-->

Sinopsis Defendant Episode 10 Part 1

- Februari 23, 2017
>
Sumber Gambar dan Konten dari SBS

Sinopsis Defendant Episode 10 Part 1


Jung Woo di dalam bis menuju tempat baru. Ia memperlihatkan jarinya yang terluka. Ia berkata dengan yakin kalau akan bertemu Cha Min Ho lagi. Min Ho masuk ke dalam sel hukuman, di dinding ada tulisan namanya "Cha Min Ho" menggunakan darah.

"Bawa dia kembali sekarang!" Bentak Min Ho.

Petugas di bis mendapat perintah itu dan menyuruh supir untuk putar balik kembali ke Woljeong. Dalam perjalanan kembali, Jung Woo menggumamkan nama "Ha Yeon".



Kepala keamanan mengatakan pada Jung Woo kalau ada kesalahan pada sistem mereka, lalu memerintahkan petugas untuk membawa Jung Woo ke atap.

Di sana sudah ada Min Ho dan mereka dipisahkan oleh pagar kawat. Min Ho mendadak berlutut, ia mengaku salah. Jung Woo adalah satu-satunya yang tahu kalau ia adalah Cha Min Ho. Jadi ia meminta Jung Woo untuk pura-pura tidak tahu. Kalau Jung Woo menjaga rahasianya, ia akan melakukan apapun yang Jung Woo mau.

"Selamatkan aku. Kumohon padamu."

Min Ho lalu memandang Jung Woo sambil tertawa, apa Jung Woo tertipu? Jung Woo membalas tertawa, dasar kuny*k sint*ng. Min Ho kembali membalasnya dengan tawa dan ia bangkit.


Min Ho melihat tangan Jung Woo yang berdarah. Oa tahu pasti itu rasanya sakit sekali. Akhirnya Min Ho menyebut nama Jung Woo dan Jung Woo juga menyebut nama Min Ho. Jung Woo bertanya, kenapa Min Ho melakukannya. Min Ho ternyata punya pertanyaan yang sama, kenapa Jung Woo melakukannya.

"Apa?" Jung Woo tak mengerti.

"Apa buruknya.. kalau aku hidup sebagai Seon Ho? Kalau aku jadi Seon Ho, memang apa ruginya bagimu?"

"Kau sungguh-sungguh menanyakan itu?"

"Seperti orang lain, kau harusnya melupakan masalah ini dan nikmati saja keuntungannya. Kau memperjuangkan ini sendirian, kau kira akan ada bedanya? Kaulah yang menyebabkan masalah bagi Yoon Ji Soo dan Park Ha Yeon."

Jung Woo marah, ia bersumpah akan membunuh Min Ho. Min Ho hanya menganggapnya candaan, Jung Woo tidak akan bisa membunuhnya. Min Ho tahu alasan Jung Woo ingin pindah rutan adalah karena Ha Yeon.

"Ayo kita berlomba. Lomba untuk menemukan putrimu. Jaksa Park, akan lebih sakit bagimu.. melihat anakmu mati, ataukah melihat anakmu menyaksikan kematianmu? Akan kulakukan apapun yang membuatmu paling menderita."

"Dasar kau bajing*n sint*ng. Cha Min Ho. Cha Min Ho! Cha Min Ho! Keluar! Keluar! Sialan kau. Hei, Cha Min Ho. Akan kubunuh kau!"


Kepala Sipir mendengar keributan Jung Woo. Ia lalu memerintahkan penjaga untuk membawa Jung Woo masuk ke sel. Jung Woo masih terus memanggil Min Ho.

Kepala Sipir lalu membukakan pintu untuk Min Ho, ia mengatakan kalau Min Ho kedatangan tamu.


Dalam perjalanan menuju sel, Jung Woo berpikir, "Cha Min Ho. Ini artinya, Ha Yeon tidak ada padamu. Seong Kyu ada bersama Ha Yeon. Aku harus keluar dari sini."

Di dalam sel, Woo Ruk dan Mong Chi sedang bermain catur Korea. Sementara Bang Jang sedang menulis surat yang diucapkan Mil Yang,

"Jeong Jae Yun, Jeong Jae Min. Apa belajar dengan baik? Ayah sedang ada di pantai di selatan Perancis di mana kau bisa melihat Pelabuhan Marseille."

