-->

Sinopsis On The Way To The Airport Episode 6 Part 2

- Oktober 12, 2016
>
Sumber Gambar dan Konten dari KBS2

Sinopsis on the Way to the Airport Episode 6 Part 2


Hyo Eun pulang sekolah tapi ia langsung buru-buru pergi lagi, ia bahkan tidak menjawab saat Soo Ahmenawarinya nasi goreng.

Do Woo mengirim oesan pada Soo Ah. Soo Ah yang sedang mengupas bawang berhenti sebentar untuk membacanya.

Do Woo: Apa kau mau nama panggilan? Kau simpan dengan nama apa nomorku di telponmu?

Soo Ah menjawab kalau ia memberi nama "bandara" untuk bomor Do Woo karena mereka bertemu di bandara. Dan Do Woo juga merubah nama "Ibunya Hyo Eun" menjadi nama suatu tempat.

Soo Ah sedang belanja, tapi mereka masih sms-an. Soo Ah bertanya, apa nama tempat itu? Do Woo balik bertanya, dimana mereka bisa bertemu secara tidak sengaja?



Do Woo sedang menuju kesana dengan mobilnya dan Soo Ah juga, tapi ia berjalan dengan sedikit berlari.

"Kalau begitu... Aku rasa kita bisa bertemu lagi."


Nyonya Go mencari-cari Seok di ruang kerjanya namun ruangannya kosong. Nyonya Go malah menemukan berkas Hye Won disana. Beliau membacanya dan tiba-tiba beliau memegang peruntnya kesakitan.


Soo Ah kembali ke "Rumah Pusat Simpul Korea Go Eun Hee". Disana ia bertemu dengan Soo Kyung yang tengah bekerja.

Saat ia akan keluar, ia berpapasan dengan Hye Won.


Hye Won meminta Soo Kyung untuk menatur foto=foto hasil karya Nyonya Go menurut tahun dan tanggalnya.


Soo Ah berjalan-jalan sampai ke rumah kuno, ternyata tidak ada Do Woo disana.

"Ini bukan tempatnya. Aku rasa kita tidak bisa selalu saling bertemu."

Do Woo saat ini ada di sungai Han. Soo Ah bertanya, apa namanya disimpan sebagai "sungai Han"?

"Tepian sungai Han" Jawab Do Woo.


Soo Ah membalas kalau kebetulan tidak terulang kembali. DO Woo menyayangkan hal itu. Do Woo menyuruh Soo Ah untuk istirahat di teras.

Soo Ah pun menuruti kata Do Woo, ia duduk di geladak yang ada lonceng ikannya. Seperti di foto Annie waktu itu.


Do Woo melihat Hyo Eun bermain bola dengan Jae Ah, ia tersenyum, teringat waktu itu Hyo Eun terpaksa waktu terakhir kali bermain dengannya tapi sekarang sangat menikmatinya.

"Sudah lama aku tidak mendengar suara tawa itu."


Ia kembali teringat Annie saat mereka di salah satu jembatan di Malaysia dan menganggap itu adalah jembatan Sungai Han.

Hyo Eun memanggil Jae Ah paman. Do Woo bergumam, "Adiknya Soo Ah?"


Selanjutnya Do Woo menatap ke atas, sebuah cabang yang bergoyang karena terpaan angin. Di rumah lama Soo Ah juga melakukan hal yang sama, ia menatap lonceng ikan yang diterpa angin.


Tiba-tiba pintu di belakang Soo Ah terbuka karena angin, di dalam ada nyonya Go yang sedang sibuk menulis.

Soo Ah minta maaf setelah melihat Nyonya Go. Nyonya Go mempersilahkannya masuk. Soo Ah mengenali Nyonya Go sebagai nenek yang membuatkannya kancing, ia memanggil Nyonya Go "nenek kancing". Nyonya Go juga mengingat Soo Ah, Soo Ah kembali berterimakasih atas kancing itu.


