-->

Sinopsis Defendant Episode 12 Part 1

- Maret 02, 2017
>
Sumber Gambar dan Konten dari SBS

Sinopsis Defendant Episode 12 Part 1


Jung Woo sudah berhasil sampai di atap membuatnya yakin benar-benar bisa kabur dari penjara sekarang. Tapi tiba-tiba terdengar suara bentakan Kepala Sipir, "Kau kira aku tidak akan tahu?"


Jung Woo langsung menunduk terkejut. Suara itu berasal dari bahwan. Jung Woo pun mengendap mengintipnya.


Kepala Sipir bicara dengan Kepala Keamanan bahwa ia mendnegar ada barang-barang bagus seperti rokok dan minuman sudah diselundupkan ke dalam sana. Kepala keamanan mencoba mengelabuhi Kepala sipir dengan berkata kalau ia tidak tahu apa yang dibicarakan Kepala Sipir.

"Kudengar salah satu dari staff kitalah yang bertanggung jawab. Pria itu menjual berbungkus-bungkus rokok yang nilainya hanya 5 dolar dengan harga lebih dari 50 dolar. Aku harus menemukan penipu itu."

Kepala Keamanan akan mencari tahu hal itu. Tapi kepala sipir tidak mengijinkannya, ia akan melakukannya sendiri, toh itu sama sekali bukan hal yang sulit. Kepala Sipir memerintahkan untuk melakukan investigasi yang lebih luas secepatnya.



Jung Woo buru-buru kembali dengan kecepatan pebuh, tapi saat ia sampai di ruang kepala sipir, ia melihat kepala sipir sedang menelfon seseorang. Kepala Sipir memerintahkan untuk memanggil Petugas Kim. Setelah itu Kepala keamanan masuk ke dalam ruangannya, untungnya disana sudah kosong.

"Berani sekali dia mencoba melakukan hal lain? Harus kuapakan dia?" Gumam Kepala Sipir.

Kepala sipir merasakan sesuatu, ia melihat ke sekeliling ruangannya tapi tidak ada siapapun disana. Kepala sipir mencurigai satu tempat, kolong mejanya. Ia elan-pelan menuju ke sana dan... tidak ada apa-apa disana. Kepala sipir pun menepis kecurigaannya.


Kepala sipir kemudian membuka jendela untuk merok*k. Jung Woo ternyata tadi keluar lagi dan bersembunyi di samping jendela, untung Kepala sipir tidak melihatnya.

Petugas Kim mengetuk pintu. Kepala Sipir menyuruhnya masuk dan memerintahkan untuk melakukan pemeriksaan sel malam ini.


Jung Woo berlomba dengan para petugas. Beruntung pemeriksaan tidak dimulai dari gedung sel-nya jadi ia masih memiliki waktu untuk kembali tapi apakah waktunya itu cukup.


Aba-aba akan adanya pemeriksaan sudah sampai di gedung sel Jung Woo. Semua teman-temannya cemas karena Jung Woo belum juga kembali. Bang Jang menebak, jangan-jangan Jung Woo sudah tertangkap.

"Mungkin, ya. Dia sudah tertangkap." Jawab Woo Ruk.

"Sialan kau." Bentak Cheol Sik.

Mong Chi merasa aneh karena rasanya semua berjalan lancar sekali. Ia mengungkit perkatannya yang dulu, seharusnya Jung Woo keluar lewat jendela kiri bukannya kanan.

"Itu kan tepat di depan ruangan petugas. Bagaimana bisa dia keluar dari sana?" Cheol Sik kembali membentak.

Mereka semua sudah pasrah. Habislah sudah!


Jung Woo masih terus berlari, tapi ia tidak sadar sudah terekam kamera CCTV.


Petugas sampai di gedung sel Jung Woo. Dan sekarang giliran sel Jung Woo. Petugas membuka sel, menyuruh semuanya untuk keluar. Tapi semuanya berdiam diri membuat petugas harus masuk. Petugas menyadari kalau Jung Woo tidak ada.

"Dimana Tahanann 3866?"Bentak petugas.


Semuanya hanya diam. Bang Jang akan buka mulut tapi tidak jadi. Jung Woo keluar dari toilet, ia berbohong sedang sakit perut jadi masuk akal ia tampak ngos-ngosan.