Mong Chi menginterupsi. Apakah Mil Yang sudah pernah ke tempat yang namanya Marseille. Mil Yang ternyata belum pernah kesana, ia hanya pernah membacanya di buku.

"Bagaimana bisa kau menipu dan mengatakan pada mereka kau sedang berlayar? Cap pos-nya akan bertuliskan Woljeong." Tanya Woo Ruk.

"Istriku yang akan membacakannya untuk mereka. Setelah keluar dari sini, kupastikan aku akan membeli sebuah kapal sungguhan." Jawab Bang Jang.


Jung Woo kembali ke dalam sel, ia disambut baik oleh Bang Jang. Mil Yang malah mendekatinya, ia penasaran bagaimana cara Jung Woo bisa kembali tapi ia senang Jung Woo kembali.

Mong Chi mengeluh sel mereka sudah sempit dan sekarang malah akan lebih sempit lagi (dengan kedatangan Jung Woo). Woo Ruk membaca wajah Jung Woo, katanya Jung Woo tidak akan pernah keluar dari sana.


Cheol Sik keluar dari toilet, ia terkejut melihat Jung Woo ada di sana, begitu pula dengan Cheol Sik. Bang Jang menjelaskan kalau Tahanan 777 (Min Ho) sepertinya dipindahkan ke ruangan tunggal.


Woo Ruk sedih, pria kaya pergi dan pria miskin datang. Cheol Sik tersinggung dengan perkataan Woo Ruk. Ia akan menyerang Woo Ruk tapi Mong Chi ikut maju. Cheol Sik menciut. Bang Jang memerintahkan mereka untuk berhenti.


Saat waktu olah raga. Cheol Sik mendekati Jung Woo, ia penasaran apa yang terjadi sampai Jung Woo kembali. Jung Woo mengatakan bahwa Min Ho tahu ingatannya sudah pulih.

"Jadi apa yang akan terjadi sekarang? Kau tidak bisa keluar dari sini. Tamatlah, begitu?"

"Aku akan mencari cara untuk keluar."

"Aku juga akan cari cara."


Tamu Min Ho adalah CEO Cha dan seorang Jaksa kenalan mereka. CEO Cha kelihatan sangat kesal dengan Min Ho. Min Ho hanya bisa minta maaf karena sudah melakukan kesalahan. CEO Cha lalu menyuruh Jaksa itu untuk memberitahu Min Ho.

Jaksa mengatakan kalau Min Ho harus pergi ke kantor kejaksaan sekarang. Min Ho heran, saoalnya ia sudah melakukan investigasi dengan Jaksa Kang Jun Hyuk.

"Ini bukan kasus mengemudi sambil mabuk. Mereka sudah menemukan sebuah dokumen perusahaan yang Anda buat 3 tahun lalu."

"Apa katamu?"

"Anda akan diperiksa untuk tuduhan penipuan, membuat pendanaan palsu, menyuap, dan menghindari pajak."

"Bagaimana bisa kau menjadi begitu kekanakan dalam bisnismu?" Tegur CEO Cha.

Min Ho lagi-lagi minta maaf. Jaksa menjelaskan bahwa sirinya dudah bicara pada kejaksaan agar investigasinya berjalan tanpa diketahui oleh media. Jadi Min Ho tidak perlu mencemaskan soal ini. Min Ho hanya akan diperiksa selama beberapa hari saja.


CEO Cha lalu menyuruh Min Ho segera bersiap untuk keluar.

Min Ho tidak menyangka Seon Ho melakukan semua itu.


Jun Hyuk menonton rekaman CCTV yang menunjukkan Ha Yeon dan Seong Kyu. Jun Hyuk frustasi dengan fakta itu. Tapi ia memahami satu hal, Jung Woo tahu kalau Ha Yeon masih hidup.

"Lalu kenapa kau bisa tertangkap? Apa yang sebenarnya terjadi padamu hari itu?"


Eun Hye mengingat pertemuannya dengan Min Ho, ia kemudian meminta bantuan Min Kyung. Sayangnya Min Kyung tidak bisa karena yang diminta Eun Hye itu melanggar hukum.