Soo Ah pun masuk dan Nyonya Go menyudahi menulisnya. Nyonya Go menatap Soo Ah seperti cara Do Woo menatap Soo Ah.

"Anda kelihatan seperti orang yang Saya kenal." Ujar Soo Ah.

Saat Nyonya Go bertanya siapa, Soo Ah hanya menjawab kalau cara Nyonya Go melihatnya mirip dengan seseorang yang dikenalnya.

Nyonya Go tersenyum lalu menanyakan nama Soo Ah. Setelah itu, Nyonya Go menyebut nama Soo Ah dan memintanya untuk membelikan patjuk (sejenis bubur) waktu Soo Ah mau pulang. Soo Ah tentu saja bingung.

"Sebagai rasa terima kasih padaku karena telah memperbaiki kancingmu. Ada patjuk yang enak di dekat sini." Lanjut Nyonya Go.

Kalau Soo Ah tidak keberatan, Nyonya Go bahkan menyurunya untuk membelinya sekarang karena Nyonya Go terlalu keras bekerja dan capek, bahkan Nyonya Go mengulurkan uang. Soo Ah pun tak berani menolak dan segera pergi.


"Aku yakin kau berbohong padaku dan memutuskan untuk percaya pada ibumu. Apa kau marah? Kalau begitu tendanglah aku." Kata Do Woo menatap ke langit.


Tiba-tiba bola Hyo Eun menggelinding ke arahnya. Jae Ah memintanya untuk menendang bola itu ke arahnya. Hyo Eun mengenali Do Woo.


Selanjutnya, Hyo Eun berbicara berdua dengan Do Woo. Do Woo menyentuh kepala Soo Ah, menngatakan kalau tidak ada tempat yang seperti rumah.

"Itu bukan rumahku, itu rumah nenekku."

Hyo Eun sedih karena ia tidak bisa mengucapkan selamat tinggal karena Annie pergi padahal Annie bilang tidak akan pergi.

"Apa dia tidak bilang kalau dia akan pergi?" Tanya Do Woo.

"Dia mau pergi, tapi dia bilang dia tidak dijinkan. Aku kira dia akan tetap tinggal."

Do Woo mengulanginya "Dia mau pergi tapi tidak diijinkan?"


Hyo Eun menjelaskan kalau Annie sangat ingin pergi ke Korea dan Annie selalu melihat foto Do Woo di langit-langit setiap saat. Pernah melakukan perjalanan selama satu jam untuk melihat pameran neneknya.


Saat itu, Annie mengajak Hyo Eun, ia menganggap semua karya neneknya itu sebagai neneknya dan mengucapkan salam pada mereka.

"Nenek, halo."

Hyo Eun pun melakukan hal yang sama. Annie juga menganggap karya paman Seok sebagai Seok dan mengucapkan salam pada mereka. Bahkan Annie membentuk tanda hati dengan tangannya. Nyo Eun juga melakukan hal yang sama.


Do Woo berkata pada Hyo Eun kalau dia tidak tahu hal itu. Hyo Eun heran, bagaimana bisa Do Woo tidak tahu? Awalnya Hyo Eun kira Annie takut pada seseorang, Ia kira ada yang membuli Annie. Kemudian Annie mengatakan sesuatu, Annie bilang tidak bisa pergi karena harus melindungi sesuatu.

"Apa yang dia bilang? Itu kedengarannya membingungkan. Dia takut tidak bisa melindunginya." Lanjut Hyo Eun.

Kilas balik...


Saat di Malaysia Hyo Eun bertanya pada Annie, kenapa Annie tidak kembali ke Seoul? apa ada yang membuli Annie?

"Kau tahu apa yang paling menakutkan? Tidak bisa melindungi sesuatu yang berharga. Itulah yang terburuk." Jawab Annie.


Kemudian Annie bilang pada ayahnya kalau ia tidak bisa datang pada hari ulang tahun Nyonya Go. Ia minta maaf dan berjanji akan datang di hari ultah Nyonya Go selanjutnya.