Petugas lega dan menyuruh mereka semua keluar tapi dari walkie-talkie petugas dikabari kalau pelakunya sudah tertangkap. Petugas pun tidak jadi melakukan penggeledahan dan mengijinkan mereka kembali istirahat.

Semua orang baru bisa lepas dari ketegangan saat Petugas menutup kembali pintu sel mereka.


Cheol Sik, Jung Woo dan Mong Chi selalu bersama. Mereka membahas soal Rakun yang akhirnya tertangkap. Jung Woo bertanya, siapa yang bekerja sama dengan Rakun.


Barang bukti dibawa ke ruangan kepala sipir. Pelakunya adalah Kepala Keamanan (Park Gwan Tae). Kepala sipir memarahi Kepalakeamanan habis-habisan. Kepala keamanan minta maaf, ia terpaksa melakukannya karena tuan tanahnya meminta bayaran yang terlalu mahal untuk sewanya.

"Apa kau baru saja bilang semua perbuatanmu itu bisa dimaklumi? Sekalian saja kau buka warung serba ada di sini."

Kepala keamanan mohon pengampunan dari Kepala sipir kali ini saja. Ia memberikan buku tabungan untuk Kepala sipir, nominalnya 19.598.000 won. Kepala sipir pun luluh.


Jung Woo bercerita kalau ia bisa mencapai atap. Moong Chi mengatakan tantangan yang sebenarnya dimulai sekarang. Rutan Woljeong susah untuk itembus.. karena mereka (menunjuk menara penjaga dengan gaya sok peregaangan).

"Berapa banyak menara pengawas di sana?" Tanya Jung Woo.

Moong Chi sibuk menghitung tapi Cheol Sik malah mendahuluinya menjawab, totalnya ada lima menara. Cheol Sik bertanya pada Jung Woo, apa bisa mengatasinya. Ia sudah cari tahu cara keluar dari sana hanya ada satu. Dari atas pagar, dari bawah pagar, atau menembus pagar.

"Hei, bahkan anjing pun tahu teori semacam itu. Aku bahkan sudah memeriksa selokan." Kesal Moong Chi.


Saat mengambil bahan makanan dari truk pengantar, Jung Woo memperhatikan sekitar dan Tae Soo melihat gelagat Jung Woo itu.


Min Ho kembali ke kantor dan ternyata Ibunya sudah menunggu di ruangannya. Perawat Nyonya Myung mengatakan Nyonya Myung sudah merasa baikan jadi ingin berkunjung. Perawat kemudian meninggalkan mereka berdua.

Nyonya Myung berkata kalau belakangan ini ia bermimpi yang sangat buruk. Min Ho yang sedang pergi sebenarnya dia ada di pemakaman. Nyonya Myung ingin bicara dengan Min Ho, untuk memastikan kalau dia baik-baik saja.

"Bisa kau telpon dia? Tidak peduli berapa kalipun aku menelponnya, dia tidak menjawab."

"Aku baru-baru ini dapat telpon darinya. Aku harus bilang padanya untuk menelpon Ibu."

"Telpon saja dia!"


Min Ho pun pura-pura menelfon dan setelahnya ia berkata kalau Min Ho tidak mengankat telfonnya. Nyonya Myung tiba-tiba berdiri di belakangnya dan memanggilnya Min Ho serta bertanya dimana Seon Ho sekarang sambil teriak.

"Ibu."

"Kenapa kau memakai bajunya Seon Ho? Apa-apaan kaca mata itu? Min Ho. Bisa kau jelaskan apa yang sebenarnya terjadi? Di mana kakakmu? Di mana Seon Ho?" Perawat masuk karena mendengar keributan. Saat itu Nyonya Myung hampir pingsan, perawat pun segera membawa Nyonya Myung kembali ke RS. Saat sampai di pintu Nyonya Myung kembali memanggil Min Ho dan ia menggeleng.


Jun Hyuk menghadap Deputi jaksa. Deputi Jaksa berpesan agar Jun Hyuk mempelajari semua yang diinginkannya selagi Jun Hyuk ada di Amerika.

"Kasus Jeong Woo sudah diselesaikan, bukan?"

"Apa?"

"Dia sudah menyerah naik banding. Meskipun prosedur hukumnya sudah selesai,kau pasti tetap merasa cemas karena dia adalah temanmu."