"Karena itulah aku minta tolong padamu. Aku tidak punya orang lain yang bisa membantuku, selain dirimu. Dengan melakukan ini kau mungkin saja akan menyelamatkan seseorang. Kita kan bisa tahu dari mana saja dia mengakses internetnya. Apapun yang bisa membuatku tahu di mana posisinya. Kumohon, Min Kyung."

Min Kyung pun akhirnya mengambil catatan yang disodorkan Eun Hye.


Min Ho ke gedung kejaksaan bersama Jaksa tadi. Saat naik lift, ia membatin. "Sialan kau, Park Jeong Woo. Padahal aku baru saja mulai bersenang-senang dengan dia."

Min Ho kemudian bertanya pada Jaksa itu, berapa lama investigasinya akan berlangsung. Jaksa mengatakan kalau Min Ho akan berada selama 3 hari di sana dan ia menjamin semuanya akan baik-baik saja, ini bukan masalah besar jadi Min Ho tenang saja.


Jaksa mengantar Min Ho sampai ke ruang interogasi. Disana sudah ada dua orang Juniornya yang bertugas melakukan investigasi pada Min Ho. Ia minta mereka untuk menyelesaikan investigasi dengan cepa, tentunya dengan iming-iming jabatan.


Kepala Sipir membaca berita bunuh diri Min Ho. Ia mengingat saat ia masuk sel hukuman Jung Woo ada tulisan "Cha Min Ho". Ia mencurigai sesuatu.


Di dalam sel, Jung Woo mengingat omongan Min Ho tadi, soal mana yang lebih menyakitkan baginya, melihat putrinya mati atau putrinya melihatnya mati.

Cheo Sik mendekatinya, ia berbisik kalau ia menemukan jalan keluar. Mong Chi mendengar bisikan itu. Bang Jang mengingatkan kalau cuacanya sangat dingin jadi mau bersembunyi dimana, ia menyarankan untuk keluar jika musim semi tiba.

"Seorang tahanan di gedung 24 dihukum selama 3 tahun. Tapi hukumannya jadi 5 tahun karena dia mencoba melarikan diri." Ujar Mil Yang.

Mong Chi tidak peduli, kalau ia bisa keluar sekali saja, ia tidak peduli harus dihukum dengan tambahan 3 atau 5 tahun. Lalu ia meminta Cheol Sik untuk memberutahu caranya keluar.

"Aku sudah memperhitungkan ini. Ada 7 pintu keluar yang harus dilewati." Jawab Cheol Sik.


Mong Chi tidak peduli, kalau ia bisa keluar sekali saja, ia tidak peduli harus dihukum dengan tambahan 3 atau 5 tahun. Lalu ia meminta Cheol Sik untuk memberutahu caranya keluar.

"Aku sudah memperhitungkan ini. Ada 7 pintu keluar yang harus dilewati." Jawab Cheol Sik.

Mong Chi sedih mendengarnya, sama saja bohong kalau itu soalnya satu pintu saja (pintu sel mereka) tidak bisa dibuka apalagi tujuh. Tapi Jung Woo berpikir, ia membayangkan tujuh pintu itu. Mong Chi kemudian mendekati Jung Woo, ia tahu Jung Woo yang paling pintar diantara mereka jadi ia meminta Jung Woo untuk mencari jalan keluar. 

"Ayolah. Kau kan sebentar lagi keluar. Berhentilah mencampuri urusan orang dewasa." Tegur Cheol Sik.

Mong Chi tidak mengerti maksudnya. Cheol Sik mengingatkan kalau Jung Woo dihukum mati dan dirinya dihukum seumur hidup. Mong Chi kesal, ia juga punya alasan kenapa ia harus keluar.

"Kalau aku berhasil melewati 7 pintu, aku bisa keluar dari sini." Gumam Jung Woo.


Kepala sipir datang dan mengajak Jung Woo bicara di luar. Ia mengatakan kalau Min Ho (yang dikenalnya dengan Seon Ho) memintanya untuk mengawasi Jung Woo saat pertama kali Jung Woo datang ke sana. Dari yang ia pelajari selama ini, mereka berdua pasti punya sejarah.

"Aku.. menyelidiki kasus kematian adiknya. Kami punya takdir dan hubungan yang sangat buruk." Jawab Jung Woo.

"Aku sudah menduganya. Awalnya kukira ini karena adiknya. Tapi aku punya firasat ada sesuatu yang lain di balik semua ini. Bisa kau beritahu aku apa itu?"

