-->

Sinopsis Introverted Boss Episode 12 Part 1

- Maret 01, 2017
>
Sumber Gambar dan Konten dari tvN

Sinopsis Introverted Boss Episode 12 Part 1


Ayah cemas karena Ro Woon belum juga pulang padahal sudah jam 11 lebih. Ia teringat perkataan Reporter Woo kalau Ro Woon bekerja di "Brain" untuk balas dendam.

"Maaf tidak memberitahu Anda lebih awal. Aku sudah coba menghentikan dia, tapi diabaikan. Jadi, tolong nasehati dia. Saya memberitahu Anda karena mencemaskan dia." Kata Reporter  Woo.


Ro Woon tidak peduli apapun itu, ia akan tetap bersama Hwan Gi, akan di sisi Hwan Gi. Hwan Gi terharu dan mencium Ro Woon.


Mereka tidur bersama sambil berpelukan. Dan saat bangun pagi, mereka kembali berbagi kecupan manis. Hwan Gi bangkit duluan, ia akan membuatkan Ro Woon teh.


Seseorang membawa cirigen minyak memasuki pentahouse diiringi musik menyeramkan.


Orang itu ternyata Ayah dan ia sangat terkejut melihat Ro Woon ada di sana, apalagi saat melihat Ro Woon memakai sepatu yang dibelikannya.

"Apa... yang Ayah lakukan di sini? Apa yang sedang kau lakukan?"

Hwan Gi keluar dengan membawa dua cangkir teh. Ayah tambah terkejut melihat Hwan Gi ada disana. Ayah mengerti sekarang, jadi Hwan Gi adalah Presdir "Brain".

"Lalu, kenapa kau ke tempat pangkas rambutku?"

"Ayah, dia..."

"Diam kau!"

Ayah menanyakan tujuan Hwan Gi sekarang, bahkan dulu Hwan Gi tidak muncul saat kematian Ji Hye. Lalu, kegilaan apa yang membuat Hwan Gi berani duduk tepat di hadapannya?!


Hwan Gi berlutut, "Sa... saya minta maaf. Saya tidak bermaksud menipu Anda."

"Aku tidak tahu apa pun, dan pada seseorang yang telah membuat puteriku meninggal... Aku menggunakan tanganku... Aku menggunakan tanganku memotong rambutmu!"

Ayah menjatuhkan cerigen minyak yang ditentengnya. Hwan Gi terus mengucapkan maaf berkali-kali. Ayah menyuruh Ro Woon pulang, sekarang!

Ro Woon melihat Hwan Gi dengan sedih. Hwan Gi menyuruhnya untuk mematuhi perintah ayah.


Dan seperginya ayah dan Ro Woon, Hwan Gi kembali menangis pilu.

-= Episode 12 - Beban Akibat Kebungkaman =-


Ro WOon ngeyel kalau Hwan Gi bukan orang jahat,mereka saja yang salah paham. Hwan Gi jugalah orang yang selama ini mengiriminya bunga. Selama 3 tahun, Hwan Gi melakukan semuanya dengan rasa bersalah.

"Itu yang dia katakan padamu? Dia minta maaf karena tidak berani muncul? Masuk akal buatmu?"

Ro Woon menjawab itu karena Hwan Gi tidak bisa melakukan apa pun. Tapi sekarang Hwan Gi mencoba... Ayah menyela, apa yang ingin Hwan Gi coba? Kenapa Ro Woon melakukan sesuatu yang tidak berguna? Kenapa Ro Woon ke perusahaan itu?


"Lalu... apa yang sudah Ayah lakukan selama ini? Dia terus datang kemari, sedangkan aku berusaha keras membalas dendam, tapi apa yang sudah Ayah lakukan? "Jangan lakukan apa pun. Jangan katakan apa pun. Diamlah saja!" Ayah bahkan tidak pernah melangkah keluar dari tempat ini! Kakak meninggalkan kita lalu Ibu juga menyusulnya... Semua salah Ayah! Itu karena... Ayah tidak melakukan apa-apa! Orang itu... tahu bahwa dia tidak bisa mengembalikan semua seperti semula. Dia tahu, tapi tetap berusaha melakukan sesuatu. Dia orang yang jauh lebih baik dari Ayah."

Ayah langsung menyuruh Ro Woon keluar. Ro Woon memanggil ayah tapi ayah tetap menyuruhnya keluar tanpa membantah apa yang dikatakannya tadi.


