Sumber Gambar dan Konten dari tvN
Sinopsis Drinking Solo Episode 13 Part 1
Episode ini sudah kembali normal, dimana Jung Suk mengawalinya dengan minum sendirian, ia bernarasi,
"Aku suka minum sendirian. Profesi
mengharuskanku bicara sepanjang hari, memiliki waktu seperti ini di saat aku
tidak perlu melakukannya. ketenangan ini... adalah yang terbaik. Waktu untuk
diriku sendiri. Waktu penyembuhan diri. Ini alasan mengapa aku suka minum
sendirian."
Ha Na belanja di toko kelontong dekat rumahnya, si pemilik menyadari kalau Ha Na tampak sangat senang, ibu itu pun berkata kalau Ha Na tampak gembira saat ini dan membuat Ha Na tersenyum malu-malu.
Selesai berbelanja, Jung Suk menelfonnya untuk mengatakan sesuatu. Ha Na udah tegang dibuatnya.
"Aku
tidak ingin melakukan sesuatu hanya karena terbawa suasana. Jadilah kekasihku.
Hari ini adalah hari pertama kita resmi berkencan."
Ha Na
terkejut, apa? Gantian Jung Suk yang tegang, apa Ha Na tidak mau. Ha Na
langsung mengelaknya, tentu saja ia mau.
Jung Suk tersenyum dan berkata kalau ia akan menjemput Ha Na nanti jadi mereka bisa berangkat ke akademi bersama. Ha Na pun tak kalah senangnya dengan Jung Suk.
Tak lama
telfon di putus, ponsel Ha Na berbunyi, Ha Na mengira kalau itu dari Jung Suk
lagi, tapi ternyata dari Gong Myung.
Jung Suk mendengar (saat ia mau ke ruang tamu) saat Gong Myung menelfon Ha Na. Gong Myung menelfon masalah jam tangan Ha Na yang ia bawa. Gong Myung berkata kalau ia akan mengembalikan jam Ha Na nanti di akademi.
Jung Suk
menegur Gong Myung setelah selesai menelfon. Ia tadi mendengar Gong Myung
memanggil orang yang ditelfonnya dengan sebutan "Guru". Ia pun
bertanya, apa jam itu milik Ha Na?
"Yeah. Benar." Jawab Gong Myung agak galak.
Jung Suk
teringat, bukankah Gong Myung bilang kalau jam tangan itu milik seseorang yang
akan menjadi kekasihnya?
Gong Myung
membenarkan dan menjelaskan karena mereka sudah terlanjur membicarakannya.
"Orang
yang akan menjadi kekasihku adalah Profesor Park Ha Na. Yeah, untuk saat ini
memang perasaanku masih cinta sepihak. Aku akan mengencani dia setelah lulus
ujian."
"Cinta
sepihak?" Ulang Jung Suk dengan senyum yang terkesan mengejek.
Jung Suk
menasehati, jika Gong Myung memiliki waktu untuk memikirkan omong kosong
semacam itu (cinta sepihak), lebih baik gunakan
saja untuk belajar.
Gong Myung
berdiri dan menatap kakaknya, ia menjawab kalau ia akan mengurus keduanya
sendiri, baik cinta sepihak maupun soal belajar. Jadi ia menyuruh Jung Suk
untuk mengurus masalahnya sendiri.
"Apa-apaan
berandal itu?" Gumam Jung Suk setelah Gong Myung pergi.
Menurutnya
Gong Myung terlalu tua untuk memiliki cinta sepihak pada seorang guru. [artinya
: hal seperti ini biasa terjadi pada murid SMP atau SMU di Korea]
"Dasar
bodoh."
Gong Myung ternyata menuju ruang makan dan Jung SUk datang tak lama kemudian untuk mengambil minum, Jung SUk membatin,
"Nanti juga dia akan kehilangan
ketertarikan dengan sendirinya, kan? Sudah pasti. Dia kan tidak pernah
konsisten dalam hal apa pun. Tapi, kenapa No Geu Rae di rumah sakit bersama
berandal ini?"
Ha Na keluar dan sudah ada Jung Suk menunggunya di mobil. Ha Na pun langsung menuju mobil dan naik. Ha Na tak menyangka kalau Jung Suk datang lebih awal, padahal ia sudah keluar tepat waktu perjanjian. Ha Na refleks melihat jamnya dan baru sadar kalau jamnya tak ada.
Jung Suk
menggunakan kesempatan ini untuk 'menginterogasi', apa jam yang Ha Na maksud
itu adalah jam Mickey Mouse yang selalu Ha Na pakai?
"Ya.
Salah seorang muridku akan mengembalikannya hari ini." Jawab Ha Na.
Jung Suk
terus menggali, murid yang mana ya? Ha Na menjelaskan kalau ia melihat muridnya
kecelakaan di depan akademi kemarin, jadi ia membawanya ke rumah sakit. Tapi,
jam tangannya justru tertinggal di sana.
