Sumber Gambar dan Konten dari KBS2
Sinopsis On The Way To The Airport Episode 7 Part 1
Soo Ah berlari ke arah Do Woo dan Do Woo memeluknya, Soo Ah pun mambalas pelukan Do Woo dan menangis bersama Do Woo.
Marie
mengikuti arah Soo Ah berlari tadi dan ia melihat Do Woo dan So Ah saling peluk.
Ia pun memalingkan pandangan dan berbalik kembali ke dalam rumah sakit.
Saat itu, ia
tak sengaja bertabrakan dengan Hye Won. Ia mengenali Hye Won sebagai Ibunya
Annie dan mengenalkan diri sebgai Marie, ibu kos Annie.
Marie menggenggam tangan Hye Won, turut berduka atas apa yang terjadi pada keluarga Hye Won lalu mengajaknya bicara di tempat lain. Hye Won terus melihat ke belakang, mencari-cari Ibunya Hyo Eun.
Hye Won
mentraktir Marie secangkir kopi. Marie mengagumi kopi itu karena sudah 10 tahun
lamanya tak pernah merasakannya.
Hye Won
bertanya, kenapa Marie ke Korea. Marie berbohong kalau ada urusan keluarga yang
harus ia datangi. Selanjutnya Hye Won bertanya mengenai Marie yang tadi
memanggil seseorang dengan "Ibunya Hyo Eun".
"Apa
ibunya Hyo Eun di sini?"
Lagi-lagi
Marie berbohong kalau ia telah salah melihat orang. Dan ia balik bertanya, apa
Hye Won mengenal Ibunya Hyo Eun?
"Tidak.
Aku hanya tahu namanya saja."
Marie merasa
kalau sudah sewajarnya keluarganya Hyo Eun kenal dengan keluarganya Annie. Hye
Won jujur kalau ia tidak mengenalnya dengan baik, ia juga tidak pernah bertemu
dengan ibunya Hyo Eun.
"Siapa
yang tahu? Mungkin hanya aku yang tidak tahu." Lanjut Hye Won membuat
Marie langsung diam.
Hye Won
memastikan, apa Marie sudah membuang barang Annie yang dari kepolisian? Untuk
kesekian kalinya Marie kembali berbohong, ia berkata kalau ia sudah membuangnya
seperti yang Hye Won inginkan.
"Mulai
sekarang, semua tentang Annie bicarakan padaku. Kalau kau menemukan sesuatu,
berikan padaku. Aku tidak yakin kau tahu tentang ini... Tapi Do Woo bukan ayah
kandungnya Annie. Annie... Anak kandungku."
Marie
mengerti sekarang, alasan kenapa hatinya Hye Won dingin sekali pada Annie. Lalu
Marie pamit karena tampaknya Hye WOn lelah dan ia tidak berpakaian yang layak
untuk melayat. Ia cuma pesan agar Hye Won menyampaikan pada Do Woo kalau ia
nanti akan menelfon.
Soo Ah mencuci beras, ia teringat saat Do Woo memeluknya. Teringat kata-kata terakhir Nyonya Go
"Sebelum seseorang meninggal, Mereka
melakukan hal yang spesial untuk orang yang mereka sayangi. Karena mereka
menghargai orang itu."
Lalu
dilanjutkan dengan ingatannya akan perkataan Do Woo,
"Mereka, entah bagaimana menemukan cara
untuk meninggalkan sesuatu yang mereka tahu akan diperlukan oleh orang yang
mereka sayangi."
Soo Ah tadi juga menyampaikan wasiat Nyonya Go dan saat ini Do Woo membaca surat peninggalan ibunya.
"Untuk anakku tersayang, Doh Woo. Ibu
pasti ketakutan karena penyakit ibu. Ibu menulis surat ini untukmu Untuk
mengatakan padamu tentang impian panjang ibu. Kumpulkan semua hasil karya
kesukaan ibu dan yang pertama kali ibu buat di awal karir ibu. Kumpulkan yang
banyak dan simpan di rumah kecil dimana semua orang bisa berkunjung."
"Ibu berharap mereka bisa mendengar suara gelombang saat mereka masuk. Ibu harap mereka bia mencium bau batuan merasakan angin bertiup melalui pohon yang tinggi dimana matahari selalu bersinar. Lokasi rumah itu harus berada di tempat yang tenang. Ibu berharap hasil karya ibu dapat menikmati sinar matahari, menikmati pemandangan.
