mendengarnya. Gitu bilangnya tidak berkencan. Lalu Yoo Mi teringat kembali soal kotak perhiasan itu, ia semakin yakin kalau isinya adalah berlian, berlian yang sangat besar.


Yoo Mi lalu berbaring, ia tidak melihat ternyata ibunya adalah salah satu dari penonton di studio. Masakan Hye Ri sudah masak dan Nyonya Jo menawarkan diri untuk mencicipinya.

Gigitan pertama sangat menjanjikan namun saat dikunyah, Nyonya Go mengernyit. Ia jujur mengatakan kalau masalah Hye Ri itu asin sekali. Hye Ri terkejut mendengar kejujuran Nyonya Jo. tapi Nyonya Jo belum berhenti.

"Ahh, Aku juga tidak bisa masak. Tapi Aku bisa lebih baik darimu." Lanjut Nyonya Jo.


Yoo Mi bekerja keras menghias makan siang untuk Jin Wook. Ji Na mendekat, ia seperti mencium motif tertentu dari usaha keras Yoo Mi itu. Yoo Mi membantah, ia hanya mencurahkan hati nuraninya
ke makanannya. Yoo Mi lalu menanyakan pendapat mereka.

"Aku rasa Direktur Cha akan bilang..." Jawab Eun Bi.


"Apa Aku ini anak kecil?" Sambung Jin Wook setelah melihat makanan itu.

Yoo Mi membantahnya, ia tidak bermaksud begitu. Jin Wook bertanya lagi, kalau begitu apa maksud Yoo Mi, mau kencan dengannya gitu?

"Apa? Saya tidak tahu kenapa Anda menggunakan alasan itu." Bantah Yoo Mi.

Jin Wook yakin dengan tebakannya. Yoo Mi tidak mungkin membuat makanan itu kepada siapa saja. Yoo Mi membenarkan, itu memang bukan makan siang yang tidak berguna, tapi itu artinya juga bukan apa-apa. Yoo Mi sendiri saja bingung saat menjelaskannya.


"Mulai sekarang. Mata, hidung, bibir, dan telinga, semuanya jangan sampai ada di makananku. Aku sudah bilang padamu tapi fokuslah dengan tugasmu jika kau punya waktu luang."

"Baik."


Jin Wook mendadak bertanya kenapa Yoo Mi bohong padanya. Yoo Mi sudah tegang pikirannya langsung menuju ke kotak perhiasan itu. Tapi ternyata Jin Wook membahas soal mantelnya yang katanya sudah Yoo Mi buang.

"ya, soal itu... kelihatannya sangat mahal jadi aku tidak bisa membuangnya." Jawab Yoo Mi.

"Apa hanya itu alasannya? Karena kelihatannya mahal?"

"Iya."


Jin Wook nampak kecewa dengan jawaban Yoo Mi itu. Lalu ia bertanya, apa ada lagi yang ingin Yoo Mi katakan. Yoo Mi hanya mengucapkan maaf.

Jin Wook menjelaskan kalau Yoo Mi bisa tetap bekerja di sana berkat dirinya. Ia menjelaskan kenapa para eksekutif memutuskan makan di kantin padahal super sibuk. Jika saja Yoo Mi tidak memilih menu yang benar, saat itu juga Yoo Mi pasti sudah dipecat. 


"Saya tidak tahu soal itu." Jawab Yoo Mi dan mendadak pikirannya dipenuhi kalimat bahwa Jin Wook bisa saja memecatnya. Ia pun refleks mengucapkan kata maaf dengan keras.

Jin Wook terkejut, Yoo Mi buru-buru meralat kalimatnya dengan mengucapkan terimakasih. Jin Wook bertanya, apa Yoo Mi melakukan kesalahan yang tidak ia tahu?

"Sama sekali tidak. Mulai sekarang, saya hanya bilang kalau saya akan berusaha lebih keras untuk menyiapkan makanan Anda. Saya akan berusaha keras."

Jin Wook mengerti dan menyuruh Yoo Mi untuk kembali.