"Oh,
aku mengerti. Jadi, itu sebabnya kau ada di sana." batin Jung SUk.
Ha Na
melanjutkan kalau dia (Gong Myung) adalah muris yang lucu dan Ha Na sangat
peduli padanya.
"Jadi,
dia tidak menganggap Gong Myung seorang pria, huh?" Jung Suk membatin lagi
sambil ketawa.
Ha Na
terkejut, kenapa Jung Suk tertawa. Jung SUk bohong kalau ia ketawa karena Ha Na
terlalu cantik hari ini. Ha Na pun tersipu dibuatnya. Lalu mereka berangkat.
Mereka berhenti di lampu merah dekat akademi. Salah satu murid menyebrang dan berhenti tepat di depan mobil Jung Suk. Jung Suk lalu memakai kacamata hitam dan menyuruh Ha Na menunduk.
Ha Na
menurut tapi ia juga bertanya alasannya. Murid itu perlahan menjauh. Jung Suk
menjelaskan kalau murid tadi kelas mengenalinya.
"Astaga.
Ini tidak akan berhasil, No Geu Rae. Kita harus tetap merahasiakan hubungan kita.
Mari bersikap seolah kita tidak berkencan, oke?"
Ha Na tak
mengerti. Jung Suk menegaskan kalau hal ini bukan masalah baginya, sungguh.
Tapi, ia mencemaskan Ha Na. Sebagaimana yang Ha Na tahu, ia sama halnya seorang
selebriti di Noryangjin. Selebriti papan atas, semacam itulah.
Ha Na
membenarkan. Jung Suk melanjutkan kalau sampai gosip tentang Ha Na berkencan
dengannya menyebar, para murid perempuan yang mengambil kelasnya akan membenci
Ha Na. Dengan kata lain, Ha Na akan menjadi musuh publik nomor satu bagi
mereka.
"Mereka
sudah jelas akan menulis komentar-komentar jahat tentangmu. Dan, skenario
terburuknya, mereka mungkin juga akan berusaha menyerangmu."
Ha Na merasa
itu terlalu mengerikan, jadi ia setuju untuk berkencan secara
sembunyi-sembunyi. Jung Suk lalu mengajaknya salaman.
Chae Yeon membuat Yubu chobap, ia bahkan mengiris wotel bentuk love. Chae Yeon ragu mau menempatkannya dimana. Tiba-tiba Dong Young datang dan Chae Yeon refleks memasukkan "love wortel" ke dalam mulutnya.
"Sedang
apa kau?" tanya Dong Young.
Chae Yeon menjawab kalau ia hendak memberikan Yubu chobap itu pada Gong Myung. Sebagai rasa terima kasih karena kemarin Gong Myung menggendongnya di dan mengantarnya ke asrama.
"Apa?
Bukan dia yang menggendongmu, tapi Ki Bum."
Chae Yeon
tak percaya karena jelas-jelas ia melihat Gong Myung saat membuka sedikit
matanya. Ia juga mengatakan sesuatu pada orang itu karena mengira orang itu
Gong Myung. Meskipun ia tidak ingat apa yang ia katakan.
Dong Young
menegaskan kalau itu Ki Bum, walaupun pastinya Chae Yeon mengharapkan Gong
Myung yang melakukannya.
"Apa?"
"Oh,
tidak apa-apa. Kau pasti sangat mabuk semalam. Dilihat bagaimana kau bahkan
tidak bisa mengingat dengan benar."
Kemudian Ki
Bum datang. Ia melihat Yubu Chobab yang disukainya. Ia lalu minta satu pada
Chae Yeon.
"Tentu,
terserah saja. Makan semuanya." Jawab Chae Yeon pasrah lalu keluardari
dapur.
"Hey, kau lihat itu? Huh? Ini jelas berarti bahwa dia sedang menungguku untuk menyuruhku memakannya! Benar, kan? Wow, sudah jelas dia membuat ini untukku! Dan, bagaimana dia bisa tahu bahwa aku menyukai yubu chobap? Kawan, aku merasa sangat buruk!"
Ki Bum lalu
memakannya dan memuji rasanya yang sangat lezat.
Dong Young
yang diajak bicara cuma bisa menggigit gelas, ia dilema mau jujur atau tidak.
Setelah makan, Ki Bum dan Dong Young jalan bersama. Ki Bum tak menyangka kalau Chae Yeon tahu bagaimana cara memasak
"Kau
begitu menyukai Jung Chae Yeon?"
Ki Bum
membenarkan, sekarang akhirnya ia mengaku kalau ia menyukai Chae Yeon. Ia
bahkan tidak menyebut Chae Yeon gadis yang paling dibenci lagi, ia mengakui
kalau Chae Yeon lah gadis tercantik di Noryangjin.