"Kasusnya sudah tuntas."

"Jaksa Kang. Tidak ada hal yang jauh lebih memalukan daripada kesalahan dari sebuah investigasi."

Jun Hyuk was-was, kenapa Deputi jaksa mendadak mengatakan hal itu. Deputi Jaksa tertawa, ia tidak bermaksud apa-apa, hanya sedang teringat masa lalu. Ia melakukan satu kesalahan saat investigasi dulu. Kesalahannya adalah menutupi kebenaran. Memang jika seorang jaksa mengakui dan memperbaiki kesalahannya adalah hal yang luar biasa. Tapi saat itulah karirnya akan berakhir.


Jun Hyuk mengeluarkan boneka nemo yang disembunyikannya di laci. Jun Hyuk memutar rekamannya tapi tidak sampai habis. Ia lalu memasukkannya ke dalam kardus, tapi setelahnya ia kesal.

"Kenapa kau harus melakukan itu? Cha Seon Ho."


Jung Woo dkk kembali rapat. Bang Jang bertanya, apa Jung Woo sudah memutuskan jalan yang akan Jung Woo gunakan untuk kabur. Jung Woo mengangguk, ia akan melewati menara pengawas.

Mong Chi tidak setuju, Jung Woo sudah tidak waras ya, kan petugas mengawasi mereka dari sana, jadi bagaimana caranya bisa kabur. Jung Woo menjelaskan, gerbang depan terlalu riskan dan untuk menembus pagar mereka harus melintasi menara pengawas.


"Kau kira petugas hanya akan diam di sana? Mereka akan menembakmu. Mereka akan meledakkan kepalamu." Jelas Woo Ruk yang disetujui oleh Cheol Sik.

Moong Chi menyentuh perutnya, ia tidak akan membiarkan uang dua juta dolarnya sia-sia jadi apapun resikonya ia ikut saja. Moong Chi tidak sadar akan apa yang barusan ia ucapkan. Woo Ruk mendengar dengan jelas semua itu, ia lalu menyerang Moong Chi untuk melihat apa yang ada dibalik baju Moong Chi.


Woo Ruk berhasil mendapatkan koyo yang selalu ditempel di perut Moong Chi dan ternyata dibaliknya ada tiket lotre. Woo Ruk mengopernya pada Bang Jang dan Mil Yang. Woo Ruk langsung bersikap baik pada Moong Chi, ia sudah keluar penjara beberapa kali, tapi yang ia curi tidak pernah lebih dari 10.000 dolar. Moong Chi mengerti, ia akan memberikan 5.000 dolar untuk Woo Ruk.

Cheol Sik mengembalikan ke topik, ia bertanya menara pengawas mana yang akan Jung Woo lewati. Jung Woo menunjuk peta, menara pengawas yang ada di lapangan. Moong Chi mengingatkan, kalau yang itu maka mereka akan langsung tertangkap.

"Hanya itu yang punya tangga susur." Alasan Jung Woo.

"Kenapa yang itu?" Tanya Woo Ruk.

"Mereka sudah memperbaiki tangga susurnya waktu ada badai tempo hari." Jawab Mil Yang.

Untuk memanjat towernya, Jung Woo butuh sesuatu. Bang Jang menebak, untuk menahan talinya dan Jung Woo membenarkan. Bang Jang bertanya lagi, apa Jung Woo sudah menentukan rutenya. Jung Woo menjawab "iya" dengan yakin.


Mereka bertiga duduk di bangku. Cheol Sik menanyakan rute yang dimaksud Jung Woo.

"Aku akan melewati jendela di ruang Kepala Sipir. Aku akan jalan di sana dan melewati atap. Aku akan memnajat pipa air."

Tapi masih ada dua pagar sebelum mereka sampai di lapangan dan Jung Woo berharap semoga ada kunci yang pas.


Malam harinya Jung Woo kembali memeriksa, ia telah berhasil sampai di gerbang lapangan pertama. Ia berhasil membukanya tapi tidak ada kunci yang cocok untuk gerbang kedua.


Jung Woo menjelaskan itu saat sarapan. Moong Chi kesal, kenapa malah kunci yang sangat penting yang tidak mereka miliki. Woo Ruk menyalahkan Moong Chi karena mencuri kunci yang salah.

Jung Woo punya rencana cadangan, untuk masuk ke lapangan ia harus memotong jerujinya.