Setelah Yoo Mi pergi, Jin Wook kembali melihat makanan itu. "Ahhh..... Dia punya sisi imut yang bahkan tidak cocok untuknya."


Di saat yang sama Hye Ri juga membawakan makanan untuk Ketua Cha, hasil masakannya sendiri. Ketua Cha memuji Hye Ri yang cantik dari ujung kepala sampai kaki.

Ketua Cha lalu mencicipi masakan Hye Ri, dari ekspresi awalnya sih bisa terlihat kalau rasanya kacau tapi untuk membesarkan hati Hye Ri, ketua Cha bilang kalau rasanya enak. Hye Ri tersenyum mendengarnya.

Akhirnya Hye Ri mengatakan uneg-unegnya, ini tentang Jin Wook. Ia khawatir tentang Jin Wook yang selalu pilih-pilih soal makanan, jadi ia tidak tahu apa dia bisa makan makanan yang dibuat Ahli gizi itu (Yoo Mi).

"Anak itu tidak makan, makanan yang sudah dibuatkan?"

"Anda tidak tahu, Ayah? Harus gimana ini?"


Jin Wook masuk setelah itu. Ketua Cha langsung bertanya soal makanan yang dibuat ahli gizi itu. Jin Wook menjelaskan kalau ia melakukannya demi kesehatannya. Ketua Cha langsung menyuruh Jin Wook untuk cepat-cepat menikah.

"Aku tidak boleh menikah hanya karena ingin ada yang masak untukku." Tolak Jin Wook.

"Sudah terlalu lama. Aku sudah ingin..... menimang cucu di tanganku."

Hye Ri pura-pura tersipu malu mendengar ucapan Ketua Cha itu.


Setelah keluar dari ruangan Ketua Cha, Jin Wook menyuruh Hye Ri keluar dari acara masak itu. Hye Ri mengira karena JinWook ingin segera menikahinya tapi ternyata hanya karena ia membuat Jin Wook takut.

"Aku tidak bisa merasa semuanya menyenangkan lagi. Jangan langsung datang menemuiku dan menggangguku. Dan jangan bersikap aneh seperti yang di kantin waktu itu."


Hye Ri langsung berkesimpulan kalau Jin Wook dan Yoo Mi ada sesuatu. Jin Wook membantahnya tapi Yoo Mi yakin perasaannya benar.

"pasti ada sesuatu diantara kalian berdua, benar kan?"

"Hei, Joo Hye Ri."

Hye Ri mendadak menarik Jin Wook dan membisikinya, ia tidak bisa jual mahal pada Jin Wook, tidak bisa karena ia 100% sangat menyukai Jin Wook. Jadi jangan berpikir untuk mintanya menjauh.

"Aku akan lakukan apapun yang aku mau. Semua orang tahu kalau Kau kekasihku. Kenapa? Karena aku yang bilang."

Pintu lift terbuka dan Yoo Mi meluncur ke bawah. Jin Wook mendesah, kapan sih Hye Ri akan segera dewasa.


Yoo Mi melihat Hye Ri di lobi, tapi tatapannya tertuju pada kalung yang dipakai Hye Ri.


Yoo Mi mengacuhkan Hye Ri tapi Hye Ri menghalangi jalannya. Yoo Mi mengucapkan maaf, Hye Rin heran, kenapa Yoo Mi mengucapkan maaf.

"Hanya, untuk beberapa alasan..." Jawab Yoo Mi.

Hye Ri bertanya, apa Yoo Mi masih keluar masuk ruang Jin Wook dengan kotak makan itu? Yoo Mi membenarkan karena itu memang tugasnya.

"Baiklah. Aku percaya dengan perkataanmu. Dia hanya orang yang harus makan 3 kali sehari bagimu. Jangan sampai lebih! Ahli gizi Lee Yoo Mi."


Jin Wook duduk di meja kerjanya dan ia melihat kotak perhiasannya tidak tertutup sempurnya. Ia membolak-balik kotak itu dan ternyata eselnya rusak. Jin Wook langsung kepikiran kata-kata Yoo Mi tadi siang dan soal makanan yang dibuat Yoo Mi.

