-->

Sinopsis Introverted Boss Episode 8 Part 1

- Februari 17, 2017
>
Sumber Gambar dan Konten dari tvN

Sinopsis Introverted Boss Episode 8 Part 1


Di hotel, Ro Woon dan Si Won menunggu seseorang. Jadi setiap ada mobil yang berhenti mereka senang tapi kembali cemberut saat yang keluar bukan orang yang mereka harapkan. Sementara itu, Hwan Gi dan panda masih di jalan menuju ke hotel.



Mobil selanjutnye berhenti dan Ro Woon tersenyum senang. Tapi setelah melihat wajah orang yang turun, Ro Woon kembali cemberut. Dia adalah Woo Il. Ro Woon bertanya, kenapa Woo Il kesana.

"Aku merindukan seseorang. Aku melompat naik pesawat karena merindukan dia." Jawab Woo Il.

"Dan, sampai kemari? Sejauh ini?"

"Hanya ini satu-satunya cara aku dapat bertemu dia. Aku ingin bertemu dia." Ro Woon tersenyum, tapi Woo Il melanjutkan, "Dimana Direktur?"

Ro Woon malu, ia terbata-bata mengulangi pertanyaan Woo Il, Di-rektur?

"Apa kau berpikir kalau yang kumaksud..."

"Tidak, tidak! Sama sekali tidak." Bantah Ro Woon.

"Kau juga turut andil, kok. Aku merasa harus datang karena merasa cemas setelah kau meneleponku."

"Seharusnya aku tidak bilang begitu."


Si Won terbangun dan memanggil Ro Woon. Ro Woon menggunakan kesempatan itu untuk mengajak Woo Il pergi dan mengantarnya bertemu direktur. Ro Woon yakin kalau Direktur akan sangat senang bertemu Woo Il.


Woo Il memberi hormat pada Direktur, Direktur memegang tangan Woo Il lalu memeluknya. Ro Woon dan Si Won melihat mereka lalu Ro Woon mengajak Si Won pergi memberikan mereka berdua waktu.


Si Won bertanya, kenapa Ro Woon menangis? Apa Woo Il itu jahat. Ro Woon membantahnya, Woo Il itu tidak jahat. Si Won bertanya lagi, kalau begitu karena Woo Il bukan Ahjussi berpakaian hitam? Karena Ro Woon terus menunggu Ahjussi berpakaian hitam, namun yang muncul orang lain. Karena itu, kan?

"Tidak, bukan itu sebabnya."


Si Woon menunjuk ke depan. Hwan Gi datang dan itu membuat Ro Woon tersenyum dan Si Won juga. Woo Il mendekat, "Aku merindukanmu."

Ro Woon terkejut mendengarnya apalagi Hwan Gi menatapnya tajam.


Tapi kemudian Hwan Gi mengeluarkan boneka Panda Si Woon, "Kau merindukan dia?"

Si Woon senang mendapatkan boneka pandanya kembali. Ro Woon sudah salah sangka dua kali dan ia kesal karenanya.


"Semestinya katakan sesuatu! Tiba-tiba menghilang tanpa pesan dan membuat kami kebingungan. Semestinya minta kami untuk membantu."

"Sudah lihat foto itu?"

"Aku melihat fotonya banyak sekali, di berbagai tempat, kenapa tidak minta bantuan, sih? Pasti butuh waktu lama melakukannya. Menjengkelkan! Menjengkelkan!"


Hwan Gi minta maaf karena Ro Woon harus menunggunya. Ro Woon mengelak, ia tidak menunggu kok. Si Woon membantahnya, Ro Woon menunggu kok, menunggu Ahjussi berpakaian hitam kembali sejak tadi. Ro Woon cepat-cepat menutup mulut Si Won agar diam. Hwan Gi tersenyum simpul karenanya.

"Itu... karena foto terakhir yang kau ambil. Orang-orang menunggu lebih banyak foto dirilis. Ayo kita ambil foto lagi. Ini akan menjadi happy ending yang indah." Ro Woon mengalihkan topik.

Hwan Gi lalu mengambil foto Si Won yang memeluk boneka Pandanya erat.