"Wow."
Tanggapan Dong Young.
selama ini,
Ki Bum tidak ingin mengakuinya karena harga dirinya terluka, sebab Chae Yeon sudah
pernah menolak dirinya. Tapi, ia rasa tidak perlu lagi memikirkan masa lalu
itu.
"Apa
maksudmu?"
"Saat
aku menggendongnya kemarin, dia mengatakan bahwa dia memiliki hari ulang tahun
yang luar biasa berkat diriku. Dan dia juga bilang bahwa dia menganggapku
sebagai orang yang baik. Terlebih, hari ini dia juga membuatkanku makanan. Aku
rasa, dia akhirnya jatuh padaku sekarang. Sepertinya, Jung Chae Yeon pun
menyukaiku."
Dong Young terkejut mendengar kesimpulan itu ditambah saat ki Bum berkata kalau dirinya akan menembak Chae Yeon kembali.
Dong Young
menepuk pundak Ki Bum iba. Ia melarang Ki Bum untuk merealisasikan niatnya itu,
karena jika Ki Bum melakukannya, yang ada Ki Bum hanya akan merasa malu lagi.
"Dia
akan menolakmu tanpa belas kasihan."
Ki Bum
kesal, omong kosong apa yang Dong Young ocehkan itu. Dong Young beralasan kalau
ia memiliki penglihatan. Ia bisa melihat hal itu akan terjadi.
"Melihat
hal itu akan terjadi? Memangnya siapa kau? Peramal asmara?"
Dong Young
membenarkan, ia memang peramal asmara jadi Ki Bum jangan bermimpi untuk
mengungkapkan perasaannya pada Chae Yeon, sama sekali tidak boleh! Mengerti?
Ki Bum lalu
jalan duluan meninggalkan Ki Bumdengan kebingunannya lebih tepatnya sih kesal.
Bos Kim masuk ke ruangan tutor bersama Ha Na. Bos Kim mengatakan kalau Jin Woong sudah masuk hari ini walaupun ia sudahmencoba memintanya istirahat lebih lama lagi. Tapi, Jin Woong bersikukuh.
Ketika di
dalam mereka menemukan Jin Woong yang membenamkan wajahnya di meja. Bos Kim
memanggilnya.
"Apakah itu kau, Su Bong? Ini aku, Su Bong. Su Bong. Wajahku menghilang. Selamatkan aku, Su Bong. Mereka mengambil wajahku. Di mana wajahku? Su Bong! Su Bong!" Jawab Jin Woong yang melakukan Cosplay Oh Seung Moo dari drama "W".
Bos Kim
menyuruh Jin Woong untuk kembali ke kursinya segera. Jin Woong langsung
menurut. Jin Woong lalu menunjukkan video yang ia cosplay.
Bos Kim
malah marah-marah menyuruh Jin Woong untuk mematikan video itu. Omong kosong
apa itu?
Jin Woong
menjawab kalau ia harus cepat memulihkan kondisinya sendiri.
"Sebab
itukah kau kembali dengan cosplay seperti itu, huh? Astaga." Sergah Bos
kim.
Jin Yi datang tanpa make up dan pakaiannya pun sederhana. Bos Kim bercanda, apa Jin Yi habispatah hati atau apa.
"Ya.
Benar. Aku dicampakkan oleh kekasihku."
Jawaban Jin
Yi tentu saja membuat semua kaget. Setelah itu Jin Yi keluar lagi.
Ha Na menemukan Jin Yi di toilet. Ha Na bertanya lagi,apa benar Jin Yi dicampakkan oleh Min Ho. Jin Yi membenarkan dan lebih parahnya lagi, Mi Ho mencampakkannya lewat sms.
"Awalnya,
dia tidak merespon satu pun SMS yang kukirimkan, aku jadi marah. Kemudian, aku mengatakan ingin putus darinya.
Begitu pesan itu terkirim, dia langsung membalas, "Oke." "
Jin Yi mulai
menangis, selama ini ia sudah berusaha keras untuk bisa menikahi Min Ho. Tidak
bisa dipercaya. Ia merasa bagaikan seluruh dunia runtuh menimpanya.
"Unnie."
"Ada
apa dengan hidup kita? Benar-benar. Aku dicampakkan oleh si bajingan Min Ho,
dan kau ditolak oleh Jin Jung Seok! Mereka membuat kita sangat patah hati
seperti ini! Mereka pasti akan mendapatkan karma, kan? Mereka berdua sama-sama
Buruk. Mereka layak untuk dilenyapkan! Benar, kan?"
Ha Na
memeluk Jin Yi untuk menenangkannya.
Ki Bum kesal tingkat Dewa melihat Dong Young yang berani mengatakan bahwa ia akan ditolak tanpa belas kasihan jika sampai menyatakan cinta.