"Jalinan yang ibu buat waktu berumur 25
tahun. Terlihat di bunga Neillia bahkan di pohon ceri dan bunga kamelia. Ini
alamatnya... pergilah kesana dan beritahu mereka apa yang kukatakan mereka akan
mengerti dan akan menyerahkannya kepadamu.
"Do Woo, Hanya dengan memikirkannya
saja membuat ibu bahagia."
"Pesan di sampaikan oleh Choi Soo Ah." Tulis Ibu Do Woo dalam suratnya.
Do Woo
menangis setelah membacanya, ia menggumamkan kalimat yang ibunya tulis,
"Berjalanlah
sepanjang dinding batu... Dan kau akan melihat lautan."
Jin Suk mendapat pesan dari Soo Eun, yang mengatakan kalau ia kemarin terbang bersama Soo Ah. Dan menawari Jin Suk minum teh bersama, ia juga menulis kalau sekarang ia ada di belakang Jin Suk.
Jin Suk hanya mengajak Soo Eun bicara di tempat yang sepi. Soo Eun keberatan, apa tidak ada tempat lain. Jin Suk beralasan kalau ia harus pulang cepat.
Soo Eun
memuji Soo Ah sebagai orang baik. Jin Suk tak percaya, apa hanya itu yang ingin
Soo Eun katakan?
"Tidak,
Tidak kapten."
Jin Suk
menebak pasti Soo Eun menahan amarah terhadapnya. Lalu ia minta untuk
meluruskan semuanya. Ia bertemu dengan Soo Eun di pub waktu itu, jadi mereka
berbicara sebentar. Saat mereka ketemu lagi keesokan harinya, mereka berbicara
lagi.
"Apa
terjadi sesuatu tanpa sepengetahuanku? Sesuatu bisa saja terjadi. Kau datang
menemuiku di pagi hari untuk bertanya apakah kita bisa bertemu di Seoul. Oh,
aku lupa, kau membawakan kopi."
Soo Eun mengaku kalau ia kehilangan penilaiannya karena mereka berbicara sepanjang malam. Saat wanita terjaga semalaman, mereka bisa bingung dengan mudahnya, meskipun itu datangnya dari pria yang sudah menikah.
"Saya
tidak yakin apa Anda ingat. Tapi Anda juga membicarakan tentang Choi Soo Ah
sunbaenim. Anda bilang isteri adalah perhiasan di rumah."
Jin Suk
mengakui telah mengatakan itu. Ia menambahi, perhiasan di rumah berbeda dengan
perhiasan di toko. Ia tidak bisa tidur fi kasur rumahnya tapi di pesawat tidak
terlalu nyaman. "Itu aneh bukan?"
"Jadi,
itu maksud Anda. Anda tidur dengan berisik di hotel. Saya berada di sisi Anda
sampai Anda tertidur. Anda menyuruh Saya mematikan lampu saat Saya keluar. Anda
sepertinya tidak ingat sama sekali.
Soo Eun
kembali mengungkit Soo Ah yang sepertinya orang baik, Soo Ah sepertinya tidak
bodoh atau cukup licik untuk memata-matai Jin Suk.
Jin Suk
mengatakan kalau Soo Ah adalah orang yang baik juga ceroboh, tapi itu yang
membuatnya tertarik pada Soo Ah. Jin Suk lalu pergi jika tidak ada yang ingin
Soo Eun bicarakan lagi.
Jin Suk sudah berjalan beberapa langkah. Lalu Soo Eun teringat sesuatu,
"Choi
Soo Ah Sunbaenim berbicara lama dan rahasia dengan seorang pria di pesawat.
Saya rasa namanya Seo Doh Woo. Dia bilang pria itu ayah dari teman
anaknya."
Jin Suk lalu
melepaskan kopernya dan mendekati Soo Eun,
"Lalu
kenapa?" Tantang Jin Suk.
"Aku
cuma bilang saja."
Jin Suk tak
menjawab lagi, ia memilih pergi dari sana.
Kemudian Jin Suk berhenti, ia menggumamkan nama "Soe Do Woo". Lalu menelfon Mi Jin, tapi Mi Jin menolaknya karena ia akan menjalani perawatan.
