-->

Sinopsis On The Way To The Airport Episode 12 Part 1

- November 09, 2016
>
Sumber Gambar dan Konten dari KBS2

Sinopsis On The Way To The Airport Episode 12  Part 1


Soo Ah akhirnya diantar Do Woo. Dalam perjalanan mereka tidak bicara sama sekali sampai akhirnya Do Woo menghentikan mobil.

Do Woo memulai percakapan, ia bertanya, apa Soo Ah memiliki pekerjaan saat tinggal disana. Ia tidak tahu harus memulai dari mana.

Soo Ah meminta Do Woo untuk menjalankan mobilnya karena ia harus menjemput Hyo Eun.


Mereka sampai di tempat tujuan, Do Woo bertanya dimana Soo Ah tinggal. Soo Ah belum menjawabnya karena telfon dari Kevin. Soo Ah berbohong kalau ia naik bis tadi.

Soo Ah melepas sabuk pengamannya setelah menutup telfon. Do Woo memanggilnya.

"Aku berusaha sangat keras. Aku baru saja mulai pulih. Aku baru saja mulai... Pulih dari segala hal."

Lalu Soo Ah keluar dan menjemput Hyo Eun di rumah tetangganya. Setelah itu Soo Ah berjalan pulang dengan merangkul Hyo Eun.

Do Woo mematikan lampu mobilnya dan mengikuti Soo Ah. Ia terus mengikuti Soo Ah hingga Soo Ah masuk ke dalam rumahnya.


"Kau tinggal di sini." Gumam Do Woo dan ia teringat saat ia mengarahkan senternya pada wanita yang lewat di hadapannya. Ia mengerti sekarang kalau wanita itu adalah Soo Ah.

Hyo Eun langsung tidur setelah sampai di rumah bahkan mengabaikan Soo Ah yang menyuruhnya untuk mencuci kaki.


Soo Ah kembali ke luar untuk menemui Do Woo. ia bertanya dimana rumah Do Woo. Do Woo menunjukkan arahnya, diujung jalan yang mereka pijak saat ini. Soo Ah lalu dian, giliran Do Woo yang bertanya, apa hanya itu.

"Aku tidak yakin... Apa ini. Aku benar-benar tidak yakin."

"Aku tahu betul... Apa ini." Jawab Do Woo.


Do Woo kembali ke rumahnya, disana orang suruhan Pak Mun sudah membereskan semuanya sendiri. Do Woo beralasan kalau ada halyang terjadi.

"Apa kau ingin menginap di hotel?"

"Apakah tidak mahal?  Tapi aku akan kembali besok lusa."

"Kau memiliki perjalanan yang panjang datang kesini. Aku ingin kau beristirahat sebelum kau pergi.

Orang itu menolak karena hanya akan buang-buang uang saja. Ia hanya akan tinggal semalam. Ia tak masalah tidur di sofa malam ini.

"Bisakah aku mendapatkan sesuatu yang lain? Bisakah aku mendapatkan sprei? Aku alergi terhadap apa pun yang memiliki bulu di dalamnya. Aku tidak ingin selimut. Itu harus terbuat dari katun." Dan saat ia menoleh Do Woo sudah menghilang lagi.


Do Woo mengayuh sepedanya menuju rumah Soo Ah. Soo Ah keluar karena melihat senter sepeda Do Woo. Soo AH bertanya, ada apa lagi.

Do Woo hanya ingin mengucapkan salam sebagai keluarga.  Ia berharap bisa terus bertemu Soo Ah disana sebagai tetangga. Soo Ah mengerti dan Do Woo menyuruhnya masuk karena diluar dingin.

Do Woo kembali ke rumahnya.


Seok memperdengarkan rekaman Annie pada Hye Won. Seok menjelaskan kalau Annie kecelakaan setelah merekam itu.

"Lalu apa? Apakah kau menyalahkanku? Apakah ini ancaman?"

"Apa ini sesuatu yang bisa aku gunakan untuk mengancammu? Kalau begitu, akan kulakukan."