Hwan Gi pulang dan ia terdiam saat melihat jerigen minyak Ayah, tak lama kemudian Ro Woon masuk dan mengeluhkan kalau di luar dingin.

"Kenapa kau di sini?" Tanya Hwan Gi.

"Bos juga habis dari luar, 'kan! Habis darimana? Berkeliaran di suatu tempat?" Ro Woon balik bertanya karena melihat jaket Hwan Gi kotor.

Hwan Gi langsung mencopotnya, ia menyuruh Ro Woon untuk pulang. Ro Woon mengaku kalau ia diusir, jadi ia minta ijin untuk menginap. Hwan Gi tidak mengijinkannya, pokoknya Ro Woon harus pulang.

"Ayahku memang tidak banyak bicara, tapi sekali memutuskan, dia tidak akan berubah pikiran. Aku hanya akan diusir lagi kalau pulang." Bujuk Ro Woon.

"Chae Ro Woon!"


Ro Woon mengalah, ia akan pulang kok tapi sekarang ia kedinginan dan lapar. Ia ingin makan sesuatu yang hangat. Ro Woon langsung melesat ke dapur untuk mencari ramyeon. Hwan Gi melarangnya menyentuh apapun.

Hwan Gi memasakkan mie untuk Ro Woon. Ro Woon memakannya dengan lahap, rasanya hangat eperti makan di rumah.


Hwan Gi bertanya, kenapa Ro Woon tidak makan di rumah jika memang merindukan masakan rumah. Ro Woon baru ingat kalau Hwan Gi tahu semuanya. Ro Woon meletakkan sumpitnya dan mengatakan candaan, ia lebih cantik saat jadi pendiam, 'kan?

"Kau mencoba menguatkan diri dengan bersikap riang dan bahagia di luar rumah. Pulang hanya membuatmu hancur, begitu?" Tebak Hwan Gi.

"Itu salah satu alasan. Alasan lain adalah ayahku. Kita memiliki kesamaan. Sebagaimana orang-orang menyuruhmu menjadi seperti Kang Woo il, orang tuaku selalu menyuruhku seperti Kakakku, sampai aku lelah karenanya. Mereka menyuruhku setenang dia. Bahkan setelah Kakakku meninggal. Aku sudah memenuhi keinginan Ayahku. Seperti iyulah ayahku."

Ro Woon melihat cerigen minyak yang ditinggalkan ayahnya. Ayahnya datang seolah siap membakar seluruh gedung ini, tapi justru pergi tanpa melakukan apa pun.


"Mungkin, dia mencoba menahan dirinya. Demi kau. Dia menyuruhmu diam untuk melindungimu. Itu karena dia memahami kepribadianmu lebih dari orang lain. Dia takut kau akan terluka jika bertindak gegabah. Sekarang, kau satu-satunya yang dia miliki. Melakukan sesuatu pasti sulit. Tapi, tidak melakukan apa pun juga lebih sulit."

Ro Woon terharu, kemungkinan besar itu benar, tapi kenapa ayahnya tidak mengatakannya langsung. Hwan Gi menjawab tidak ada untungnya. Ro Woon tersenyum, ayahnya dan Hwan Gi memang sangat mirip.

"Aku tidak mengerti kenapa berakhir dikelilingi para pria yang tidak mau mengungkapkan apa pun."


Ayah melihat potongan artikel Hwan Gi berjudul, "Presdir Misterius dari Perusahaan PR Memiliki Sisi Kasar!" Ayah baru tahu kalau Ro Woon lah pelakunya tapi ia tidak mengerti, kenapa Ro Woon malah bersama hwan Gi.


Hwan Gi menyuruh Ro Woon pergi jika sudah selesai makan. Ro Woon ingin mengulur waktu dengan mencuci piring tapi Hwan Gi melarangnya, jika Ro Woon seperti itu, Hwan Gi tidak akan sanggup menemui Ayah.


Ro Woon mengerti, ia memakai mantelnya dan mulai berjalan. Tapi saat Hwan i tidak melihat, ia langsung berlari ke kamar. Hwan Gi sigap dan langsung menarik mantelnya.

"Hei, ayolah! Bagaimana kalau aku pulang lalu berakhir dibuat patah kaki?"

"Kalau begitu sampai jumpa di rumah sakit. Aku akan menjengukmu."

"Benar-benar."


Ro Woon punya ide, ia melepas mantelnya dan berlari menuju sofa. Ia kembali membujuk, ini sudah larut dan ayahnya juga masih sangat marah. Sehari saja ijinkan ia menginap, please..