"Pikirnya, siapa dia menghalangi
kebahagiaanku? Hanya karena dia putus dari Joo Yeon, dia ingin aku ikut tidak
bahagia juga? Dia seperti itu karena berpisah dengan Joo Yeon. Aku berani
bertaruh, Joo Yeon pasti sudah hidup enak sekarang tanpa dia. Perlukah kucari
tahu?"
Dan Ki Bum
mulai stalking fb Joo Yeon.
Ki Bum menghalangi Dong Young yang mau menyelesaikan soal latihan.
"Aku
rasa, kau semestinya lebih mencemaskan tentang masa depan cintamu dibanding
soal-soal ini. Tuan Peramal Asmara."
Dong Young
tentu saja tak mengerti dengan ucapan Ki Bum itu. Ki Bum mengingatkan kalau
Dong Young bisa melihat dengan jelas kehidupan percintaannya. Lalu bagaimana
dengan kehidupan cinta Dong Young sendiri? APa masih berpikir kalau Joo Yeon
akan kembali?
"Tentu
saja. Kami tidak berpisah selamanya, Kawan. Hanya untuk sementara saja. Karena
aku akan menemuinya lagi nanti setelah lulus ujian."
Ki Bum
merasa itu adalah mimpi Dong Young semata karena Joo Yeon sudah memiliki
kekasih baru.
Mereka pindah tempat dan Ki Bum menunjukkan foto postingan Joo Yeon di FB, judulnya "awal yang baru". Joo Yeon mempostingnya dengan sebuket bunga yang jelas
didapat dari
seorang pria.
Dong Young
tak percaya dengan spekulasi Ki Bum itu, bagaimana bisa Ki Bum tahu kalau itu
dari pria. Ki Bum kesal karena Dong Young gak paham-paham, lalu ia
menunjukkannama di kartu itu, "Jae Jung"
"Sudah
jelas nama belakangnya yang tertutup itu adalah Lee'. Bisa dipastikan, seorang
pria bernama Lee Jae Jung mengirim bunga ini padanya!"
"Hey,
memangnya nama 'Jae Jung' selalu pria? Kau tidak tahu penulis drama 'W', Song
Jae Jung? Penulis itu seorang wanita, tahu!"
"Kau
ingin berdebat denganku? Kau tidak tahu istilah 'bersama seseorang'? Kata-kata
itu dipopulerkan oleh Aktor Park Jae Jung! Dia seorang pria! Jae Jung itu nama
pria!"
Dong Young
tetap pada pendiriannya, lagi pula mereka belum lama berpisah, mana mungkin Joo
Yeon sudah move on. Sudah jelas Joo Yeon bukan tipe yang seperti itu.
Lalu Ki Bum
menunjuk ke kalimat yang sebagian di tutup jari Joo Yeon. hanya terlihat
"aku". Ki Bum yakin kalau itu adalah tulisan "Aku
mencintaimu"
Dong Young
belum percaya, bisa saja kan itu "Maafkan aku" atau "Aku
berterima kasih", ada banyak selain "Aku mencintaimu"
Ki Bum
bersikukuh kalau itu adalah "Aku mencintaimu." Tapi Dong Young tak
terpengaruh, ia menyuruh Ki Bum untuk belajar saja sana.
"Apa
yang akan kau lakukan jika sampai gagal lagi dalam ujian?"
"Terima
saja! Kata 'Aku mencintaimu' dari seorang lelaki bernama Jae Jung tertulis di
catatan itu!"
"Diamlah,
kecuali kau ingin mati."
"Aku
yakin, buket bunga itu dari seorang pria bernama Jae Jung yang juga menuliskan
'aku mencintaimu'." Gumam Ki Bum.
Ki Bum tak sengaja bertabrakan dengan Jung Suk dan saat ia melihat Jung Suk, ia langsung minta maaf dengan memanggil Jung Suk "Hyung-nim." Jung Suk komat-kamit (menggerakkan bibirnya doang tanpa bersuara), intinya menegur Ki Bum.
"Oh,
maksudku... um... Profesor." Ralat Ki Bum.
Setelah Jung
Suk pergi. Ki Bum lalu mengeluhkan kalau Jung Suk memang benar-benar Sampah
Kualitas Tinggi.
Bos Kim mengumpulkan semua tutor untuk melakukan evaluasi dari komentar di web. Pertama Jung Suk, Ketertarikan akan kelas selanjutnya - 70 points. Kepuasan - 10 dari 10. Ekspresi dan penyampaian materi - 10. Bos Kimbangga karena Jung Suk mendapatkan skor terbaik dalam segala hal.
"Kalian
terkejut, kan?" Tanya Bos Kim.