Soo Ah melakukan pelatihan keselamatan jika terjadi kecelakaan pesawat. Ia melakukannya dengan semangat.
Setelah sesi latihan usai. Sunbae Soo Ah mengajaknya bicara, Sunbae tahu kalau Soo Ah sebenarnya ingin berada di bagian latihan.
"Tapi
tidak ada posisi, itu bagian yang populer." Jawab Soo Ah.
Sunbae lalu
cerita, ibunya menjaga anaknya tapi tiba-tiba sakit, kemudian suaminya berhenti
bekerja untuk memulai usaha di Cina bersama dengan temannya dan juga, jadwal
penerbangannya panjang. Masa-masa itu membuat ia jadi gila, tapi saat itulah
bagian pelatihan membuka lowongan.
"Cerita
kita semua hampir sama, Tapi ceritamu berakhir bahagia. Aku rasa kau
beruntung."
Soo Ah memposting permohonan penerbangan ke Oakland.
Saat itu ia
sedang janjian dengan Marie dan tak lama kemudian Marie datang. Soo Ah senang
Marie menghubunginya. Sambil makan mereka melanjutkan pembicaraan.
Soo Ah bertanya, apa marie sudah bertemu dengan semua orang yang ingin Marie temui. Marie sudah menemui semuanya tapi masalahnya adalah keluarganya. Ia merasa tidak nyaman. arena ia tidak ada, ia tidak yakin mereka (mungkin panti jompo) mengurusnya dengan baik.
Soo Ah
meminta Marie untuk memberi alamat keluarganya agar ia bisa mampir sekali atau
dua kali setahun.
"Kau
baik pada Hyo Eun waktu dia berada di sana."
Kalau memeng
begitu, marie meminta bantuan Soo Ah. Ia lalu bertanya, apa Soo Ah dekat dengan
Do Woo.
"Aku
rasa begitu." Jawab Soo Ah.
Marie
meletakkan sumpitnya untuk bicara serius. Ia tidak begitu perduli dengan urusan
lain. Marie jujur kalau ia melihat Soo Ah berlari ke arah Do Woo di pemakaman
saat hujan.
"Annie
mendatangi aku, Jadi aku cepat-cepat pergi."
Soo Ah
menegaskan kalau mereka hanya berteman.
Jin Suk langsung menuju ke rumah sakit ibunya. Nyonya Kim berkata kalau Soo Ah ada di rumah. Jin Suk balik bertanya, kenapa Soo Ah tidak menunggui Nyonya Kim.
"Dia
bersama Hyo Eun, dia ada di sini siang hari."
Lalu Nyonya
Kim membahas Jin Suk yang datang dengan balutan seragamnya. Nyonya Kim berkata
kalau ia sudah lama tidak melihat Jin Suk memakai seragam.
Ternyata
dahulu Jin Suk pernah tidak mau memakai seragam lagi. Tapi itu sudah lama
sekali. Nyonya Kim senang karena Jin Suk serhasil mengatasinya setelah kejadian
itu.
"Kau
membuat keributan waktu kau bilang tidak mau terbang. Apa semuanya baik-baik
saja sekarang?"
Jin SUk
beralasan kalau ia baru 20 tahun waktu itu dan rasanya sangat berat. Ia minta
ibunya berhenti membicarakan masalah itu.
"Ini
semua karena kau bertemu dengan isteri yang hebat. Kalau kau bertemu dengan
isteri yang hebat, kesulitanmu berkurang..."
Jin Suk
memotong, mengatakan kalau ia tidak punya kesulitan. Nyonya Kim menasehati
kalau Jin Suk bertemu dengan istri yang salah, Jin Suk akan terbebani.
"Ibu
langsung berpihak padanya padahal baru sebentar bersamanya." Protes Jin
Suk.
Nyonya Kim
mengaku kalau Soo AH itu ramah dan menyenangkan. Lalu saudara Jin Suk yang di
New Zealand menghubungi Nyonya Kim. Jin Suk tidak ingin berbicara dengannya dan
memilih keluar.
Jin Suk
berharap agar operasi Nyonya Kim berjalan lancar. Jung Suk menegaskan kalau
Nyonya Kim hanya akan menjalani operasi kecil, jadi tidak usah khawatir.