"Apa mungkin... Hei, tidak mungkin. Tunggu, ahhh.... Ah TIDAK MUNGKIN!!!" Ucap Jin Wook yang awalnya hanya berupa gumaman hingga akhirnya teriakan histeris.


Besoknya Di kantor, Yoo Mi mendapat telfon dari seseorang dan ia menjawab.

"Aku sudah selesai menyiapkan makan. Kenapa tiba-tiba saja?" lalu ia menjawab lagi, "ya."

Setelah menutup telfon, Yoo Mi tidak sengaja menjatuhkan makanan yang sudah ia siapkan hingga piringnya pecah, untungnya ia tidak apa-apa. Perasaan Yoo Mi tidak enak, karena waktunya pas sekali dengan makanan yang tiba-tiba jatuh.


Saat rapat, Jin Wook tidak bisa konsentrasi dengan presentasi pekerjanya. Ia masih memikirkan perihal Yoo Mi tapi apapun yang keluar dari mulut Jin Woon diartikan sebagai tanggapan dari materi yang dipresentasikan.

"Tidak, aku yakin dia tidak melihatnya."

Presenter diam sebentar mendengar itu lalu melanjutkan lagi dan Jin Wook kembali bersuara, "Lalu bagaimana jika dia lihat? Kenapa jadi masalah?"


Jin Wook membayangkan reaksi Yoo Mi bila melihat isi kotak itu. Yoo Mi pasti akan berpikiran bahwa dirinya itu orang mesum. Lalu Yoo Mi tertawa terbahak-bahak karena Jin Wook selama ini masih menyimpannya.


Tiba-tiba Jin Wook menggebrak meja. Tidak! Tidak mungkin! semua mengira itu ditujukan pada presentar. AKhirnya presenter undur diri dan akan menjelaskan lagi nanti, lalu kembali ke tempat duduknya.

"Apa? Kenapa Kalian tidak jelaskan." tegur Jin Wook.


Yoo Mi mengecek status Jin Wook. "Kau sudah sangat menghinaku!"

perasaan Yoo Mi jadi tidak enak apalagi melihat Foto yang dipajang Jin Wook. Ia jadi kepikiran, apa Jin Wook sudah tahu?


Yoo Mi lalu menitipkan makanannya pada Sekretaris Jang. Ia beralasan sedang banyak pekerjaan dan meminta sekretaris Jang menyampaikan pada Jin Wook kalau ia membuat makanan itu ekstra hati-hati.


Saat Sekretaris Jang kembali, ia berpapasan dengan Ji Na. Ji Na menyinggung perihal sekretaris Jang yang tidak lagi memakai motif polkadot, padahal Sekretaris Jang sangat seksi dengan motif itu. Sekretaris Jang hanya melotot kaku.

Ji Na lalu berkata nakal, ia ingin tahu, apa pakaian dalam sekretaris Jang juga serupa? Ia penasaran dan ingin melihatnya.

Sekretaris Jang akhirnya bicara dan kalimat pertama yang keluar adalah menanyakan nomor ponsel Ji Na. Ji Na sudah melangkah pergi dati ia berbalik secepat kilat untuk mengatakan nomor ponselnya, "010-9818-1004."


Sebelum masuk ke pintu dapur, Ji Na sempat menatap Sekretaris Jang lagi dan itu membuat pertahanan sekretaris Jang luntur.


Sekretaris Jang membawa makanannya pada Jin Wook. Jin Wook tidak mau menerimanya karena ia sudah bilang tidak lapar sedari tadi. Sekretaris Jang juga sudah bilang pada Yoo Mi tapi Yoo Mi bersikeras membuatnya.


Jin Wook pun berhenti dari membacanya dan membuka keranjang makanan. Pertama yang ia ambil adalah pesan dari Yoo Mi.

Mistake.
1. Error, Kesalahan.
2. Salah menilai salah paham.


Membaca itu, membuat emosi Jin Wook menuju puncak dan ia marah-marah pada sekretaris Jang.