Hwan Gi memposting foto terakhir di kamar hotelnya, tapi ia kehabisa baterai. Woo Il yang ada di sana meminjamkan powerbank miliknya. 


"Bagaimana sekarang? Kedatanganku tidak direncanakan, jadi aku akan terus mengikutimu. Tapi, kamar ini bukan twin room (kamar untuk dua orang atau lebih). Kita sungguh tidur seranjang?"

Hwan Gi mengangkat kepalanya. Woo Il menyarankan, haruskah mereka meminta kasur tambahan saja? Atau ia tidur di sofa saja? Hwan Gimenepuk ranjangnya dan ia bergeser agak ke pinggir.


Woo Il menggoda Hwan Gi dengan menyentuhnya. Hwan Gi menegaskan, Woo Il dilarang mengatakan apapun. Woo Il mengerti tapi ia "ingin" agaimana, dong? Woo Il kemudian bergelayut di lengan Hwan Gi.

Hwan Gi menepisnya kasar, "Hei, minggir! Itu menjijikkan. Kenapa sih kau ini?"

Woo Il balik membentak, "Baiklah, aku tidak akan melakukan apa pun."

Hwan Gi kesal, kenapa sih dengan Woo Il. Woo Il berbaring, ia iseng memegang tangan hwan Gi lagi dan Hwan Gi kembali membentaknya. Woo Il puas karena berhasil mengerjai Hwan Gi.


"Sampai kapan kau di sini?" Tanya Hwan Gi.

"Belum lama sampai. Kenapa sudah ditanya pulang? Kan kau yang menyuruhku datang. Terima kasih sudah mengajakku kemari. Beliau tidak berubah banyak. Kecuali keriput di sekitar mata dan rambutnya yang memutih. Hadiahmu... Aku sungguh menghargainya, Hwan Gi."

Kilas Balik...


Hwan Gi melihat dokumen dengan judul "Laporan Proyek Rose Airlines" Saat ia masuk ke ruangan Woo Il untuk mengajak Woo Il bicara. Woo Il menjelaskan kalau Tuan Eun yang mengaturnya sehingga ia punya kesempatan bicara dengan Tuan Park dari Rose Airlines. Tuan Eun membutuhkan kekuatan keluarga isteri Tuan Park dalam pemilihan walikota.

"Ayah ingin aku melayani Tuan Park." Tutup Woo Il.

"Soal kemarin... aku meneriakimu..."

"Tidak apa-apa. Kita sudah menjadi sahabat selama 20 tahun. Masalahnya adalah... selama 20 tahun itu, aku menghindari beliau. Bagaimana aku harus menghadapi beliau sekarang? Hanya jika bisa, aku ingin kembali ke masa 20 tahun lalu. Atau setidaknya, 3 tahun lalu. Apakah kau dan aku bisa... kembali seperti semula?"

Kilas Balik Selesai...


Semuanya kembali bermain air dan Hwan Gi sibuk memotret mereka. Kali ini tidak hanya Ro Woon tapi semuanya.


Hwan Gi menoleh dan melihat Woo Il tersenyum bahagia. Hwan Gi tidak suka, ia mendekati Woo Il untuk menanyakan kapan Woo Il akan pulang. Woo Il meminta Hwan Gi membiarkannya istirahat sebentar, lalu ia meminta Woo Il memotretnya bersama Direktur.


Hwan Gi melakukannya dengan baik. Hasilnya pun bagus.


Woo Il kemudian bermain-main dengan anak-anak. Yoo Hee mendekati Ro Woon dan Gyo Ri, ia bertanya, kenapa Woo Il datang. Ro WOon mengatakan kalau ia menelfon Woo Il saat Hwan Gi menghilang jadi Woo Il pasti khawatir.

"Dia jauh-jauh kemari karena telepon darimu? Mungkinkah dia..." Ujar Gyo Ri dan itu sampai ke telinga Hwan Gi.


Hwan Gi mendekati Woo Il lagi, menanyakan kembali kapan Woo Il akan pulang. Woo Il menjawab masih banyak waktu dan ia melanjutkan acara main-main bersama anak-anak.