Jin Suk menelfon Soo Ah, menanyakan keberadaannya. Jin Suk juga menanyakan kenapa ia mendengar cerita tentang Soo Ah dan pria lain.
"Apa
yang kau bicarakan?" Tanya Soo Ah tak mengerti.
"Apa
kau tidak tahu bagaimana pramugari lain bergosipwaktu kau berbicara secara
pribadi dengan salah satu penumpang? Kau bicara dengan siapa? Aku dengar itu
ayah dari temannya Hyo Eun."
Soo Ah
menjawab kalau Jin Suk tidak mengenalnya dan mereka hanya saling menyapa. Hyo
EUn bertanya pada Soo Ah, apa yang menelfon ayahnya?
"Bagaimana
kau tahu?" Tanya Soo Ah.
Hyo Eun
menjawab kalau ibunya kelihatan sangat depresi. Lalu bertanya, kapan ayahnya
akan datang?
Soo Ah lalu
menanyakan pada Jin Suk, apa Jin Suk bisa mampir ke rumah sekarang. Jin Suk
berkata kalau ia ada di Gayang-dong.
Soo Ah
mengingatkan kalau Jin Suk harus menjaga Hyo Eun setelah pulang sekolah besok,
ia minta Jin Suk datang agar bisa bicara sesuatu karena jadwalnya kacau.
Soo Ah
teringat penegasannya pada Marie kalau dirinya dan Do Woo hanya teman biasa
lalu ia teringat pelukan Do Woo. Dan teringat pertemuannya dengan Hye Won
walaupun mereka tidak pernah saling melihat wajah masing-masing.
Jawaban
Marie tadi : Aku tidak yakin apa yang benar. Aku tidak yakin siapa atau apa
yang terbaik untuk Annie. Semakin banyak aku tahu, semakin aku merasa menyesal
untuk Annie.
Soo Ah mendesah lalu meminta Hyo Eun mengoper bola padanya. Dan mereka berakhir bermain bola bersama.
Hye Won berkata pada Do Woo kalau Seok membuat sarapan untuk mereka sebelum pergi. Do Woo bertanya, apa Seok akan pergi hari ini. Seok menjawab tidak.
Hye Won akan
sibuk minggu ini jadi Seokbisa santai. Seok menegaskan kalau ia tidak akan
pergi, ia akan tetap tinggal bersama mereka untuk mengawasi, apakah wasiat
Almarhum Nyonya Go dijalankan.
"Maafkan
aku, Hye Won."
Hye Won tak
menjawabnya, ia pamit untuk bekerja.
Do Woo sangat jarang sarapan nasi setelah menikah. Ia beruntung memiliki Seok. Di masa lalu, kehidupannya pasti...
"Kau
tidak akan berada dalam kekacauan ini kalau kau orang baik." Potong Seok
tapi Do Woo berkata kalau ia bisa menerimanya.
Seok takjub
pada Nyonya Go yang telah membesarkan Do Woo dengan sangat baik. Jadidia
menyuruh Do Woo untuk hidup dengan baik.
"Bukankah
ini sudah cukup baik?" tanya Do Woo.
Seok tak
menjawabnya, hanya menatap Do Woo yang sibuk makan.
Soo Ah mengantar patjuk ke bar Hyun Woo. Ia membawa banyak jadi Hyun Woo bisa membaginya. Soo Ah juga berkata kalau dirinya yang membelikan patjuk sebelum Nyonya Go meninggal.
Soo Ah akan
langsung pergi tapi Hyun Woo menahannya. Hyun Woo bercerita masa-masa SMA nya
dimana dulu kedua orang tuanya saling berselingkuh.
"Mereka
punya kehidupan sendiri dan aku tinggal di rumahnya Doh Woo. Jadi aku mengenal
Nyonya Go dengan sangat baik. Dia adalah orang yang paling hangat sedunia. Aku
dengar kau membawakannya makan malam untuk yang terakhir kalinya. Terima
kasih."
Hyun Woo selanjutnya membawa patjuk itu ke kantor Do Woo. Do Woo tidak mau karena ia ingin bir, bir jepang. Do Woo mengira kalau Hyun Woo sedang berkancan makanya tidak membagikan bir Jepang.
"Diam
dan makan sajalah." Kata Hyun Woo lalu kembali ke bawah.