Doh Woo tidak ingin mengungkit hal ini karena berpikir Hye Won akan merasa bersalah. Tapi Seok tidak bisa melakukan itu.

"Dengar. Ini bukan ancaman. Ini adalah saran. Kalian berdua harus bercerai. Setidaknya, jadilah manusiawi tentang hal itu. Jangan terobsesi dengan rumah tua."

Hye Won menyuruhnya keluar jika sudah selesai memberi saran karena ia sibuk.

Seok tidak menyangka, bagaimana Hye Won bisa bekerja setelah mendengar rekaman itu. Padahal Seok sudah mencoba untuk bersikap baik pada Hye Won.

Tapi Hye Won tidak bergeming, Seok bertanya sekali lagi, apa Hye Won tidak merasakan apa-apa? Tidakkah Hye Won setidaknya merasa kasihan?!

"Hye Won. Tolong jangan seperti ini."


Hye Won menutup laptopnya seperginya Seok, ia tampak berpikir. 

Paginya, saat Hye Won akan berangkat kerja, Seok meneriakinya untuk segera bercerai dan berhenti mengungkit masalah kesepakatan bersama.


Hyo Eun bertanya, apa ibunya akan pulang larut lagi. Soo Ah menjawab tidak, kalau begitu Hyo Eun tidak akan pergi ke rumah nenek tetangga lagi.

"Kenapa tidak?"

"Punggungnya sakit. Tapi dia ingin memasak untukku. Aku merasa buruk baginya melakukan semua hal itu."

Soo Ah memuji putrinya yang sangat baik.


Soo Ah lalu jalan-jalan menuju ujung jalan (rumah Do Woo). Ia melihat Do Woo di dalam. Lalu Do Woo menyuruhnya masuk ke dalam.

"Aku sedang berjalan-jalan. Aku selalu datang ke sini." Ujar Soo Ah setelah masuk ke dalam.

Orang suruhan Pak Mun bertanya, siapa Soo Ah. Do Woo bertanya pada Soo Ah, apa Soo Ah butuh sesuatu? Soo Ah bisa memesan apa pun. Ada toko mebel besar di dekat sana.

"Sebuah meja." Jawab Soo Ah.

"Sebuah meja? Untuk berapa orang? Dua? Atau... Tiga?"

Soo Ah menjawab kalau ia hanya butuh dua kursi lalu orang itu menebak pasti SOo Ah hanya memiliki dua anggota keluarga. Do Woo senang karena Soo Ah hanya butuh untuk dua orang.

"Apa kau senang kalau dia punya dua anggota keluarga?" Tanya Orang itu.

Do Woo akan membuat empat kursi untuk berjaga-jaga. Soo Ah berterimakasih, dan akan pergi tapi Do Woo meminta nomor telfon Soo AH. SOo Ah jelas terkejut.

"Kau tampak bingung. Kami membutuhkan nomormu untuk menghubungimu." Jawab orang itu.


Do Woo lalu mengeluarkan ponselnya, ia mengatakan kalau nomornya tetap sama, ia menunggu dan menunggu.

Soo Ah kemudian menelfon nomor Do Woo dan tersambung. Do Woo menunggu dan akhirnya Soo Ah menelepon.

"Tak bisakah kau jalan-jalan di siang hari? Hari akan gelap saat kau pulang sekarang." Ujar Do Woo sambil menyimpan nomor Soo Ah.

So Ah tak mengerti, lalu Do Woo menjelaskan kalau ia lah yang menerangi jalan Soo Ah dengan senter sepedanya waktu itu.

"Bahkan jika kau pergi jauh, kau masih dekat. Tidakkah kau lihat?"

Kemudian orang itu menyerobot percakapan mereka dengan mengajak sarapan karena sudah waktunya sarapan. Soo AH kemudian pamit.

Dalam perjalanannya kembali ke rumah Soo Ah tersenyum.