Sun Bong bertanya pada Se Jong, kenapa Hwan Gi ingin sekali Woo Il lekas pulang. Se Jong menebak kalau Hwan Gi pasti cemburu. Dan lagi-lagi Hwan Gi mendengar ucapan itu.


Saat malam, mereka berpesta. Woo Il jadi semakin dekat dengan Ro Woon tapi Hwan Gi tidak bisa membiarkannya. Ia terus bertanya pada Woo Il, kapan Woo Il akan pulang. Terhitung sampai 8 kali. Tapi lama-lama Hwan Gi juga menikmati pesta malam itu.


Besoknya, Mereka sarapan bersama. Sebelumnya Yoo Hee mengajak semuanya bersulang. Mereka memuji tim mereka sendiri yang luar biasa dan terbaik.

Yoo Hee mengakui Sun Bong yang sangat keren. Se Jong mengatakan kalau Hwan Gi juga membuatnya terkejut, ia tidak menyangka Hwan Gi bisa memiliki ide yang sangat kreatif.

"Karena dia Bos kita." Jawab Sun Bong datar.

"Aku juga tahu!" Jawab Se Jong.

Gyo Ri lalu menyenggol Se Jong, mengkodenya untuk diam. Semua pun tidak ada yang bicara lagi. Hwan Gi akan meninggalkan tempat tapi Woo Il datang dan merangkulnya.


"Baiklah. Kita beri tepuk tangan untuk Eun Daepyo." Ujar Woo Il, semua pun bertepuk tangan meriah.

"Daepyonim, Anda jenius." Puji Yoo Hee.

"Tidak, aku...."

Woo Il melepas tudung kepala Hwan Gi. Ia juga akan mepelas topinya tapi Woo Il menahannya. Ro Woon turut memberi saran. Tatapan Hwan Gi itu bisa jadi salah paham jadi ia meminta hwan Gi untuk tersenyum. Tapi Hwan Gi malah meninggalkan tempat.


Woo Il mengambil alih. Ia tahu pasti melelahkan mengasuh anak-anak selama tiga hari terakhir. Jadi ia memberi kesempatan mereka bersenang-senang hari ini sebelum kembali ke Seoul besok. Semuanya bertepuk tangan senang kemudian bersulang bersama.

Narasi Ro Woon, "Tim kami tidak jadi dibubarkan berkat kerja keras Bos. Namun, ini baru awal dari sebuah pendakian curam."

Hwan Gi berjalan sendiri. Ia tersenyum mengingat pujian Yoo Hee tadi. Awalnya ia membuka topi dan tudung kepalanya tapi memakainya lagi setelah melihat sekelilingnya.


Hwan Gi berhenti tatkala melihat Ro Woon dan Woo Il bersama.


Ro Woon mengutarakan keinginannya pada Woo Il kalau ia ingin melihat Hwan Gi tersenyum. Woo Il menjawab tidak sembarang orang bisa melihatnya. Ro Woon bertanya,  Memang Hwan Gi tahu cara tersenyum? Dan apa Woo Il pernah melihat Hwan Gi tersenyum lebar?

"Tentu saja. Tapi, belakangan ini tidak lagi."


Ro Woon melihat Hwan Gi lalu melambai, ia meminta Hwan Gi bergabung tapi Hwan Gi malah pergi. Ro Woon akan mengejarnya tapi Woo Il menahan, biarkan saja Hwan Gi.


"Apa kalian... bertengkar?" Tanya Ro Woon.

Woo Il mengelaknya. Hwan Gi butuh ruang sendiri. Terlebih saat dia kelihatan sedang banyak pikiran, jadi Ro Woon harus memberi dia ruang dan waktu menyendiri untuk merenung. Setelahnya, Hwan Gi akan menghampiri Ro Woon duluan seperti seekor Kucing.

Woo Il memang menyebut Hwan Gi tapi ia memikirkan dirinya sendiri. Ia butuh waktu untuk merenung, saat ia menatap tiketnya sebelum memutuskan untuk berangkat menyusul Ro Woon.