Yang lain
manggut-manggut tapi Jung Suk menjawab
tidak, ia baru akan terkejut jika tidak mencatatkan skor teratas. Bos Kim
mengerti, lalu ia membacakan beberapa komentar,
"Dia
sangat keren", "Dia seperti selebriti" dan juga "Dia
benar-benar tipe idealku"
"Tapi,
seseorang menulis di sini 'Cara bicaranya yang seperti sampah membuatku kesal'.
" Ujar Jin Woong yang mengintip kertas yang dibawa Bos Kim. Jelas Jung Suk
melotot dan Bos Kim menegurnya.
Kedua Jin Yi. Secara keseluruhan, skornya bagus. Tapi, seseorang menulis ini di kolom komentar : "Profesor Hwang. Pelajaranmu bagus, tapi cara pengucapanmu buruk sekali." dan satu lagi.
Jin Yi malah
menangis. Yang lain terkejut dibuatnya. Jin Woong bertanya,kenapa Jin Yi
menangis.
"Aku
rasa, itu sebabnya aku sampai dicampakkan oleh kekasihku! Karena cara
pengucapanku yang buruk!" Jawab Jin Yi lalu pergi dari sana.
Jin Woong lalu bertanya mengenai dirinya. Bos Kim menjawab kalau konten pelajarannya sangat bagus. Jin Woong langsung tertawa senang, benarkah?
"Tidak!
Tidak seorang pun mengatakan hal semacam itu! Semuanya sibuk membahas
cosplay-mu!" Jawab Bos Kim.
Jin Woong
malah melakukan cosplay lagi. Bos Kim menyuruhnya berhenti dengan kesal.
Terakhir giliran Ha Na. Selama Bos Kim membacakannya, Ha Na sama Jung Suk lirik-lirikan. Bos Kim merasa kalau skornya Ha Na bisa diterima, tapi, seseorang menulis "dia tidak berkualitas" di kolom komentar.
Bos Kim lalu
menyarankan Ha Na untuk berbelanja pakaian. Ia merasa seolah Ha Na menggunakan
pakaian yang sama setiap harinya. Dan juga terlihat buruk, jadi Ha Na harus membeli pakaian-pakaian
bagus!
Jung Suk
tidak terima, apa maksudnya dengan "Sangat buruk?" Tidakkah kata-kata
itu terlalu jahat? Dan Jung Suk menyuruh Bos Kim untuk minta maaf pada Ha Na.
"Apa?
Profesor Park, yang sedang kubicarakan saja, tidak mengatakan apa pun. Lalu,
kenapa dari semua orang, justru kau yang menyuruhku minta maaf padanya?"
Protes Bos Kim.
Jung SUk
beralasan kalau itu bukan cuma soal Ha Na, itu termasuk hak asasi setiap tutor.
Dan Jung Suk tetap menyuruh Bos Kim untuk minta maaf pada Ha Na. Bos Kim pun
tak punya pilihan lain selain minta maaf.
Dan Ha Na
tersenyum pada Jung Suk. Jung SUk membalasnya tapi hanya sedetik.
Jung Suk keluar terlebih dahulu, baru yang lainnya menyusil. Bos Kim berhenti menatap Jung Suk yang semakin menjauh (otomatis Ha Na dan Jin Woong juga ikut berhenti), ia heran pada Jung Suk yang biasanya tidak peduli dengan orang lain. Tapi tadi malah ribut begitu.
"Aku
juga penasaran. Orang-orang akan mengira dia itu kekasih Profesor Park."
Jawab Jin Woong.
Ha Na hanya
diam mendengarkan, tapi dalam hatinya berbunga-bunga.
Gong Myung menunggu Ha Na untuk mengambalikan jam tangan Ha Na. Ia berkata kalau ia menjaga mickey dengan sangat baik dan sekarang merasa sedih karena harus berpisah dengannya.
"Selamat
tinggal. Dan, jangan melupakan saat-saat kebersamaan kita." Ujar Gong
Myung.
Ha Na
tersenyum melihat tingkah Gong Myung itu, tapi ia tetap mengucapkan
terimakasih. Ha Na juga memberikan kupon pada Gong Myung sebagai ungkapan rasa
terimakasihnya.
"Gunakan
untuk membeli beberapa buku."
Gong Myung
keberatan untuk menerima itu, Ha Na memaksa dan menyuruh Gong myung untuk
belajar dengan keras. Gong Myung tersenyum dan makin lebar saat Ha Na pergi.
Chae Yeon sedang belajar, seorang pelajar menghampirinya dengan membawa hadiah untuknya, sebagai imbalan pelajar itu minta nomor ponsel Chae Yeon.
"Tidak.
Ambil kembali."
Pelajar itu
mengira kalau sikap Chae yeon ini karena laki-laki yang belakangan ini terus
bersama Chae Yeon itu? "Dia bukan kekasihmu, kan?"
"Kau
punya waktu untuk memikirkan hal-hal semacam itu? Jika kau datang ke Noryangjin
untuk belajar, maka fokuslah."