"Aku sudah bilang Aku tidak lapar! Kenapa kau bawa kesini? Kau ini tembok ya? Apa yang Kau pakai?"


Sekretaris Jang langsung membawa makanan itu kembali pada Yoo Mi dan ia balik memarahi Yoo Mi. Ia penasaran, apasih yang Yoo Mi tulis sampai Jin Wook memarahinya seperti itu?!

Yoo Mi hanya menunduk minta maaf. Sekretaris Jang menggebrak meja kemudian berlalu pergi.


Yoo Mi menggumamkan maksudnya. Ia memasak steak tapi ia membuat kesalahan.


Di rumah Jin Wook masih uring-uringan mengingat pesan Yoo Mi itu. Ia menyimpulkan maksud Yoo Mi itu, semua yang terjadi 3 tahun lalu hanyalah kesalahan, jadi dirinya tidak boleh salah paham.

"Kesalahan... Ya, baiklah. Kau pikir kau sudah menemukan kelemahanku, ya? Lalu...lalu apa yang kau ingin aku lakukan? Itu hanya dada... Itu hanya... Ahhh, kenapa aku tinggalkan disini? Bahkan tidak pantas ada di meja apartemenku!" Marah Jin Wook pada kotak itu.


Jin Wook akan membuang kotak itu tapi ia malah dikejutkan oleh sesuatu yang menyembul di samping tempat sampah. Itu adalah boneka Dong Goo dan Jin WOok baru saja melihatnya.

Jin Wook penasaran, milik siapa itu gerangan. Tapi setelah mengambil itu boneka, ia tahu pasti siapa pemiliknya dan ia membuatnya mengeratkan gigi.


Dong Goo tertidur di pelukan Hyun Tae. Hyun Tae menepuk-nepuk punggung Dong Goo sambil melihat Nyonya Jo di TV melalui ponselnya. Yoo Mi datang kemudian dan menanyakan dimana ibunya. Hyun Tae cepat-cepat menyembunyikan ponselnya sebelum Yoo M sempat melihat.

Hyun Tae hanya mengatakan kalau Nyonya Jo keluar sebentar untuk mengurus sesuatu. Lalu Hyun Tae mengalihkan pembicaraan, apa Yoo Mi tidak melihat bonek kelinci Dong Goo, soalnya ia sudah mencari kemana-mana tapi tidak ketemu, padahal itu boneka kesayangan Dong Goo.

Yoo Mi berkata santai, ia akan mencarinya besok dan meminta Hyun Tae memberikan Dong Goo padanya. Tapi tiba-tiba ponsel Yoo Mi berdering, ia pun minta waktu untuk mengangkatnya.


Telfon dari Jin Wook yang menanyakan keberadaan Yoo Mi sekarang. Yoo Mi jujur kalau ia sedang di rumah.

"Tolong, keluar sebentar. Ada yang ingin aku katakan." Kata Jin Wook penuh penekanan dan diakhir, ia mencengkeram boneka Dong Goo.

"Sekarang?"

"Sekarang juga!"


Yoo Mi menawar, sekarang bukan waktu yang pas, bagaimana kalau besok saja di kantor? Jin Wook mengalah, ia yang akan ke rumah Yoo Mi. Yoo Mi hendak protes tapi Jin Wook keburu mematikan ponselnya.


Hyun Tae bertanya, siapa yang menelfon. Yoo Mi menjawabnya dengan wajah putus asa, "malaikat maut yang akan menjemputku."


Yoo Mi sudah menunggu Jin Wook di depan. Jin Wook turun dari mobil dengan wajah bersungut-sungut. Yoo Mi bertanya dengan hati-hati, bagaimana Jin Wook bisa tahu rumahnya?

"CV mu. Saat Aku pertama kali melihatmu di kantor. Aku cek latar belakanganmu, berharap kalau itu bukan Kau."

"Informasi pribadi sangat berharga ..." Gumam Yoo Mi.

"Jadi, Kau tinggal disini."


Yoo Mi lalu menanyakan apa yang ingin Jin WOok bicarakan. Jin Wook menunjukkan boneka Dong Goo, itu milik Yoo Mi kan?