"Kucing? Benar. Dia kesana-kemari seperti Kucing." Tanggap Ro Woon.

"Kau bilang ingin melihat dia tersenyum, kan? Kalau begitu, jagalah jarak dan beri dia waktu. Seekor anak Anjing tidak bisa selalu mengikuti pemiliknya."

"Anak Anjing itu... aku?"

"Ya, kau terus saja membicarakan Hwan Gi."

Ro Woon lalu bertanya, kenapa Woo Il tidak kembali ke kantor? Hwan Gi kelihatan risau karenanya.

Woo Il malah merebahkan dirinya, sudah lama ia tidak berlibur. Dan sekarang menyenangkan sekali. Ro Woon kembali membicarakan Hwan Gi yang selama liburan ini terus saja memakai setelan hitam itu selama tiga hari berturut-turut.


"Dia tidak merasa gatal? Masa pakaian itu kulit keduanya, sih? Apa setelan itu menyatu dengan tubuhnya? Tidak peduli cuaca sekitar atau dimanapun berada, dia menutupi diri dengan hoodie hitam. Dia tidak kepanasan?"

Hwan Gi ternyata mendengar semua itu.

-= Episode 8 - Kebiasaan Anti Sosial--Imanuel Kant (Seorang filsuf asal Jerman) =-


Hwan Gi akan membuka jaketnya dan topinya tapi tidak jadi karena para stafnya mendekat. Se Jong bahkan melempar bajunya pada Hwan Gi lalu menceburkan diri ke dalam kolam.

Ro Woon menegur Hwan Gi tapiHwan Gi malah menutupi mukanya. Ro Woon teringat ucapan Woo Il kalau Hwan Gi butuh ruang sendiri. Jadi Ro Woon merasa kalau Hwan Gi ingin sendirian.

Yoo Hee mendekat, karena mungkin Hwan Gi kesepian maka ia menawari minum. Tapi Hwan Gi menolaknya dengan menggerakkan tangannya. Yoo Hee bertanya lagi, apa Hwan Gi sedang sakit? Hwan Gi kembali menggerakkan tangannya. Ro Woon lalu mendorong Yoo Hee kembali ke kolam.


Gyo Ri menatap Se Jong yang asyik bermain air. Ia teringat kata Tuan Park kalau Se Jong adalah cucu Tuan Kwon, Presdir KJ Food. Gyo Ri jadi patah semangat.

"Sejak awal dia di luar jangkauanku, sekarang benar-benar mustahil." Desahnya.


Hwan Gi kepanasan, tapi ia hanya bisa mengatakannya dalam hati.

"Panas. Aku ini masih manusia. Saat kepanasan, aku jadi berkeringat. Jika berkeringat, rasanya tidak akan nyaman. Aku ingin melempar pakaian panas ini. Aku juga ingin melompat ke dalam air. Aku juga bisa berenang, kok. Apa kulepas saja, ya? Boleh, kan?"
Ia sudah mau melepasnya tapi tidak jadi, "Ini bukan di kantor. Ini kolam renang. Tidak ada yang salah dengan hal itu. Bagaimana caraku bergabung secara alami dengan mereka? Kuharap, aku tidak akan membuat kesenangan mereka hancur. Bagaimana caraku bergabung tanpa menarik perhatian?"


Se Jong punya rencana untuk menceburkan paksa hwan Gi kedalam kolam. Hwan Gi sangat setuju dengan hal itu dan ia antusias menanti mereka. Semuanya mendekat dan mengangkat Hwan Gi untuk menceburkannya ke dalam kolam. Hwan Gi pura-pura tidak mau tapi ia sangat menikmatinya.


Eh, ternyata itu cuma khayala Hwan Gi doang. Tapi Se Jong beneran punya rencana untuk menceburkan Hwan Gi tapi Ro Woon melarangnya.

"Kenapa tidak?"

"Jangan mengerjai Bos. Jangan kelewat batas dan menyingkir sana!"

"Kang Daepyonim bilang hari ini kita bisa senang-senang. Itu artinya, hari ini tidak ada hubungan staf dan atasan."