Hari berikutnya, Annie berkata kalau melihat matahari terbit adalah pertanda keberuntungan. Ia meminta Do Woo menunjukkannya lagi padanya.

"Berjuanglah, ayah, semangat."

Kilas balik selesai...


Do Woo terus terngiang dengan kata-kata Hyo Eun bahwa Annie sangat ingin pulang ke Korea dan bahwa Annie selalu melihat fotonya di langit-langit.

Ia teringat saat berbaring di ranjang Annie dan meraih fotonya di atasnya.

Do Woo membayangkan Annie berdiri di bukit untuk menunggu ayah kandungnya, juga saat Annie mengambil gambar di tempatnya menunggu.

"Tidak bisa melindungi sesuatu yang berharga. Itulah yang terburuk."


Do Woo berjalan di lorong apartemen ibu mertua Soo Ah. Ia terus teringat kata Annie...

"Kau menunggu, menunggu dan tetap menunggu sampai kau bertemu, itulah harapan."

Do Woo terus memikirkannya. Itu membuatnya tersadar. Ia penasaran.

"Apa yang ingin kau lindungi? Aku akan mencari tahu." Janji Do Woo.


Soo Ah berlari-lari kecil membawa patjuk pesanan Nyonya Go. Nyonya Go memakannya dengan lahap dan menghabiskannya sekaligus.

Beliau bercerita bahwa neneknya makan semangkuk Patjuk sesaat sebelum meninggal. Neneknya, entah bagaimana tahu ada patjuk di mangkuk dan menyuruhnya membawakannya.

"Waktu aku tanya bagaimana dia tahu, Dia bilang tahu saja. Dia menikmati patjuknya, dan bilang kalau itu enak, Kemudian dia tertidur dan meninggal seperti itu."

Soo Ah menjawab kalau itu adalah cara yang terbaik untuk pergi.

"Sebelum seseorang meninggal, Mereka akan melakukan hal spesial untuk orang yang mereka sayangi. Karena mereka menyayangi orang itu." Nyonya Go berkata kalau neneknya selalu bilang kalimat itu sesaat sebelum meninggal.

Soo Ah kembali teringat DO Woo yang juga mengatakan kalomat yang sama.

"Mereka meninggalkan sesuatu untuk orang yang mereka sayangi diluar kesadaran. Mereka entah bagaimana menemukan cara untuk meninggalkan sesuatu yang mereka tahu akan diperlukan oleh orang yang mereka sayangi."

Soo Ah lalu berkata kalau ia dengar hal yang sama dari seseorang. Nyonya Go maklum karena itulah yang selalu dikatakan orang-orang tua dan beliau berterimakasih atas patjuknya.

Soo Ah bertanya, apa Nyonya Go tinggal disana. Nyonya Go mengangguk. Soo Ah lalu minta maaf karena sudah melanggar batas.


Nyonya Go mengeluarkan sesuatu sebagai balasan, sebuah gelang dari tali. Do Woo dan Annie juga mengenakan gelang itu. Nyonya Go meminta tangan Soo Ah tapi ternyata kebesaran, kemudian beliau memasangnya di kaki Soo Ah.

"Kaki melakukan semua pekerjaan berat saat kau bekerja. Biarkan mereka beristirahat sekarang."


Nyonya Go kembali mendapat penglihatan yang dilupakannya dulu, saat Annie datang mencari Hye Won untuk pertama kalinya di "Rumah Pusat Simpul Korea Go Eun Hee."

Saat itu Hye Won mengatakan sesuatu, Nyonya Go tidak mendengarnya tetapi ia ingat gerakan bibir Hye Won.

"Kenapa sekarang itu jadi masuk akal?" Gumam Nyonya Go.


Soo Ah menanggilnya, nenek? Nyonya Go menenangkannya, ia tidak gila kok. Kemudian Nyonya Go menyuruh Soo AH untuk pergi ke ruang kerja untuk memanggil Seok.