Tim Jin Suk sampai di Seoul dan ia membubarkan semuanya. Mi Jin jalan duluan selanjutnya Jin SUk menyusulnya.

Sang Yeob mengajak Joo Hyun dan Eun Joo untuk minum-minum tapi Soo Eun menolaknya. Tak apalah ia masih bisa mengajak Joo Hyun.

Sang Yeob mengatakan kalau Kevin mampir ke Seoul. Tujuannya sih untuk bertemu Mi Jin, tapi tampaknya Mi Jin tak bisakeluar malam ini.

"Dia terlihat baik-baik saja saat penerbangan,  Tapi dia mulai berkeringat saat kita mendarat. Jangan meneleponnya." Ujar Joo Hyun.


Jin Suk mengejar Mi Jin untuk menanyakan keadaan tubuh Mi Jin. Mi Jin bertanya dimana Soo Ah dan Jin SUk malah baik bertanya siapa pria muda yang Mi Jin kencani.

"Mari kita lihat siapa yang menyerah lebih dulu."

"Terserah." Lalu Mi Jin pergi duluan.


Do Woo dan Soo Ah kembali bertemu. Do Woo memperlakukannya seperti layaknya tetangga biasa. Ia menyapa Soo Ah yang akan berangkat kerja.

Saat Soo Ah akan membuang sampah, ia menawari untuk membuangkannya karena tempat sampah sejalan dengan tujuannya saat itu.


Joo Hyun, Sang Yeob dan Kevin Oh minum bertiga. Joo Hyun curhat kalau masalah di tim mereka adalah yang terburuk dan semua itu karena Jin Suk.

"Ayolah, tak perlu membahas itu. Hentikan. Aku sudah minta maaf kalau yang lain tidak bisa datang." Ujar Sang Yeob.

Kevin Oh juga tidak apa-apa dan mengatakan kalau Joo Hyun cocok dengan Sang Yeob. Sang Yeob menyarankan untuk menelfon Eun Joo.

Joo Hyun mengingatkan kalau Eun Joo malah yang pertama menolak tadi. Sang Yeon beralasan kalau itu sebelum ia mengatakan kalau Kevin datang. Kalau Eun Joo tahu pasti mau datang.

Kevin tak tahu kalau Eun Joo bergabung dengan tim mereka, Eun Joo itu yang selalu bekerja bersama Soo Ah, kan?

Sang Yeon dan Hyun Joo mengiyakan. Lalu Kevin mengatakan kalau ia sering bertemu dengan Soo Ah, baik Sang Yeon maupun Joo Hyun kaget mendengarnya, dimana?

"Pulau Jeju." jawab Kevin ragu.

Sang Yeon langsung menanyakan keadaan Soo Ah, baik-baik saja, kan? Mereka tidak tahu seberapa besar ia berharap Soo Ah bahagia. Soo Ah yang malang.

Kevin bingung, memangnya apa yang terjadi? Joo Hyun menjelaskan kalau itu semua cuma salah paham. Kan Sang Yeon juga mendengar sendiria kalau Mi Jin sudah menjelaskan semuanya kalau semua itu cuma salah paham.

"Kapten Park dan Mi Jin tidak seperti yang dikatakan. Mereka hanya berbicara sepanjang malam. Kapten Park mampu melakukan hal itu." Lanjut Joo Hyun.


Nyonya Kim olahraga sendirian di taman.


Saat Jin Suk mampir ke rumahnya, ia menunjukkan foto  rmah adiknya Jin Suk. Ia juga cerita kalau kawannya olahraga tiap pagi dilarikan ke rumah sakit hari ini. Sangat menyedihkan.

"Sudah kubilang Ibu tidak perlu khawatir tentang kesehatanmu."

Nyonya Kim menjelaskan kalau Soo Ah masih menelfonnya tiap pagi, memberitahu kalau dirinya baik-baik saja. Dan apa saja yang dilakukan Hyo Eun.