"Chae Ro Woon. Kumohon. Kumohon." Ujar Hwan Gi sambil menggeleng.

"Ya, oke. Aku mengerti, aku mengerti. Kalau kau berkeras, aku akan pergi ke sauna atau motel."


Hwan Gi luluh dan membiarkan Ro Woon menginap hanya untuk semalam, tapi ia harus tidur di tenda. Ro Woon mengeluh, semalam kan mereka juga tidur seranjang tapi kenapa sekarang tidak.

"Semalam kita sama-sama sakit. Karena kita berdua sama-sama sakit. Kurasa, kita perlu menjaga jarak. Jangan melanggarnya. Sebaiknya, jangan keras kepala." Jawab Hwan Gi.


Hwan Gi tidak bisa tidur tapi Ro Woon sudah lelap dan mendengkur. Hwan Gi sangat penasaran, ia ingin tahu seberapa imutnya Ro Woon saat mendengkur.

"Tidak, itu bukan karena aku penasaran. Aku takut dia akan sesak nafas akibat mendengkur. Jangan-jangan, bantalku terlalu tinggi buat dia. Tidak, tunggu! Jangan-jangan dia membuang semua bantalku! Benar. Aku hanya ingin memastikan!"


Hwan Gi pun bangun untuk melihat Ro Woon, ia tersenyum karenanya. Kaki Ro Woon tidak terbungkus selimut, Hwan Gi pun membetulkan letak selimutnya. Kepala Ro Woon juga tidak di atas bantal. Hwan Gi mengangkatnya pelan-pelan tapi Ro Woon terbangun.

Hwan Gi refleks melempar kepala Ro Woon dan buru-buru masuk ke dalam tenda.


Ro Woon tersenyum, ia mendekati tenda Hwan Gi dan membuka kantong tidurnya.Hwan Gi bersikeras kalau semua ini salah paham, ia hanya ingin membetulkan posisi bantal Ro Woon. Lalu Hwan Gi menutupi kembali kepalanya.

Ro Woon membukanya lagi tapi hanya sebatas hidung. Ia tersenyum dengan tingkah Hwan Gi, lalu mengecup keningnya.

"Kau harus bersyukur aku membiarkanmu kali ini. Kalau kau mendekatiku sekali lagi aku tidak akan tinggal diam. Aku akan menamatkanmu."

Ro Woon kembali menutupi kepala Hwan Gi dan kembali ke tempat tidur. Ro Woon belum tidur, ia teringat sesuatu.

Kilas Balik...

Ro Woon melihat Hwan Gi datang ke rumahnya setelah ia dan Ayah pulang. Ayah menyiram Hwan Gi dengan garam. Lalu mengeluarkan semua bunga yang Hwan Gi kirim dari kamar Ro Woon dan melemparkannya pada Hwan Gi.


Hwan Gi berlutut tanpa mengatakan apa-apa. Ayah makin kesal, ia memukuli Hwan Gi dengan bunga kering dan saat semua bunganya sudah rontok ayah menggunakan tangan.

"Apa maumu? Apa maumu? Apa maumu? Buat apa kau kemari? Pergi! Buat apa kau kemari? Pergi! Buat apa? Kenapa? Kenapa? Kenapa? Kenapa? Pergi!"

Hwan Gi hanya terdiam dan menunduk. Ayah lama-lama lelah dan ia menangis.

Kilas Balik selesai...


Sun Bong mendadak datang ke kantor sangat pagi bahkan Ro Woon dan Hwan Gi pun belum bangun. Mereka panik harus bagaimana.


Ro Woon menyarankan agar mereka keluar saja dengan percaya diri. Pura-pura sedang mengobrol.

"Tunggu! Jelas kau baru bangun tidur. Lihat penampilanmu. Sun Bong sangat teliti, kau tidak tahu?" Cegah Hwan Gi.

"Um, lalu bagaimana?"


Hwan Gi mendekati Sun Bong, ia sedikit memuji Sun Bong yang datang pagi. Sun Bong menjawab kalau ia sedang mencoba jadi pegawai yang lebih baik. Membaca pagi-pagi juga sangat baik.

"Aku mengerti. Kalau begitu, mau minum teh?"

Sun Bong menunjukkan botol miliknya, ia sudah minum ternyata. Hwan Gi mengatakan ia belum minum apapun dengan nada tegas. Sun Bong mengerti dan bergerak ke dapur untuk membuatkan teh.