"pria yang berwajah sangar. Panggil Seok dan jangan panggil siapa-siapa."

Soo Ah mengerti, lalu Nyonya Go meminta satu lagi, ia menulis sesuatu untuk putranya yang di simpan si salah satu laci. Beliau menunjukkan lacinya pada Soo Ah dan meminta Soo Ah


"Kalau nanti kau bertemu dengan anakku, katakan padanya. Tolong sampaikan pesan itu padanya."

Soo Ah bertanya, siapa Putra Nyonya Go itu? Tapi Nyonya Go tak menjawabnya, menyuruhnya untuk cepat memanggil Seok dulu saat ini.


Soo Ah pun mengerti dan berjalan keluar, tapi ia berhenti saat mendengar lonceng ikan berbunyi keras padahal angin tidak terlalu kencang.


Di dalam ruangan, Nyonya Go berkata kalau dirinya melihat orang-orang dan mendengar berbagai hal.

Ia kembali teringat saat membuatkan kancing untuk Annie. Annie bertanya, orang seperti apa yang bekerja disana?

"Disini? Orang-orang dengan berbagai macam bakat bekerja di sini." Jawab Nyonya Go waktu itu.

Annie kemudian bertanya, apa Nyonya Go mengenal Kim Hye Won. Nyonya Go menunjuk Hye WOn yang sedang bekerja di dalam, ia menyuruh Annie untuk masuk.

"Kau bisa masuk kedalam, semua orang boleh masuk."

Sebelum Annie masuk, ia menoleh ke belakang. Di sana ada seorang pria yang mungkin adalah orang yang mengantarnya. Namun saat Nyonya Go melihat orang itu bersembunyi.


Selanjutnya Annie masuk dan mendekati Hye Won, ia mengenalkan diri pada Hye Won sebagai Eun Woo. 

"Kau... Eun Woo?" Nyonya Go mengulangi jawaban Hye Won waktu itu lalu menutup matanya.


Lonceng ikan semakin kencang bunyinya. Soo Ah menatap lonceng yang berbunyi tanpa adanya angin itu, lalu menatap gelang kaki pemberian Nyonya Go.


Beberapa saat kemudian, Soo Ah menemukan Seok. Setelah memastikan kalau itu adalah Seok, Soo Ah bertanya, apa Seok adalah anak dari "nenek kancing"?

"Nenek kancing?" Ulang Seok.


Lalu Soo Ah menunjukkan dimana nenek kancing yang ia maksudkan. Seok menebak, apa yang dimaksud Soo Ah adalah Nyonya Go?

"Dia pandai membuat sesuatu dari tali." Jawab Soo Ah.

"Itu dia kalau begitu."

Saat akan masuk pintu, Nye Won mendekat, ia bertanya pada Seok, lihat Do Woo atau tidak dan Hye Won ikut masuk ke kamar Nyonya Go.

Mendengar suara Hye Won, Soo Ah berhenti, ia teringat suara istri Do Woo saat mereka bertemu di bar Hyun Woo waktu itu, walaupun sebenarnya mereka tidak melihat satu sama lain karena saling membelakangi begitu pula dengan saat ini.


Soo Ah mundur lalu buru-buru pergi dari sana. Ia teringat pertanyaan Do Woo waktu itu,

"Dan... Kenapa aku ada di sini?"

Soo Ah menyebut dirinya sendiri bodoh yang tidak menyadari semua itu dari awal.

Lonceng ikan berhenti berbunyi, ada suara dering telfon.

Itu adalah suara dering telfon kantor, Soo Ah menelfon ke sana. Soo Kyung yang mengangkatnya, Soo Ah bertanya, apa nenek yang tinggal disana adalah ibunya Seo Do Woo?

Belum sempat Soo Kyung menjawab ada orang yang datang. Dia adalah Marie. Marie bertanya, apa Seo Do Woo tinggal disana. Soo Kyung membenarkan.