Se Jong tetap berlari menuju Hwan Gi dan melepaskan jaketnya. Hwan Gi senang tapi tetap berusaha menolak walaupun. Ro Woon tetap melarang Se Jong, bahkan memakaikan kembali jaket Hwan Gi.


Pupus sudah harapan Hwan Gi untuk masuk ke dalam kolam. Ia kesal dan pergi dari sana. Ro Woon menatap kepergiannya.

"Dia seperti Kucing. Aku akan menunggu. Jika aku mendekat, dia hanya akan menjauh. Dia akan menghampiriku kalau aku menunggu. Aku harus menunggu." Batin Ro Woon.


Hwan Gi masuk ke kamarnya, ia memasang tanda dilarang mengganggu di gagang pintu.


Di dalam ia melepas jaketnya dengan kesal. Ia minum air dan kipas-kipas kepanasan. Di saat itu Yi Soo menelfonnya.

Yi Soo menelfon sambil merangkai bunga. Ia memberi selamat atas keberhasilan Hwan Gi. Silent Monster akhirnya berhasil dan Tuan Park dari Rose Airlines terlihat sangat puas.

"Tapi Oppa, apa dia bersamamu?"

"Siapa? Kang Woo Il?"

"Dia di sampingmu?"

"Dia tidak mengatakan padamu kalau datang kemari?"

"Bilang. Dia bilang, kok. Aku hanya ingin bicara saja padanya."


Hwan Gi mencium sesuatu, kenapa? apa Woo Il tidak mengangkat telfonnya? Yi Soo masih menutupinya dengan mengalihkan pembicaraan tapi Hwan Gi tahu hal itu, ia memaksa adinya untuk mengatakan apa yang terjadi.

"Sebenarnya... Ayah dan Ibu sudah melakukan sesuatu yang menyakiti Woo Il Oppa. Tahulah, mereka tidak pernah menganggap dia keluarga, tapi mengharapkan imbal balik terlalu banyak. Pura-pura saja tidak tahu, ya? Jangan tanyakan apa pun, dan juga jangan tunjukkan kalau mengetahuinya. Sudah lama sekali dia tidak semarah itu. Biarkan dia melupakan semuanya dan beristirahat sejenak. Aku ingin dia bisa meredakan segala amarahnya... sehingga dia bisa kembali seperti semula."

Hwan Gi terdengar khawatir. Yi Soo menangkan, semuanya baik-baik saja di sana. Suasana hati Ayah sangat baik, karena ada yang bisa disombongkan kepada rekan-rekannya. Isteri Tuan Park seorang pelukis, hari ini akan menggelar pameran. Ia akan membawakan rangkaian bunga untuknya. Yi Soo lalu memutus telfon.


Yi Soo memegang batang mawar dan ia tidak sengaja tertusuk durinya. Ia teringat Woo il yang meninggalkannya saat Ro Woon menelfon. Ia malah menggenggam erat tangkai mawar itu dan darah mengucur dari tangannya.


Tuan dan Nyonya Eun berlatih dansa sambil menunggu Yi Soo keluar. Yi Soo berlari kecil keluar dengan ceria. Ia memamerkan karangan bunga buatannya yang cantik. Tuan Eun mengatakan kalauputrinya lebih cantik. Nyonya Eun berputar menunjukkan penampilannya tapi sayangnya Tuan Eun tidak merespon apa-apa. Hari ini Ia sengaja menggunakan sarung tangan untuk menutupi lukanya.


Ro Woon akan mengetuk pintu kamar Hwan Gi tapi tidak jadi karena kembali teringat kata-kata Woo Il. Ia manahan dirinya dan memutuskan untuk kembali menunggu agar Hwan Gi menghampirinya duluan.


Woo Il menikmati suasana taman, tiba-tiba Yi Soo mengiriminya pesan,

"Oppa, maaf karena kau sampai harus pergi ke Malaysia. Kau harus pergi jauh-jauh demi menyenangkan Tuan Park. Terima kasih banyak tidak menyerah akan proyek itu. Aku mencintaimu, Oppa.."