Maka pelajar
itu pun langsung pergi dan mengambil kembali hadiahnya.
Gong Myung ternyata melihat hal itu di balik pintu dan baru masuk saat pelajar itu pergi. Gong Myung menegur Chae Yeon yang tidak menuruti kata-katanya.
"Sudah
kubilang padamu, lebih lembutlah saat menolak seseorang."
Chae Yeon
tak peduli, Mereka kan seharusnya fokus belajar, Menyedihkan sekali. Gong Myung
menjelaskan kalau itu tidak menyedihkan, apakah ada hukum yang melarang bahwa
mereka yang sedang belajar tidak boleh menyukai seseorang?
"Menyukai
seseorang justru akan membuatmu belajar lebih baik."
Chae Yeon
tak mengerti. Gong Myung melihat kupon yang terselip di bukunya, ia lalu
tersenyum dan mulai menjelaskan, Di masa-masa yang berat dan kesepian, jika
memikirkan orang yang disukai, perasaan semacam itu tidak akan terasa lebih
ringan. Ia rasa, tidak masalah menyukai seseorang meski sedang belajar.
Chae Yeon
tersentuh tapi saat Gong Myung melihatnya, ia mengalihkan pembicaraan, ia
menagih tugas bahasa Inggris Gong Myung.
Jung Suk melihat Ha Na sendirian, ia berencana untuk mengajak Ha Na makan siang bersama, tapi kemudian muncullah Bos Kim dan Jin Woong yang terlebih dahulu menawari Ha Na untuk makan siang bersama.
Jung Suk
melewati mereka. Bos Kim mengucapkan selamat makan pada Jung Suk. Dan tanpa
disangka-sangka Jung Suk mengajak mereka untuk makan siang bersama.
Nikmati juga
makan siangmu, Profesor Jin.
"Kenapa
kau tiba-tiba begini?" Tanya Jin Woong.
"Yeah.
Kau tidak pernah sekalipun makan siang bersama kami sejak mulai bekerja di
sini." Imbuh Bos Kim.
"Ya,
tapi, untuk beberapa alasan, hari ini aku ingin makan bersama orang lain."
Jawab Jung Suk.
Bos Kim
bingung, tapi tak bertanya lagi, ia meminta pendapat mengenai menu makanan kali
ini. Ha Na menyarankan sup daging dan Bos Kim setuju begitu juga dengan Jung
Suk.
Bos Kim dan
Jin Woong berpandangan tak mengerti tapi Ha Na senyum aja.
Jin Woong menyinggung Jin Yi yang menggunakan sepatu baru dan kelihatan cantik. Bos Kim malah mengeur Jin Yi yang tidak hemat dan itu membuat Jin Yi menangis lagi.
"Kenapa
kau menangis lagi?" Tanya Bos Kim, setengah kesal setengah merasa
bersalah.
"Aku
rasa, itu sebabnya aku dicampakkan! Karena aku terlalu boros!"
Dan Jin Yi
tak jadi ikut makan, ia memilih pergi duluan. Bos Kim tak peduli, ia menyuruh
yang lain untuk membiarkan saja Jin Yi.
Sebagai yang paling muda, Ha Na menyiapkan supnya. Tapi malah tangannya tak sengaja menyenggol alat masak. Ia pun kepanansan. Lalu Jung Suk mengambil alih tugas Ha Na.
Jin Woong
heran, apa benar Jung Suk mau melakukannya. Jung Suk mengiyakan, ia berdalih
hanya ingin mencobanya saja.
Setelah
makan. Jung Suk memberikan smua daging pada Ha Na dan hanya memberi sayuran
pada Bos Kim dan Jin Woong. Mereka jelas protes dong, kenapa semua dagingnya
untuk Ha Na?
"Itu,
um, ya begitu saja." Jawab Jung Suk, lalu Ha Na membagi dagingnya untuk
Bos Kim dan Jin Woong.
Jin Woong memperhatikan Ha Na dan Jung Suk, lalu bertanya, apa mungkin Jung Suk menyukai Ha Na. Baik Ha Na maupun Jung Suk terkejut mendengarnya.
Tapi Jung
Suk mengelaknya, mana mungkin ia menyukai Ha Na. Tapi Jin Woong melihatnya begitu
setelah melihat sikap Jung Suk sejak tadi, pertama Jung Suk memihak Ha Na saat
survei para murid, kedua Jung Suk memilih makanan yang diusulkan Ha Na, dan
sekarang Jung Suk memberikan semua daging untuk Ha Na.
"Astaga.
Kau benar-benar menyukai dia. Dia menolak adik ipar Direktur, dan mengatakan
bahwa dia menyukai orang lain, Jadi, kalian berdua... apakah kalian..."