"Itu, ada dimana? Adikku....bukan boneka dia. itu milik anjingku. Disana rupanya!" Jawab Yoo Mi pura-pura ceria.

Jin Wook mengatakan kalau ia menemukannya di ruang baca, apa Yoo Mi masuk ke sana? Yoo Mo hendak menjelaskan tapi Jin Wook keburu memotongnya, melarangnya untuk berputar-putar dan langsung menjawab saja.

"Apa yang Kau lihat di dalamnya?" Tanya Jin Wook.


Yoo Mi lalu menyodorkan sebuah kotak perhiasan baru sambil mengucapkan maaf. Yoo Mi sudah berusaha mencari yang paling menyerupai milik Jin Wook, jadi ia meminta agar Jin Wook mau menerimanya.

"Kau sudah membukanya, kan? Kau membuka dan melihat apa yang ada didalamnya, kan?"


Yoo Mi menjawab kalau ia tahu ukurannya hnaya dengan melihat. Jika Jin WOok memakai sesuatu dengan ukuran seperti itu, leher Jin WOok pasti akan terluka.

"Apa? Jika aku memakainya?" Tanya Jin Wook memastikan.

"Ahh, lebih besar lebih baik, kan?"

"Lebih besar lebih baik? Kau ini, seenaknya saja ya kalau bicara!"

Kelihatannya saja bicara mereka nyambung. Padahal tidak sama sekali. Jin Wook membayangkan bantalan bra tapi Yoo Mi membayangkan kalung berlian.


"Wuaa, kau ini menakutkan. Apa kau senang? Apa kau senang sudah mempermainkanku?"

"Saya tidak mempermainkan Anda. Saya juga sedang banyak pikiran! dan juga kesulitan."

"Apa itu masuk akal?"

"Saya tahu, saya sudah menyentuh sesuatu yang seharusnya tidak boleh saya sentuh. Tapi Anda lah yang meminta saya datang ke rumah Anda! Hari itu akhir pekan! Jika Anda tidak menyuruh saya kesana.."

"Cukup! Apa? Memangnya kenapa? Kau pikir Aku peduli jika kau melihatnya? Tidak. Memangnya apa?"


Hyun Tae berteriak dari kejauhan meminta Jin WOok berhenti. Ia mendekat dan berdiri disamping Yoo Mi. Jin Wook terganggu dengan kedatangan Hyun Tae dan menyuruhnya segera pergi.

"Tidak bisa." Jawab Hyun Tae.

"Hyun Tae, kau tidak pulang?" Tanya Yoo Mi.

Jin Wook menanyakan siapa gerangan Hyun tae itu. Lalu Hyun Tae merangkul Yoo Mi sambil menatap tajam Jin Wook.


****


 --> Epilogue: Kurang tidur

Semalaman Jin Wook memikirkan soal alasan Yoo Mi pergi pagi itu.

Sebenarnya Jin Wook mencak-mencak tidak terima ditinggal oleh Yoo Mi.

"INI TIDAK BENAR!!! Aishhh... AKU SANGAT HEBAT! SUNGGUH!!"

Lalu lama-lama ia frustasi sendiri.


--> Epilogue: Direktur Cha Jin Wook menerima kenyataan 4 situasi

Jin Wook yang tidak fokus dalam rapat menyuruh presenter untuk mengulangi presentasinya. Tapi pada akhirnya ia menyuruh sekretaris Jang untuk memecat presenter itu.


--> Epilogue: Direktur kurang gizi Kita sudah berubah...

Saat makan bersama klien, Jin Wook hampir menghabiskan semua makanan yang tersaji di meja. Ia sangat lahap menyantap semua makanan itu.


--> Epilogue: Cha Jin Wook dan makanan buatan Lee Yoo Mi

Jin Wook sebenarnya menyukai makanan buatan Yoo Mi sampai ia bingung mau memakannya sari mana. Ia bahkan banyak mengambil foto makanan itu dari berbagai sudut. Ia juga banyak mengucapkan Aegyo..
>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search