"Anaknya, Annie, tinggal bersamaku di Malaysia. Aku pemilik dari rumah tinggalnya. Kami setuju untuk bertemu hari ini. Aku di sini sekarang, tapi aku tidak bisa menghubunginya. Ini kunjungan pertamaku dalam 10 tahun dan aku tidak tahu jalan." Cerita Marie.

Soo Kyung menjawab kalau Do Woo sedang bingung sekarang karena ibunya Do Woo mendadak dibawa ke rumah sakit karena tiba-tiba tidak sadarkan diri.

Setelah menjawabnya, Soo Kyung baru kembali berbicara dengan Soo Ah tapi tentu saja Soo Ah sudah mendengar semua pembicaraan mereka tadi.

Soo Ah bertanya, apa itu rumah Seo Do Woo? Soo Kyung membenarkan. Soo Ah selanjutnya menyebut rumah sakit.


Do Woo keluar dari ruang perawatan ibunya, ia mendapati Hye Won sedang bicara di telfon. Do Woo jadi teringat semua kata-kata dan cerita serta perbuatan Hye Won terhadap Annie selama ini dan menghubungkan semua itu dengan cerita Hyo Eun.

Dan terakhir Do Woo teringat pertanyaan Seok, "Apa kau mempercayai Nye Won?"

Hye Won menyudahi telfonnya ia berkata pada Do Woo kalau Nyonya Hong ingin berkunjung

"Bisakah kita... bertanya sekali lagi pada ibumu?"

"Tentang apa?"

"Tentang pembuatan merek. Kumohon."

Do Woo mengingatkan kalau ibunya sedang dalam keadaan tidak sadar. Nye Won memaksa, toh Nyonya Go masih bisa mendengar mereka. Sedikit saja gerakan jarinya...


Do Woo membuka pintu dan menunjukkan keadaan ibunya, barulah Hye Won diam.


Seok meminta Do Woo pulang, ia yang akan menjaga Nyonya Go. Do Woo senang Seok ada disana.

"Dia menyuruhku... Untuk tinggal di rumah beberapa hari yang lalu. Untuk bersamamu. Aku tidak melakukan apa-apa untuknya." Cerita Seok.

Do Woo membahtahnya, Seok sudah melakukan semuanya. Seok lah yang terakhir kali bertemu dengan ibunya sebeum ibunya kehilangan kesadaran, Patjuknya juga.

"Itu bukan aku. Ada wanita yang memberitahuku kalau ibumu makan patjuk... Kemudian memanggilku. Dia orang terakhir yang ditemui ibumu." Cerita Seok.

Do Woo teringat pesannya pada Soo Ah siang tadi yang menyuruh Soo Ah istirahat dan duduk di teras  yang luas.

Do Woo mungkin berpikir, apa jangan-jangan Soo Ah juga orang yang terakhir melihat ibunya juga orang terakhir yang melihat Annie.

"Ibu, Siapa... Dia?"


Soo Ah tidak bisa tidur, ia terus menatap ponselnya.


Pagi hari di rumah sakit, Soo Ah menemani ibu mertuanya yang sudah bisa pulang. Nyonya Kim sibuk dengan ponselnya sampai kembali terjatuh lagi saat berjalan dan akhirnya masuk rumah sakit lagi.


Soo Ah menunggui ibu mertuanya, tapi ia teringat permintaan Nyonya Go yang belum dijalankannya yaitu memberitahu Do Woo kalau Nyonya Go meninggalkan surat wasiat untuknya.

Nyonya Kim meminta Soo Ah untuk menelfon Jin Suk... Nyonya Kim menoleh tapi tak melihat Soo Ah disana. Soo Ah tadi pergi saat Nyonya Kim tak melihatnya.


Dokter melepas alat bantu nafas Nyonya Go. Seok menagis tersedu, Hye Won meneteskan air mata. Do Woo yang setia duduk di samping ibunya menyentuh tangan ibunya, bibirnya bergetar menahan airmata.