Ro Woon menggambar puteri untuk Si Won tapi Si Won tidak mau karena hasil gambar Ro Woon tidak kelihatan seperti Tuan Puteri. Ro Woon mengelak kalau puterinya hanya tertutui debu saja, ia menyuruh Si Won mewarnainya saja dan memberikan sentuhan magisnya. 


Woo Il melihatnya dan ia tersenyum. Ia lalu mendekati mereka. Ia berkata kalau Ro Woon membuatnya teringat pada seseorang yang pernah ia kenal, meskipun mereka tidak terlihat mirip.

Ro Woon tersenyum, "Orang seperti apa dia?"

Woo Il membalas tersenyum. Ia duduk dan meminta Ro Woon untuk menggambarkannya juga.

"Sedang mengejekku, ya?"

Woo Il menggeleng. Ro Woon kembali menanyakan soal Hwan Gi, berapa lama lagi ia harus menunggu karena Hwan Gi bahkan tidak keluar sama sekali dari kamarnya. Woo Il balik bertanya, kenapa Ro Woon terus saja bicara tentang Hwan Gi, apa Ro Woon menyukai Hwan Gi?

"Apa? Astaga, tentu saja tidak. Aku hanya kesal sekali harus terus menjaga jarak begini. Kenapa? Apa aku tidak boleh bicara tentang dia? Kalian berdua sedang tidak akur?"

Hwan Gi menelfon Woo Il tapi Woo Il mendiamkannya. Woo Il membenarkan pertanyaan Ro Woon, situasi mereka agak kurang baik. Woo Il memaksa Ro Woon untuk menggambarkan sesuatu untuknya. Ro Woon menolak karena ia tidak pintar menggambar dan Woo Il juga tahu hal itu.


Si Won memperhatikan pandangan Woo Il ke Ro Woon dan sebaliknya.


Hwan Gi terus menghubungi Woo Il tapi tidak bisa. Ia berhenti dan melihat sesuatu, ia lalu mendekat.


Ro Woon dan Si Won bertemu dengan monyet. Mereka memberinya mangga. Si Woon merasa takut. Ro Woon memastikan, apa monyet itu membuat Si Won takut?


"Selama aku tidak melihat matanya, aku tidak masalah. Kudengar kalau kita melihat matanya, kita akan mendapat masalah besar. Mereka akan mengajak bertengkar."

Si Won juga menutup mata Pandanya. Ro Woon berkata kalau Si Won mirip dengan seseorang yang ia kenal. Saat Si Won menanyakan siapa itu, Ro Woon merahasiakannya, Seekor monyet yang seperti kucing. Si Won kemudian pergi dengan monyet itu.


Hwan Gi berjalan menuju Ro Woon. Ro Woon merasa senang karena Hwan Gi akhirnya mendekatinya. Hwan Gi bertanya dengan menggebu.

"Apa kalian masih belum menyelesaikannya? Apa yang kalian lakukan padanya di malam Natal?"

"Apa maksudmu.."

"Jawab aku. Apa yang terjadi antara kau dan Woo Il?"


Ro Woon tertawa, ia tidak percaya menunggu selama ini hanya untuk mendengar pertanyaan itu. Hwan Gi menekankan kata yang Ro Woon ucapkan, "hanya?"

Ro Woon malah marah. Natal kan sudah lama. Kenapa Hwan Gi membahasnya terus sampai sekarang? Ia tidak pernah melihat seorang yang lebih pendendam dibanding Hwan Gi.

"Dendam?" Ulang Hwan Gi.

"Aku sudah jelas-jelas bilang tidak ada yang terjadi. Kau berpura-pura tidak tahu apa-apa padahal kau sudah tahu semuanya. Jadi begini caramu memata-mataiku dan mengawasi di belakang kepalaku?"

"Sekarang kau marah padaku?"

"Apapun yang kau cemaskan, tidak ada yang terjadi. Saat dia menghubungiku. Sejujurnya aku sempat merasakan sesuatu selama beberapa saat. Kau tahu, perasaan yang tidak seharusnya kau miliki. Aku bohong kalau bilang tidak merasakannya sama sekali. Aku merasa malu karena aku sempat berharap meskipun itu hanya sesaat dan sekarang Kang Daepyonnim sudah membereskannya. Semua sudah selesai. Ditolak dengan kejam. Sudah terbukti dan sudah terjamin! Kau puas sekarang?"