Do Woo melihat pesan tertulis di tutup patjuknya, ia membacanya lalu membukanya.
Hyun Jung merasa kalau mereka harus menghentikan semuanya. Hye Won tak mengerti maksudnya.
"Kami
berpikir untuk menjadikan Go Eun Hee sebagai merek. Dengan kematian Nyonya Go
dan Doh Woo masih berduka cita, sekarang bukan waktu yang tepat. Sebenarnya,
bisnis akan terus berjalan bahkan tanpa namanya."
Lalu Hye Won
bertanya, apa yang harus dilakukannya sekarang. Hyun Jung tak tahu pasti,
mungkin mengadakan pameran untuk mengenang Nyonya Go atau semacamnya.
"Bukankah
kau seharusnya menjaga keluargamu?"
"Bagaimana
kita bisa menunjukkannya kalau Do Woo tidak menyetujuinya?" Tanya Hye Won.
Hyun Jung
mendengar kalau Do Woo sudah menentangnya. Hye Won menjelaskan kalau Do Woo
merasa bersalah akan banyak hal. Ia rasa Do Woo akan membantunya kali ini.
Marie membuka kotak barang Annie, ia menyalakan ponsel Annie dan mengecek rekaman suara. Marie langsung memutarnya, ia mendengar..
Annie: AKu mau kembali. Aku rindu pada semua
orang
Hyo Eun: Jangan kembali
Marie
langsung mematikannya. Setelah mengetahui kalau Annie bukan anak kandung Do
Woo, Marie memutuskan untuk tidak memberitahukan adanya rekaman itu pada Do
Woo.
"Dia
sudah punya banyak masalah. Ini bukan urusanku."
Hyo Eun semakin mahir main bola. Jae Ah yakin kalau Hyo Eun pasti akan di terima di tim inti sekolah besok.
Soo Ah melakukan pekerjaan ibu rumah tangga dan Do Woo melakukan pekerjaannya di kantor. Mereka kembali berhubungan lewat SMS.
Do Woo: Terima kasih atas patjuknya.
Soo Ah: Ibu Go juga menikmatinya. Beliau
kelihatan sangat bahagia
Do Woo: Ibu tahu namamu
Soo Ah: Beliau bertanya padaku
Do Woo: Nama terakhir yang Ibu tuliskan
adalah namamu
Soo Ah: Beliau bahkan memberiku hadiah hari
itu, Gelang kaki. Beliau menyuruhku untuk merawat kakiku. Seperti Beliau tahu
apa pekerjaanku
Do Woo: Ibu sering melakukan itu waktu dia
masih hidup. Ibu punya cara untuk mengetahui sesuatu
Soo Ah: Ada lagi sebelum itu, jalinan. Juga
ada kancing
Do Woo: Kancing, jalinan dan gelang kaki...
Itu artinya kau harus mencari teman baru dan bebaslah. Pasti begitu
Soo Ah: Aku akan mencari tahu artinya untuk
diriku sendiri. Apa kau bertemu dengan Marie?
Do Woo: Tidak
Soo Ah: Dia pasti melihat kita bersama
Do Woo lalu menghubungi Soo Ah, melarangnya khawatir karena mereka memiliki aturan "tiga hal tidak boleh". Soo Ah jujur kalau Do Woo membuatnya takut sesaat tadi.
"Apa
kau menikah karena cinta?" Tanya Do Woo.
"Kenapa
kau bertanya?"
"Seberapa
banyak kau mencintainya?"
Soo Ah
bener-benar tidak ingin mengatakannya tapi Do Woo memaksa. Soo Ah menjawab
kalau ia sangat menyukai suaminya. Suaminya adalah kapten yang populer diantara
para kru, ia bisa melihatnya dan entah bagaimana mereka akhirnya bersama.
"Bagaimana
tepatnya?" tanya Do Woo.
Soo Ah balik bertanya, apa yang ingin Do Woo ketahui. Do Woo menjawab kalau dirinya benar-benar ingin tahu.
Soo Ah
bercerita, awalnya di Sydney, mereka berbicara sepanjang malam dan kebetulan
mereka menginap di hotel yang sama.
Do Woo
tersenyum, ia tidak menyangka Soo Ah akan membicarakan detailnya.