Bos Kim meras itu tak mungkin mengingat kata-kata Jung Suk mengenai wanita idealnya. Bos Kim yakin kalau standar Jung Suk lebih tinggi dari adik iparnya.
"Benarkah?
Kalau begitu, maafkan aku, Profesor Jin. Aku bersalah." Ujar Jin Woong.
Jung Suk
melirik Ha Na tak enak.
Setelah makan, Bos Kim mengajak semua mampir ke kedai kopi, ia akan mentraktir semuanya. Jung Suk menolak, Ha Na juga karena kenyang.
"Aku
mau! Apa yang sebaiknya kuminum?" Jawab Jin Woong.
Bos Kim
berkata kalau ia tidak ingin lagi tapi Jin Woong memaksanya untuk mentraktir.
Maka tinggallah Ha Na dan Jung Suk berdua.
"No Geu Rae. Apakah tadi, aku terlalu kentara?" Tanya Jung Suk.
Ha Na
mengiyakan. Lalu Jung Suk berkata kalau ia harus lebih hati-hati, dan karena ia
tidak bisa berkata banyak di kantor maka ia akan mengatakannya sekarang pada Ha
Na.
"Apa
nanti kau mau menonton film denganku? Film seni yang ingin kutonton baru saja
dirilis."
"Film
seni?"
"Ya.
Soal film, aku menyukai jenis film seni. Dan, aku hanya mendengarkan musik
berkualitas tinggi seperti musik klasik. Aku akan senang kalau selera kita
sama. Ayo kita jaga kualitas tinggi dalam hubungan kita."
Ha Na
mengangguk, tentu. Dan Jung Suk mengatakan satu hal lahi, ia membenci pasangan
yang saling terobsesi atau over protektif satu sama lain hanya karena sedang
berkencan. Jadi, ia akan senang jika kita tetap bisa menghargai kehidupan
pribadi masing-masing.
"Mari
pertahankan hubungan yang berkualitas antara kita."
Ha Na mengangguk mengerti. Bos Kim dan Jin Woong tiba-tiba datang. Mereka mendengar bagian Ha Na yang mengatakan "Ya, tentu!" Mereka penasaran, apa yang dimaksud Ha Na dengan itu.
"Oh,
aku hanya sedang membicarakan tentang cuaca hari ini yang sangat bagus! Wow,
langitnya cerah! Aku menyukainya! Bukankah menyenangkan? Ini luar biasa!"
Jawab Ha Na.
Ki Bum ada di ruang belajar, ia masih yakin kalau Jae Jung adalah nama pria dan mengirim catatan bertuliskan "Aku mencintaimu" pada Joo Yeon.
Dong Young
menyentuk pundaknya dan mengajaknya makan.
"Dia berusaha mengacaukan
kebahagiaanku, dan mengira dirinya sendiri akan berhasil? Dasar
berengsek."
"Wow, kau pasti makan dengan baik, kan? Tuan Peramal Asmara." Tegur Ki Bum.
Dong Young
beralasan kalau ia harus makan banyak supaya memiliki tenaga untuk belajar dengan
keras. Ki Bum bertanya, apa Dong Young ingin cepat-cepat lulus lalu balikan
dengan Joo Yeon? Oh, jadi Dong Young ingin menjalani hubungan segitiga dengan
Joo Yeon dan kekasih barunya, si Jae Jung?
"Apa?"
Ki Bumlalu
menunjukkan postingan foto terbaru Joo Yeon dengan kalimat pengiring "Makan siang bersama. Jantungku
berdetak sangat kencang."
Ki Bum yakin
kalau Joo Yeon memposting foto dirinya makan siang bersama pria bernama Jae
Jung. Dong Young merasa Ki Bum bergurau, dimana memangnya pria yang bernama Jae
Jung di foto itu?
Ki Bum memperbesar fotonya. Disana terlihat lengan besar dan memakai jan tangan pria terpantul pada gelas. Jadi sudah jelas Joo yeoan makan siang bersama seorang pria.
"Hey,
bisa saja itu seorang wanita bernama Jae Jung, memiliki pergelangan tangan
besar dan menyukai jam tangan pria." Jawab Dong Young.
Ki Bum merasa itu tidak masuk akal, lalu ia melihat kembali petunjuk lain dari foto itu. Ia menemukan gambaran wajah pria terpantul dari sendok.
"Jadi,
sudah terkonfirmasi bahwa ini adalah kekasih baru Joo Yeon, namanya Jae
Jung!" Tegas Ki Bum.
Dong Young
masih belum percaya, hanya karena dia seorang pria bukan berarti dia itu
kekasih baru Joo Yeo. Joo Yeon memiliki banyak rekan kerja laki-laki!
"Berhenti
meributkannya, makanlah saja. Sialan!"
Dong Young kesal dan meninggalkan makanannya. Ia menuju ke tempat mengambil air minum, Ia meyakinkan dirinya sendiri kalau Joo Yeon tidak mungkin melakukan itu, Tidak akan! Ia memercayai Joo Yeon.