"Yang kutahu hanya itu saja."

"Aku tahu bukan hanya itu yang kau tahu. Yang kudengar, ini juga ada hubungannya dengan anakmu. Sepertinya namanya Park Ha Yeon. Jangan cemas. Aku ini adalah pria yang cerdas, tahu. Kau tidak mau memberitahuku?"


Kepala Sipir lalu mneunjuk ke arah menara penjaga. Tiba-tiba lampu menyunari Jung Woo. Jung Woo menghadap ke arah menara dan disana ada dua penembak yang mengarahkan senjata laras panjang padanya. Tapi dengan satu gerakan tangan Kepala SIpir, mereka berdua menurunkan senjatanya.

"Aku adalah Tuan di sini. Tidak ada yang peduli jika kau mati. Aku bisa membuat kau seolah mati karena mencoba melarikan diri. Presdir Cha akan kembali dalam beberapa hari. Akan kuberi kau waktu untuk berpikir sampai hari itu. Mungkin saja kau bisa memberikan aku sesuatu yang lebih besar daripada Presdir Cha." Kata Kepala Sipir lalu meninggalkan Jung Woo.

Jung Woo kembali berpikir sambil melihat kesekeliling, "Jadi, Cha Min Ho akan kembali ke sini dalam beberapa hari."


Cheol Sik menggelar alas tidurnya di samping milik Jung Woo. Bang Jang memerintahkan Mong Chi dan Woo Ruk untuk memberitahu Cheol Sik dimana anak baru harus tidur di hari pertama.

Woo Ruk dan Mong Chi lalu mendekati Cheol Sik. Cheol Sik tidak mau dipanggil anak baru. Woo Ruk menjelaskan kalau kau anak baru, walaupun seorang presiden harus tetap tidur di kamar mandi.

Cheol Sik menggeliat saat digiring ke kamar mandi, ia berada di sel lain sebelum dipindahkan ke sana. Woo Ruk tetap menyebut Cheol Sik anak baru karena Cheol Sik baru di sel mereka.


Cheol Sik membentak Woo Ruk tapi ia tetap pergi ke kamar mandi. Tapi ia minta bantalnya, Mil Yang memberinya tisu. Woo Ruk dan Mong Chi tertawa puas.


Jung Woo kembali mimpi sampai membuatnya terbangun di tengah malam.


Jun Hyuk mengunjungi Jung Woo, sebenarnya ia bermaksud datang saat kudengar Jung Woo menyerah untuk banding, tapi ia datang sedikit terlambat. Jung Woo tetap berterimakasih atas kedatangan Jun Hyuk, ia tahu Jung Hyuk pasti sibuk.

"Jeong Woo. Kenapa kau menyerah untuk banding terakhir?"

"Aku sudah membuat pengakuan. Tidak masuk akal kalau aku malah naik banding. Apalagi harus bertemu denganmu di persidangan."

"Kau benar. Kalaupun kau naik banding, tidak banyak yang akan berubah."

"Aku tahu."

"Omong-omong.. pencariannya sudah dihentikan."

"Aku mengerti. Aku tidak bisa melakukan itu selamanya."

"Maaf aku tidak bisa menemukan Ha Yeon."

"Tidak masalah. Satu-satunya cara adalah mengembalikan semua ingatanku."

"Ingatanmu masih belum kembali sepenuhnya?"

"Ya."

"Jeong Woo. Kenapa kau tidak memberitahuku kalau Ha Yeon masih hidup?" Batin Jun Hyuk.

"Jun Hyuk. Kau tahu kan kalau Ha Yeon masih hidup?" Batin Jung Woo.


Jung Woo ke ruang kesehatan. Dokter mengobati luka di jari Jung Woo. Dokter tahu jika ia tanya apa yang terjadi, kali ini Jung Woo juga tidak akan memberitahunya. Dokter senang bisa melihat Jung Woo kembali, meskipun ia mendengar kalau Jung Woo mau dipindahkan.

"Terima kasih. Tapi.. kau kelihatannya terlalu perhatian padaku."

"Itu karena kau adalah pasienku."

"Apa omong-omong.. kau tahu aku ini sudah membunuh istri dan anakku?"