Tangisan mengisi ruang perawatan Nyonya Go hari itu..


Soo Ah mengunjungi rumah sakit Nyonya Go, dia langsung menuju ke wilayah pemakaman. Dia melihat daftar nama yang akan dimakamkan.

"Go Eun Hee, wali: Seo Do Woo, kamar 1"

Membacanya membuat Soo Ah berkaca-kaca. Marie datang setelah Soo Ah beranjak dari tempat berdirinya tadi, ia jiga melihat daftar nama itu.

"Aku tidak bisa masuk kedalam memakai ini dan sekarang hujan turun." Gumam Marie.

Hye Won menelfon Do Woo tapi tak ada jawaban, lalu ia mengirim pesan.

"Kau ada dimana? Orang-orang menanyakanmu."


Soo Ah akan kembali tapi di luar hujan. Lalu Do Woo menelfonnya, bertanya apa yang dilakukan Soo Ah disana, memandang hujan?


Soo Ah melihat sekeliling dan menemukan Do Woo. Marie melihat Soo Ah, ia lalu memanggilnya,

"Ibunya Hyo Eun?"

Soo Ah tak mendengarnya, ia fokus pada Do Woo dan berlari ke arah Do Woo. Jarak antara dirinya dan Marie juga jauh sih jadi wajar kalau tak mendengarnya.

Hye Won terhenti mendengar Marie memanggil "Ibunya Hyo Eun".


Soo Ah berlari menuju Do Woo. Ia menatap Do Woo dengan berkaca-kaca.

"Orang yang membelikan ibuku patjuk... Apakah kau?" Tanya Do Woo.

Soo Ah mengangguk, "Apakah dia... Ibumu?"

Do Woo mengangguk. Soo Ah menangis mendengarnya ditambah saat Do Woo berterimakasih padanya.

"Aku tidak tahu harus berkata apa."


Do Woo menarik Soo Ah untuk memeluknya, ia menumpahkan tangisnya. Soo Ah memeluk balik Do Woo, ia menangis bersama Do Woo.

>

11 komentar

avatar

do wo & soo ah ntr mlm (eps 7) kiss kissan yaaa....hadduuhh baper deeh. gimana dgn 3 hal tidak boleh?? langgarrrrrrrr

avatar

Sdih bngt ...😢 knp bnyk bngt yk meninggal,,kasian do woo..makasih sinopsis ny...😊

avatar

D tunggu kelanjutan y 😂😂, makasih sinopsis y.

avatar

Haduuuh..peluk2an gt tar klo kliatan sma marie dan hye won gmn cb

avatar

Meskipun nggak setuju sama perselingkuhan diatas pernikahan, tapi ngelihat hidup mereka yg tdk bahagia dgn pernikahan masing2 jadi sedikit berharap mereka bercerai dan Soo Ah + Do Woo bisa bersama.... selalu ditunggu update nya yaa...

avatar

Meskipun nggak setuju sama perselingkuhan diatas pernikahan, tapi ngelihat hidup mereka yg tdk bahagia dgn pernikahan masing2 jadi sedikit berharap mereka bercerai dan Soo Ah + Do Woo bisa bersama.... selalu ditunggu update nya yaa...

avatar

Ditunggu mbak diana , malam ini udah episode 7 ..
Jangan lama² ya mbak galau nunggunya.. Dan terimakasih sudah bikin siopsis ini..

avatar

Aaahhhh tnyata di episod 7 blm ada scene kiss do woo + soo ah hehehe...nunggu lg episod 8 deh kyknya.

avatar

Biar berpisah dlu deh dr pasangan masing" baru mereka bersatu..

avatar

bila psgn tidak mghrgai psgn nya. maka hadirlah si dia mgisi kekosongan. huhuhu sedih nya crra ni. x sbr tgk scene kiss kis hahaha huhu

avatar

makasih sinopsisnya... menarik banget... pengen cepet2 baca klanjutannya..


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search