Tae Soo datang, mengajak Jung Woo ke ruangannya. Tae Soo menunjukkan rekaman CCTV Jung Woo di dekat tangga.

"Kau mencoba untuk kabur lagi.. demi bertemu Ha Yeon, 'kan?"

"Tae Soo-ah."

Tae Soo sudah melihat foto Ha Yeon, Jung Woo bertemu Ha Yeon di rumah sakit kan. Jung Woo mengangguk. Tae Soo menuntut Jung Woo untuk mengatakan semuanya. Jung Woo juga tahu sendiri ia sudah hampir gila demi bisa menemukan Ha Yeon. Ha Yeon masih hidup, dan Jung Woo terus-terusan mencoba kabur demi bisa bertemu dengannya.

"Apa yang terjadi? Katakan padaku." Pinta Tae Soo.

"Malam itu.. seseorang datang ke rumahku."


Min Ho membaca undangan dari Eun Soo dengan penuh. Eun Soo mengundangnya untuk datang ke pertunjukannya di sekolah.


Setelah mendengar penjelasan Jung Woo, Tae Soo marah besar. ia bersumpah akan membunuh Min Ho. Jung Woo mengingatkan, kalau mereka salah langkah maka Ha Yeon bisa ada dalam bahaya.

"Maafkan aku. Aku tidak bisa melindungi Ji Soo." Ujar Jung Woo.

"Apa yang harus kulakukan?


Direktur mempersilahkan Ha Yeon keluar dari rumah sakit. Beliau berpesan agar Ha Yeon meminum obatnya dengan teratur. Ha Yeon berterimakasih pada direktur dengan sopan. Direktur memuji Ha Yeon sebagai anak yang baik.


Perawat lalu menunjukkan penginapan yang bisa Ha Yeon dan Seong Kyu tempati. Seong Kyu meminta Ha Yeon menunggu disana dan ayah akan menjemput Ha Yeon. Ha Yeon mengerti.

"Kau merasa sakit 'kan selama ini?"

"Aku tidak sakit lagi, kok. Ayah bilang aku tidak boleh sakit."

"Kau memang anak baik, ya 'kan?"


Eun Hye pulang dengan membawa tas belanjaan. Bibi mengikutinya masuk ke kamar lalu mengeluarkan belanjaan Eun Hye yang ternyata adalah baju dan celana pria. Bibi kesal karena Eun Hye selama ini tidak pernah membelikannya baju malah membelikan pria.

"Itu semua adalah barang-barang yang kuperlukan demi klien." Jawab Eun Hye lalu mengusir bibinya agar keluar kamarnya.

Eun Hye mengingat pertemuannya dengan Jung Woo kemarin.

Kilas Balik...


Eun Hye mengkhawatirkan keadaan Jung Woo. Jung Woo tidak menyesali itu karena ia berhasil bertemu Ha Yeon. Eun Hye menanyakan dimana Ha yeon sekarang. Jung Woo tidak bisa mengatakannya pada Eun Hye bukan karena ia tidak mempercayai Eun Hye tapi karena Eun Hye akan berada dalam bahaya juga.

"Aku harus pergi sendiri." Lanjut Jung Woo.

"Bagaimana kalau kau tidak bisa melarikan diri?"

"Aku pastikan aku akan temukan jalan keluar. Ada sesuatu yang kubutuhkan. Kumohon lakukan ini untukku."

Jung Woo mengulurkan catatan untuk Eun Hye. Setelah Eun Hye membacanya Jung Woo menjelaskan, stasiun Woljeong ada di dekat sana dan di jalan akan ada sebuah sekolah yang sudah tak terpakai. Ia mohon Eun Hye meletakannya di pos satpam sekolah. Ia akan segera mengontak Eun Hye begitu ia tiba di Seoul.

Kilas balik selesai...


Ji Hye lalu browsing peta kota  Woljeong untuk menemukan letak sekolah kosong yang dimaksud Jung Woo.


Jung Woo ada di ruang Kepala Sipir dan ia memperhatikan peta yang terpajang disana saat Kepala Sipir membuatkannya teh.

Kepala Sipir bertanya, bagaimana rasanya bekerja menjadi relawan, menyenangkan? Jung Woo mengiyakan dan ia berterimakasih pada Kepala Sipir atas hal itu. Kepala Sipir menanyakan barang bukti atas tuduhan Jung Woo pada Min Ho itu.