"Ya. Seorang dokter tidak boleh memihak. Aku berharap kau bisa membuka diri padaku."

Jung Woo melihat ke dinding disana terpanjang lisensi Dokter, ahli psikiater dan ahli paru-paru. Ia memuji Dokter pintar karena memilili dua lisensi. Dokter menjawab hanya kebetulan saja, ia tidak begitu pandai kok.


Dua orang polisi mendatangi Yeon Hee untuk memeperoleh informasi mengenai Jennifer. Polisi mendapat laporan dari keluarga Jennifer di Amerikan kalau Jennifer menghilang karena tidak ada catatan dia sudah meninggalkan Korea dan mereka kehilangan kontak dengannya.

"Dia makan malam dengan kami suatu malam dan langsung pergi setelahnya. Saya tidak percaya dia hilang."

"Apa ada hal lain yang Anda ingat?"

"Saya tidak tahu. Itu adalah terakhir kali Saya melihatnya."

"Apa suami Anda dekat dengannya?"

"Apa?"

"Dia meninggalkan hotel bersama suami Anda."

"Dia juga berteman dekat dengan suami Saya. Saya dengar suami Saya yang mengantarnya. Jennifer butuh seseorang untuk mengantarnya berkeliling."

"Ke mana mereka pergi saat itu?"

"Apa Anda mencurigai suami Saya?"

"Bukan, bukan begitu. Karena waktu kejadiannya tepat setelah dia bertemu suami Anda, kemudian keberadaan Jennifer Lee tidak diketahui. Saya hanya bertanya saja untuk memastikan. Apa ada sesuatu yang Anda tahu?"

"Saya tidak yakin."


Min Ho menjelani infestigasi dengan ogah-ogahan. Seseorang masuk untuk memberitahu waktunya istirahat. Yeon Hee masuk bersama orang itu, kemudian dua jaksa keluar.


Yeon Hee melihat berkas di meja "CATATAN REKENING BANK DENGAN NAMA PINJAMAN". Min Ho berkata kalau ia akan segera keluar. Yeon Hee bertanya, apa Min Ho mempercayai ayahnya. Min Ho tidak mengerti dengan maksud Yeon Hee. 

"Apa mungkin selama ini ayahmu tidak tahu soal dokumen perusahaannya Seon Ho?"

"Semuanya akan berakhir saat investigasinya selesai."

"Kau akan segera tahu orang macam apa ayahmu itu." Tegas Yeon Hee.


Seok membawa orang-orang untuk menemukan Seong Kyu. Untung Seong Kyu melihat mereka duluan dan ia berhasil meloloskan diri. Seok kesal karena kehilangan Seong Kyu.


Seong Kyu lalu menemui Ha Yeon yang menunggu di depan kantor pilisi. Ha Yeon batuk-batuk. Seong Kyu mengencangkan syal Ha Yeon, ia menyuruh Ha Yeon masuk dan menyebutkan nama ayahnya pada petugas polisi. 

Ha Yeon tidak mau pergi. Seong Kyu menyuruh Ha Yeon berdiri, ia tetap memaksa Ha Yeon untuk masuk ke dalam. Ha Yeon berjalan masuk dengan sedih.


Seong Kyu juga berjalan menjauh dengan sedih tapi tiba-tiba Ha Yeon kembali dan menggenggam tangannya. Ha Yeon mengaku kalau ia takut pada polisi.

"Ha Yeon, kenapa lagi? Polisi itu tidak menakutkan."

"Mereka kan mengambil ayah."

Seong Kyu terharu, kemudian ia memeluk Ha Yeon.


Sementara teman-temannya bersantai, Jung Woo berpikir. Ia teringat saat dulu menyandera Min Ho yang datang ke rutan. Saat itu Min Ho masih takut dengan ujung pensil.


Jung Woobangkit, ia mengambil kaca yang disimpannya dibawah selimut. Kira-kira apa yang direncanakannya?


Saat Di luar Jung Woo mengasah kaca pecahan itu di bangku sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling, siapa tahu ada yang mengawasi.


Jung Woo berhenti saat Tae Soo mendekatinya. Tae Soo bertanya, bagaimana Jung Woo bisa kembali. Ia sudah mendengar ada kesalahan pada data Jung Woo tapi ia tahu itu semua bohong belakan.