Mi Jin minum-minum bersama tim-nya, karena salah satu dari mereka memutuskan berhenti. Mi Jin semakin merasa sedih, ia bahkan merasa akan menangis. Ia rasa sudah saatnya juga ia berhenti. Saat ia melihat orang-orang berhenti ia sangat sedih.
"Hey..
Waktu Ji Yeon berhenti, Kau tidak begitu." Protes salah satu dari mereka.
Mi Jin malah
bertanya, siapa itu Ji Yeon dan semuanya tertawa. lalu datanglah Soo Eun yang
ingin mengajak Mi Jin bicara berdua.
Soo Eun bercerita kalau ia mengatakan pada Jin Suk mengenai Soo Ah yang bicara dengan Do Woo di pesawat. Mi Jin jelas protes.
"Mereka
kelihatannya terlalu serius. Orang-orang biasanya hanya berbicara ringan
saja." ALasan Soo Eun.
Mi Jin menjelaskan
kalau putri Do WOo belum lama meninggal, sementara Soo Ah dan Do Woo saling
mengenal. Apa pantas kalau mereka saling menggangguk kemudian pergi?
"Kenapa
Soo Ah Sunbaenim selalu lurus seperti itu? Pantas saja suaminya..." Kesal
Soo Eun sampai keceplosan, lalu ia cepat-cepat minta maaf.
"Kau
berharap dia berselingkuh, benarkan?"
Soo Eun
menjawab kalau pria Sidney menyelip de lengannya, ia bahkan tidak bisa membalas
perkataan Jin Suk.
"Aku
berharap dia menusukku dari belakang dengan isterinya yang setia."
"Choi
Soo Ah? Dimimpimu."
Soo Ah gantian yang bertanya, ia penasaran seperti apa istri Do Woo tapi di saat yang sama, ia tidak ingin tahu. Kalau Do Woo tidak mau menjawabnya, maka jangan dijawab.
Do Woo bukan
tak mau menjawab, ia sesaat tadi bingung, orang seperti apa istrinya itu.
"Apa
kau pernah berpikir untuk... meninggalkan suamimu?"
Soo Ah
langsung menjawab tidak. Do Woo sudah tahu itu, Soo Ah memang orang seperti
itu. Do Woo mengingatkan kalau aturan "tiga hal tidak boleh" mereka
masih berlaku., jadi jangan bingung dengan ucapannya tadi.
Hye Won menghentikan mobilnya di depan kantor Do Woo, ia melihat ke atas dan mendapati kantor Do Woo masih terang.
Do Woo bertanya, apa yang sedang Soo Ah kerjakan saat ini. Soo Ah berkata kalau tangannya kebas, ia penasaran, apa tangan Do Woo tidak kebas?
Do Woo
menyarankan agar Soo Ah bergerak sehingga tidak terlalu terasa. Soo Ah berkata
kalau ia tahan telfonan selama satu jam saat usia 20-an, sekarang pasti ia
tambah tua.
"Kita
harus berbicara secara langsung." saran Do Woo.
Soo Ah baru
ingat, setrika! Do Woo mengulangi, setrika? dan ia ketawa. Soo Ah menjelaskan
kalau ia ada penerbangan besok jadi ia harus menyetrika seragamnya.
"Kau
mau pergi kemana?" Tanya Do Woo.
Soo Ah sudah
pernah bilang kalau ia akan di Oakland selama 8 hari. Do Woo protes, kapan Soo
Ah memberitahunya?
"Mari
kita bertemu sekarang." Ajak Do Woo.
Soo Ah rasa
sebaiknya mereka berbicara lewat telpon saja hari ini. Do Woo menggoda, apa Soo
Ah takut akan menyentuhnya hari ini?
Soo Ah
mengangguk, "Ya, aku bukan diriku sendiri belakangan ini."
Do Woo
semakin yakin untuk pergi datang ke Soo Ah sekarang juga tapi Soo Ah
melarangnya karena ia tidak bisa keluar sekarang. Do Woo pun menghentikan
langkahnya.
"Kau
ada dimana?" Tanya Soo Ah.
"Aku
ada di kantor".
kalau ia
sedang dalam perjalanan.
Hye Won melihat Do Woo turun sambil telfonan. Kemudian Do Woo tersenyum dan kembali lagi ke atas. Hye Won memegang kepalanya bingung.
>
EmoticonEmoticon