"Ingatanku belum kembali sepenuhnya." Jawab Jung Woo.

"Ini benar-benar membuat frustasi. Aah, benar juga. Hampir saja aku lupa." Kepala Sipir menunjukkan surat perintah pemindahan Jung Woo ke Rutan Jinpoong, penjara tempat Jung Woo akan dieksekusi. "Bagaimana menurutmu? Apakah ini bisa membantumu mengembalikan ingatanmu? Kau akan punya waktu untuk berpikir sampai hari pemindahanmu. Dengan itu aku bisa cari cara untuk membantumu."


Jung Woo menunjukkan surat pemindahan itu pada teman-teman. Sialnya Jung Wo o akan dipindahkan dalam 4 hari ke depan. Cheol Sik menyuruh Jung Woo memberikan saja apa yang Kepala Sipir minta. Jung Woo tidak bisa melakukan itu.

"Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Moong Chi.

"Ayo kita kabur sebelum harinya tiba." Jawab Jung Woo.

"Apa? Dalam 10 hari saja susah, dan sekarang kau mau kabur dalam 4 hari?" Tanya Cheol Sik dan Jung Woo mengangguk mantap.


Seok ke RS Maria, ia menunjukkan foto Seong Kyu pada direktur. Ia berbohong kalau Seong Kyu (yang diakuinya sebagai teman) ada di RS itu tapi ia kehilangan kontak dengannya. Seok meminta Direktur memberitahukan kapan Seong Kyu keluar dari sana.

"Aku tidak tahu. Aku tidak pernah bertemu dengan pria ini. Aku minta maaf, tapi dia tidak ada di RS ini." Jawab Direktur.


Seok pun keluar dan saat ia akan masuk mobil, ia melihat mobil yang di parkir di samping RS. Seok mendekatinya, ia mengintip ke dalam. Di sana banyak snack anak-anak. Seok yakin kalau itu adalah mobil Seong Kyu.


Tae Soo mampir ke restoran ibunya untuk makan. Saat melihat ibunya, ia teringat pesan Jung Woo untuk menyembunyikan semua ini dari ibunya karena takut ibunya akan sakit lagi. 

"Enak sekali. Masakan Ibu rasanya semakin enak." Puji Tae Soo.

"Tae Soo-ah. Ibu.. punya permintaan padamu."

"Apa?"

"Jung Woo sangat suka ini. Bisa kau bawakan semangkuk saja untuknya?"

Tae Soo meletakkan sendoknya. Ibu langsung meralat kata-katanya, ia seharusnya tidak mengatakan halsemacam itu.

"Bungkuskan saja." Jawab Tae Soo.

"Apa?"

"Akan kuberikan padanya."

Ibu senang dan langsung menuju dapur.

"Ibu. Tunggulah sebentar lagi." Batin Tae Soo.


Jung Woo berhasil keluar lagi malam ini dan ia langsung menuju lapangan untuk menggergaji kawat pembatas. Dengan kegigihannya ia berhasil melakukannya.


Jung Woo menunjukkan pada Cheol Sik dan Moong Chi dimana pagar yang ia gergaji. Mereka duduk di pinggir pagar itu. Jung Woo lega karena hanya tinggal satu yang harus mereka atasi.

Moong Chi bertanya, apa yang akan mereka lakukan dengan menara pengawas itu, soalnya lapangan adalah area terbuka, tidak ada tempat untuk bersembunyi. Tiba-tiba bola mengarah ke pagar yang Jung Woo gergaji. Moong Chi sigap untuk menangkap bola itu agar tidak mengenai pagar. Kalu sampai kena bisa bubar rencana mereka.


Jung Woo melihat petugas menuju menara pengawa, ia mengajak Cheol Sik dan Moong Chi untuk mengikutinya. Mereka bertiga mengawasi gembok pintu menara dan ternyata sangat besar. 

"Kita tidak punya kunci untuk yang itu. Kita tidak akan bisa membukanya. Kita masih punya lampu pengawas yang harus diatasi. Sudah kubilang, kita cari cara lain saja." Paksa Cheol Sik.

"Tidak. Ini adalah satu-satunya cara untuk keluar." Yakin Jung Woo.
>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search