"Soo Ah anak yang baik. Keluarga sangatlah penting saat kau tua. Kau membutuhkan seseorang untuk membawamu ke rumah sakit. Atau seorang anak untuk menyampaikan kabarmu. Itulah yang benar-benar berharga dalam kehidupan."

Nyonya Kim menyinggung mengenai daerah rumahnya yang akan diperbaharui. Ia akan mengurus masalah rumahnya sendiri lalu tinggal bersama adik Jin Suk di Selandia Baru.


Jae Ah kembali minta makan di rumah Mi Jin. Saat melihat Mi Jin minum obar herbal, Jae Ah bertanya, apa Mi Jin sesakit itu?

"Ya, karena kau ada disini membuatku terkena penyakit." Jawab Mi Jin.

Lalu Jae Ah minta satu. Jae Ah beralasan kalau pekerjaan paruh waktu memata-matai Mi Jin sangat melelahkan. Mi Jin menyuruhnya jujur, kalau datang untuk makan bilang saja. Berhenti membuatnya jengkel.

"Aku akan pergi bekerja sekarang." Jawab Jae Ah.


Mi Jin mendapat telfon dari Kevin, Jae Ah mendekat karena mendengar nama laki-laki disebut Mi Jin. Kevin berkata kalau ia ada di Seoul sebentar, ia harap bisa bertemu dengan Mi Jin.

"Dimana kau?" Tanya Mi Jin.

Kevin menjelaskan kalau ia akan minum bersama Jin Suk. Mi Jin menyayangkan itu. Semua orang berpikir ia sakit di tempat tidur, Jika hanya Kevin dan dirinya, ia akan pergi tapi tidak.

"Sayang sekali. Aku seharusnya meneleponmu lebih cepat." Sesal Kevin.

"Manis sekali kata-katamu itu."

Mi Jin lalu menyuruh jae Ah pergi. Kevin bertanya, apa ada orang lain bersama Mi Jin saat ini. Mi Jin mengatakan kalau adiknya Soo Ah selalu mengikutinya. jae Ah pun pergi.

Kevin mengatakan kalau ia sering bertemu Soo Ah di pulau Jeju. Mi Jin bertanya, bagaimana kabar Soo Ah.

"Dia dan Hyo Eun baik-baik saja. Kunjungilah kami saat kau ada waktu. "

"Ya."

Mi Jin bergumam, jadi Soo Ah lari sejauh itu dari Do Woo.


Setelahnya Kevin mendapat telfon dari Jin SUk karena mendengar Mi Jin akan datang. Kevin menjelaskan kalau Mi Jin sakit dan menawarkan diri untuk datang ke rumah Jin Suk.

Jin SUk menjawab tidak usah karena ia sekarang ada di rumah ibunya. Setelah menelfon Kevin, Jin Suk menelfon Mi Jin tapi tidak diangkat.

"Jadi kau menerima panggilan Kevin, tapi aku tidak?" Kesal Jin Suk.

Di rumahnya, Mi Jin minum sendirian. Ia melihat ponselnya, ada panggilan tak terjawab dari Jin Suk, ia tak peduli lalu melempar ponselnya kembali.


Bel pintu rumah Mi Jin berbunyi dan Jin Suk datang. Mi Jin mencibir, Jin SUk punya terlalu banyak waktu luang  dengan perginya Soo Ah.

"Apa denganku lagi kau ingin menghabiskan Waktu luangmu itu? Oh, benar. Kau bilang ada wanita muda yang coba melawanmu. Tapi tetap saja, kau sangat sering datang padaku."

Jin Suk mengelak dibilang kalau dirinya yang datang pada Mi Jin. Seharusnya orang yang selalumengikuti Mi Jin itu yang pantas disebut seperti itu.

"Kaulah yang merampok tempat dengan gelandangan."

Mi Jin menyuruhnya berhenti untuk bersikap menyedihkan karena Pak Jin Suk dan menyedihkan tidak cocok menjadi kalimat. Jin SUk beralasan kalau ia hanya mengikuti kata hatinya.