Hwan Gi lega mendengarnya. Ro Woon tidak bisa melakukan ini lagi. Iatidak bisa begini karena ia tidak mau merasa kesal sepanjang waktu. Ro Woon melangkah pergi tapi Hwan Gi hanya diam saja, ia berbalik dan mengajak Hwan Gi bersamanya.


Ro Woon membawa Hwan Gi ke pantai. Ia bertanya kenapa Ro Woon membawanya kesana. Ro Woon menelfon Woo Il memintanya datang ke pantai. datang saja nanti Woo Il akan tahu.

Barulah Ro Woon menjawab pertanyaan Hwan Gi, ia merasa Woo Il dan Hwan Gi jadi aneh satu sama lain. Ia menyadari semua itu terjadi karena sebuah kesalahpahaman bodoh. Sepertinya mereka berdua butuh waktu untuk mengobrol.

Ro Woon menunjuk kapal khusus untuk dua orang. Hwan Gi mau kabur tapi Ro Woon menarik jaketnya hingga terlepas. Ro Woon juga meminta kamera Hwan Gi karena nanti Hwan Gi akan masuk ke dalam air.

"Tapi.. Haruskah kita naik duluan sambil menunggu
Kang Daepyonnim datang?"

"Kita berdua?"

"Kau tidak mau?"

"Bukan itu maksudku."



Ro Woon mengerti. Ia menunjuk ke arah Sun Bong yang senang terlelap. Ia menemukan solusinya.

"Jangan lupa untuk mengembalikan kameraku. Kau harus mengembalikannya." Pinta Hwan Gi.


Hwan Gi dan Sun Bong sudah ada di atas kapal. Mereka berdua hanya diam. Ro Woon melambai dari pantai berharap hari mereka menyenangkan. Tak lupa ia mengambil foto mereka berdua.


Ro Woon lalu memasukkan kameranya ke dalam tas. Ia mendengar suara orang minta tolong.


Gyo Ri melakukan panjat tebing. Ia sampai di tengah tapi takut untuk naik ataupun turun. Se Jong yang ada di bawah mengomandonya untuk melepaskan pegangan ke batunya. Gyo Ri hanya perlu memegang talinya saja.

"Ini terlalu menakutkan." Jawab Gyo Ri merengek.

Ro Woon datang. Ia heran, apa yang terjadi, kenapa yo Ri bisa ada disana. Se Jong menjadi fokus pada Ro Woon, dengan siapa Ro Woon tadi?

"Apa?"

"Apa yang kau pegang itu? Apa itu punyanya Bos?"

"Astaga, aku tidak sengaja membawanya."

"Apa ini? Apa kau menyukainya?"

"Bicara apa kau ini?"

"Aku ini Jang Se Jong. Aku tahu semua tentangmu. Kau jelas-jelas menyukai Bos. Kalaupun kau belum menyukainya, kau akan segera bertekuk lutut padanya. Aku yakin itu."


Gyo Ri tiba-tiba lemas dan turun dengan sendirinya. Ro Woon khawatir, ia meminta Se Jong untuk mengembilkan air minum. Ro Woon heran, kenapa Gyo Ri mendadak melakukan panjat tebing?

"Itu karena kau?"

"Aku?"


Yoo Hee berhasil mencapai puncak dan ia bisa turun dengan indah. Se Jong sangat mengaguminya. Gyo Ri malah menangis melihatnya.

"Kau memang jahat." Ujar Gro Ri menangis lalu pergi.


Se Jong mendekati Ro Woon. Menanyakan dimana Gyo Ri. Ro Woon bertanya, apa Se Jong yang membuat Gyo Ri naik tebing.

"Tidak. Aku cuma bilang kalau kau mungkin saja jago panjat tebing.. dan itu akan membuatku semakin menyukaimu."

Ah... Ro Woon mengerti apa masalahnya sekarang.



>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search