Saat itu Hwan Gi menyuruh Ro Woon untuk segera pergi. Ro Woon mengendap-endap tapi tiba-tiba ia bersir. Tidak mau Sun Bong curiga, Hwan Gi langsung memeluk Sun Bong dan mengatakan mencintai Sun Bong dangn lantang. Sun Bong terkekeh.


Saat Ro Woon bersin lagi, Hwan Gi refleks menjega kaki Sun Bong dan membuat Sun Bong jatuh. Sun Bong meringis kesakitan.

"Apa ini artinya kau membenciku?"

Ro Woon berhasil bergerak lagi karena insiden itu. Tapi lemudian Yoo Hee datang. Ro Woon pun bersembunyi dibalik akuarium. Yoo Hee langsung menghampiri Sun Bong tanpa mencurigai sesuatu.

Sun Bong tidak tidak mau datang pagi lagi, ia kapok.


Ro Woon menunggu di kamar mandi. Hwan Gi mengiriminya pesan, "Perubahan rencana. Tetaplah sembunyi. Akan kubelikan baju ganti."

"Tunggu? sampai kapan?" Gumam Ro Woon.


Hwan Gi bingung memilih baju untuk Ro Woon. Lalu iamembayangkan Ro Woon memaksi semua baju yang dipilihnya dan semua cocok untuk Ro Woon. Ia pun tambah bingung.


Yi Soo datang ke toko itu dan melihat Hwan Gi. Hwan Gi terkejut, kenapa Hwan Gi ke sana.

"Ini toko pakaian wanita. Aku yang aneh datang kemari, atau justru kau? Baju untuk siapa itu?" Tanya Yi Soo.

"Aku. Tunggu, bukan..."

"Apa-apaan? Kau punya kekasih?"

"Tidak, kok."

"Tidak apanya? Buat apa dirahasiakan?"

"Tidak, kok."

Yi Soo menawarkan bantuan, ia bertanya seperti apa kekasih Hwan Gi, Seksi? Polos? Hwan Gi menggeleng, tapi saat Yi Soo berkata imut. Hwan Gi membenarkan walaupun langsung mengelaknya kembali karena malu.


Usai belanja. Yi Soo mengungkapkan kalau ia ingin bertemu gadis yang sudah merobohkan dinding baja Hwan Gi. Ia meminta Hwan Gi membawanyake pernikahannya. Pernikahannya akan digelar privat untuk keluarga. Sebenarnya i Woo sedang jalan-jalan untuk memilih hadiah pernikahan, tapi memutuskan cukup tukar cincin.

"Yi Soo..."

"Aku tidak membutuhkan hal lain. Sekarang, kau sudah memiliki seseorang yang dikasihi. Kau pasti memahamiku. Kau pasti memahami perasaanku."


Ro Woon lelah menunggu, ia hampir saja keluar kalau Hwan Gi tidak datang. Hwan Gi minta maaf, ia lama memilihnya karena tidak tahu selera Ro Woon.


Tiba-tiba mereka mendengar Se Jong yang mengajak Gyo Ri bicara dan suara langkah mereka menuju kamar mandi. Hwan Gi pun mengajak Ro Woon untuk segera bersembunyi.


"Um, Gyo R-nim. Apa aku melakukan kesalahan padamu?"

"Apa?"

"Aku tidak yakin ini akan menghiburmu atau tidak. Tapi, ibuku itu sesuatu. Um, dia bukan orang yang ragu melempar amplop uang, atau bahkan menjambak dan menyiram kopi ke wajahmu!"

"Um, itu yang ingin kau katakan? Memang aku pernah bilang menyukaimu?"

"Ya, Sun Bong-nim sempat menyinggungnya. Tidak benar, ya?"

"Tidak benar."

Se Jong lega ia kira Gyo Ri sungguh menyukainya. Ia tidak tahu lagi yang harus ia lakuka. Dan Se Jong keluar duluan meninggalkan Gyo Ri.


Gyo Ri manatap banyangannya di cermin dengan sedih, "Dia merasa sangat sedih saat Ro Woon menolaknya. Tapi, bagaimana dengan perasaanku?"

Hwan Gi dan Ro Woon mendengar deshan Gyo Ri itu.
>

3 komentar

avatar

Terima kasih chingu atas sinopsisnya. Ditunggu part 2 nya ya..smangat

avatar

Mkasih min,,,dtunggu part 2 nya

avatar

Makasih atas recapny


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search