"Begitu, ya. Hatimu?" Sindir Mi Jin dan ia teringat saat di hotel, saat ia juga mengikuti kata hatinya.

Lalu ia menjelaskan pada Jin SUk kalau "mengikuti kata hati" adalah kalimat yang paling dibencinya. Apa gunanya mengikuti kata hati coba?

"ah.. maksudmu hari itu? Setidaknya, kau tidak menyesal." Ujar Jin Suk.

Mi Jin berharap bisa kembali ke saat-saat itu. Mi Jin menyuruh Jin SUk Sadarkan diri sebelum Jin Suk menghancurkan keluarganya.

Jin SUk menjawab kalau ia akan mengurus keluarganya sendiri. Mi Jin tak perlu ikut campur.

"Aku dengar Soo Ah pergi ke Pulau Jeju. Menurutmu kenapa dia pergi ke sana? Dia sedang mencoba. Dia mencoba untuk melindungi keluarganya. Setidaknya jadilah ayah dan suami yang baik... Jika kau akan seperti ini. Berhentilah peduli dengan adik iparmu yang datang ke sini."

Barulah Jin Suk mengerti kalau Jae Ah ternyata dalah pria muda yang selalu mengikuti Mi Jin selama ini. Mi Jin menjelaskan kalau Jae Ah melihat Jin Suk keluar masuk rumahnya, lalu memata-matainya dan mengancamnya.

"Soo Ah pergi ke Pulau Jeju untuk melakukan... Kenapa hanya kau yang tidak terluka?" Bentak Mi Jin.

Jin Suk kembali ke rumahnya, saat ia menunggu lift, ia mengingat pertengkaran Mi Jin dan Jae Ah waktu itu.


Soo Ah akan mengangkat jemuran. Do Woo menelfonnya masalah meja. Soo AH tersenyum, jadi ia benar-benar pelanggan saat ini?

Do Woo beralasan kalau ia harus tahu apa yang diinginkan pelanggannya. Do Woo sekarang dalam perjalanan menuju rumah SOo Ah.

Soo Ah menjawab kalau ia harus pergi ke bandara, ia bekerja disana. Kalau begitu, Do Woo mengajak SOo AH kesana bersama.


Do Woo memberi tumpangan Soo Ah menuju bandara. Soo AH mengungkit impiannya yang selalu ingin naik di bak terbuka. Do Woo menyuruh Soo Ah mencoba kalau begitu.

"Aku akan melakukannya nanti." Jawab Soo Ah.

Ternyata Do Woo mengajak Soo Ah mampir ke toko mebel yang diceritakannya. DO Woo menjelaskan kalau Soo Ah berteman baik dengan pemilik toko itu maka akan mendapatkan banyak bantuan. Do Woo bertanya, apa Soo Ah ingin meja kayu atau sesuatu yang lain?

"Meja kayu."

"Ada banyak warna yang berbeda. Mulai dari yang berwarna terang sampai dengan yang gelap."

"Bukankah yang gelap lebih mudah untuk tetap terlihat bersih?"

"Jadi kau pasti suka warna gelap."

"Tidak, aku akan ambil yang berwarna terang. Aku selalu menggunakan taplak meja."

"Yang berwarna terang... Itu artinya kau suka menyembunyikan barang-barang."

Soo Ah hanya tersenyum. DO Woo penasaran, berapa lama Soo AH akan tinggal di Jeju, ia ingin membuat meja dengan kayu yang kokoh. Semakin tua usianya, akan semakin terasa baik. Akan bertahan lama apapun yang terjadi. Jadi berapa lama?

Soo Ah belum memutuskan. Ia datang ke sana tanpa perencanaan. Do Woo menyuruhnya untuk memikirkan hal itu.

Soo AH merasa kalau Do Woo terlihat berbeda. Do Woo terlihat lebih damai. Do Woo membenarkan.Selanjutnya barulah Do Woo mengantar Soo Ah ke bandara.



>

1 komentar:

avatar

Trimakasih,dtggu recap slnjtnya...


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search