"Kalau kuberitahu, apa kau akan percaya?" Jung Woo balik bertanya.

"Apa?"

"Ha Yeon.. masih hidup."

Tae Soo kesal, ia manarik kerah Jung Woo. Ia bertanya apa yang Jung Woo rencanakan kali ini.


Jung Woo malah mendesak Tae Soo hingga ke pagar. Ia tidak peduli Tae Soo percaya atau tidak tapi Ha Yeon memang masih hidup.

"Jadi bagaimana dengan Kak Ji Soo? Apa kau juga mau bilang Kak Ji Soo masih hidup?"

"Tae Soo-ah.. Ji Soo.."

Jung Woo tidak melanjutkan kata-katanya karena petugas lain menghampiri mereka dan menarik Tae Soo menjauh.


Cheol Sik mendekati Jung Woo. Jung Woo berkata kalau ia menemukan sebuah cara, ia akan melintasi 7 pintu yang disebutkan Cheol Sik itu.

"Bagaimana caramu melakukannya? Satu-satunya cara adalah.. Maksudku, menembus satu pintu saja susah. Apa?"


Jung Woo menunjukkan pecahan kaca yang disembunyikannya di lengan baju. Sesaat kemudian Cheol Sik menggantikan Jung Woo mengasah pecahan kaca itu di bangku. Cheol Sik cemas, apa mereka harus melakukan sampai sejauh itu. Ia mengingatkan, jika Jung WOo gagal, Jung Woo benar-benar akan mati.

"Untuk melintasi 7 pintu sekaligus, hanya ada satu cara." Jawab Jung Woo.

"Hanya itu yang kau butuhkan, kan?"

"Aku butuh sesuatu yang lain."

"Apa?"

"Kau punya uang?"

"Harusnya aku tidak tanya. Berapa banyak?"

"Banyak sekali."

"Yaa!"


Jung Woo mendekati Rakun. Rakun sudah mendengar berita soal Jung Woo, ia tidak menyangka kalau Jung Woo punya lebih banyak orang yang merindukannya ketimbang dirinya. Jung Woo tanpa basa basi mengatakan kalau ada yang ia inginkan dari Rakun.

"Astaga. Beberapa orang mungkin menduga kita ini sangat dekat satu sama lain. Apa memangnya?"

Jung Woo masih diam.

"Kenapa? Menurutmu aku akan mengatakannya? Yang diminta semua orang di sini hanyalah masalah saja."

Jung Woo butuh kunci. Kunci untuk borgol yang mereka gunakan di penjara ini. Rakun merasa itu adalah permintaan yang menarik, ia bisa melakukannya tapi biayanya sangat mahal, Jung Woo tidak akan bisa membayarnya dengan tenaganya, Jung Woo bahkan tidak akan bisa membayarnya meskipun ia memukulinya sampai mati.

"Diam.. dan sebutkan saja berapa harganya."

"Sama dengan yang waktu itu. Kau harus membayar dua kali lipat."


Tiba-tiba Cheol Sik berjalan di depan mereka, ia pura-pura melakukan peregangan, "Potonglah. Potong harga.. Potonglah. Astaga, aku sepertinya harus potong rambut. Potonglah harganya. Beri diskon."


Saat semuanya tidur, Jung Woo dan Cheol Sik berbisik. Cheol Sik pernah menggunakan alat yang mirip sebelumnya. Tapi kenapa milik Jung Woo lama sekali.

"Aku mempercayaimu. Kau harus melakukan semuanya dengan benar."

"Astaga. Hei, kita bisa melakukan ini. Berikan saja apa yang diinginkan oleh Kepala Sipir. Setidaknya, dia akan memindahkanmu."

Woo Ruk terbangun mendengar mereka. Tapi ia merasa aneh, ia sudah bertanya-tanya sekian lama. Jung Woo lah yang memasukkan Cheol Sik ke penjara dengan tuduhan pembunuhan. Tapi kenapa mereka berdua jadi sangat dekat. Ia penasaran kenapa bisa begitu.

" "Cintailah musuhmu." Sesuatu macam itulah." Jawab Cheol Sik.

" "Cintailah musuhmu"? Dia yang memasukkanmu ke sini."

"Aku mau ke gereja besok. Tidur sajalah kau sana."

"Jangan coba melakukan hal bodoh, ya."

>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search