Gong Myung meminta pendapat Chae Yeon saat akan membeli buku tulis. Chae Yeon menyuruhnya memilih saja satu, yang mana saja, cepatlah.
Tak sengaja mereka bertemu dengan teman Chae Yeon. Mereka tidak pernah saling bertukar kabar sejak kelulusan, dan temannya itu benar-benar penasaran soal diri Chae Yeon.
"Bagaimana
kabarmu? Oh astaga... kau sedang mempersiapkan ujian PNS? Bukan level tujuh,
tapi level sembilan?"
"Yeah,
um..."
Temannya itu
tak bisa mempercayainya. Chae Yeon kan dulu terpintar sejurusan, tapi malah
belum mendapatkan pekerjaan? Wow, ia kira karir Chae Yeon begitu lancar.
"Eum,
yeah. Angka pengangguran belakangan ini memang sangat tinggi. Bagiku juga
sangat sulit mendapatkan pekerjaan, sampai akhirnya bisa bergabung di XYZ
Company."
Chae Yeon
terejut mendengarnya. Teman menjelaskan kalau masa pelatihannya sudah selesai
dan ia sudah direkrut secara resmi.
"Dan,
aku akan menghadiri rapat sebentar lagi. Bekerja di perusahaan itu melelahkan,
harus mengerjakan semuanya dan mengikuti makan malam karyawan juga."
Si teman
memberikan kartu namanya, ia meminta Chae Yeon untuk menghubunginya kapan saja
jika Chae Yeon mengalami kesulitan. Ia akan mentraktrik Chae Yeon makan. Lalu
ia pergi setelah memberi semangat pada Chae Yeon.
Gong Myung baru berkomentar setelah si teman pergi. ia kesal dan merasa kalau teman Chae yeon itu keterlaluan sekali. Tapi Chae Yeon malah sibuk menatap kartu nama temannya itu.
Gong Myung
mendorong-dorong Chae Yeon ke suatu tempat. Ada satu tempat dipinggir jalan
yang bisa menjadi sarana untuk meredakan stress. memukul genteng khusus wanita.
Gong Myung sudah membayarnya tanpapersetujuan Chae Yeon. Ia memaksa Chae yeon untuk memukulnya sehingga tidak menyia-nyiakan uangnya.
"Kau
sangat marah karena perempuan tadi, kan? Sejujurnya, aku juga ingin memukulnya.
Jadi, kau pasti merasa lebih buruk lagi."
Chae yeon
mengelaknya tapi Ki Bum tak percaya, anggap saja tumpukan genteng itu adalah
wajah temannya tadi.
"Aku
yakin kau tidak akan bisa mematahkan semuanya, tapi, cukup dengan mematahkan
satu atau dua--"
Chae Yeon melakukannya dan semua genteng hancur tak bersisa. Gong Myung melongo tapi kemudian tersenyum. Mereka pun membawa pulang hadiah boneka super besar.
Gong Myung
tak menyangka kalau tangan Chae Yeon sekuat itu padahal kelihatan kurus. Chae
Yeon menjelaskan kalau tangannya memang cukup kuat.
Gong Myung
merasa istilah "cukup" kuat tidak tepat. lalu ia menunjukkan boneka
besar itu sebagai buktinya, Chae Yeon mampu mendapatkan hadiah utama, sungguh
luar biasa.
"Kau sungguh tidak mau membawa ini?" tanya Gong Myung.
Chae Yeon
tak bisa karena tidak ada lagi tempat di asramanya.
"Yeah,
kalau begitu, terima kasih! Wow, aku bahkan mendapat hadiah darimu! Stresmu
sudah tersalurkan sekarang, kan?"
"Huh?
Yeah."
Gong Myung
lalu menasehati, tak usah mengambil hati kata-kata teman tadi. Nanti, Chae Yeon
pasti akan menjadi jauh lebih sukses dibanding dirinya. Jadi, tersenyumlah
sedikit, oke?
"Tak
apa. Tidak ada asalan bagiku untuk tersenyum sampai aku lulus ujian."
Lalu Chae Yeon meminta agar mereka belajar secara terpisah saja mulai sekarang. ia harus lebih fokus pada belajarnya sendiri, ia yakin kalau Gong Myung pasti mengerti.
"Aku
sudah menjelaskan padamu cara belajar dan lainnya. Sejauh ini, kau melakukannya
dengan baik. Mari kita coba belajar sendiri-sendiri."
Gong Myung
mengerti, tapi ia tidak percaya diri tanpa Chae Yeon. Ia setuju untuk belajar
secara terpisah tapi bisakah Chae Yeon tetap mengawasinya?
"Apa?"
"Ada
satu cara." Jawab Gong Myung.
>
EmoticonEmoticon