-->

Sinopsis Drinking Solo Episode 13 Part 1

- Oktober 26, 2016
>
Sumber Gambar dan Konten dari tvN

Sinopsis Drinking Solo Episode 13  Part 1


Episode ini sudah kembali normal, dimana Jung Suk mengawalinya dengan minum sendirian, ia bernarasi,

"Aku suka minum sendirian. Profesi mengharuskanku bicara sepanjang hari, memiliki waktu seperti ini di saat aku tidak perlu melakukannya. ketenangan ini... adalah yang terbaik. Waktu untuk diriku sendiri. Waktu penyembuhan diri. Ini alasan mengapa aku suka minum sendirian."


Ha Na belanja di toko kelontong dekat rumahnya, si pemilik menyadari kalau Ha Na tampak sangat senang, ibu itu pun berkata kalau Ha Na tampak gembira saat ini dan membuat Ha Na tersenyum malu-malu.


Selesai berbelanja, Jung Suk menelfonnya untuk mengatakan sesuatu. Ha Na udah tegang dibuatnya.

"Aku tidak ingin melakukan sesuatu hanya karena terbawa suasana. Jadilah kekasihku. Hari ini adalah hari pertama kita resmi berkencan."

Ha Na terkejut, apa? Gantian Jung Suk yang tegang, apa Ha Na tidak mau. Ha Na langsung mengelaknya, tentu saja ia mau.


Jung Suk tersenyum dan berkata kalau ia akan menjemput Ha Na nanti jadi mereka bisa berangkat ke akademi bersama. Ha Na pun tak kalah senangnya dengan Jung Suk.

Tak lama telfon di putus, ponsel Ha Na berbunyi, Ha Na mengira kalau itu dari Jung Suk lagi, tapi ternyata dari Gong Myung.


Jung Suk mendengar (saat ia mau ke ruang tamu) saat Gong Myung menelfon Ha Na. Gong Myung menelfon masalah jam tangan Ha Na yang ia bawa. Gong Myung berkata kalau ia akan mengembalikan jam Ha Na nanti di akademi.

Jung Suk menegur Gong Myung setelah selesai menelfon. Ia tadi mendengar Gong Myung memanggil orang yang ditelfonnya dengan sebutan "Guru". Ia pun bertanya, apa jam itu milik Ha Na?


"Yeah. Benar." Jawab Gong Myung agak galak.

Jung Suk teringat, bukankah Gong Myung bilang kalau jam tangan itu milik seseorang yang akan menjadi kekasihnya?

Gong Myung membenarkan dan menjelaskan karena mereka sudah terlanjur membicarakannya.

"Orang yang akan menjadi kekasihku adalah Profesor Park Ha Na. Yeah, untuk saat ini memang perasaanku masih cinta sepihak. Aku akan mengencani dia setelah lulus ujian."

"Cinta sepihak?" Ulang Jung Suk dengan senyum yang terkesan mengejek.

Jung Suk menasehati, jika Gong Myung memiliki waktu untuk memikirkan omong kosong semacam itu (cinta sepihak), lebih baik gunakan  saja untuk belajar.

Gong Myung berdiri dan menatap kakaknya, ia menjawab kalau ia akan mengurus keduanya sendiri, baik cinta sepihak maupun soal belajar. Jadi ia menyuruh Jung Suk untuk mengurus masalahnya sendiri.

"Apa-apaan berandal itu?" Gumam Jung Suk setelah Gong Myung pergi.

Menurutnya Gong Myung terlalu tua untuk memiliki cinta sepihak pada seorang guru. [artinya : hal seperti ini biasa terjadi pada murid SMP atau SMU di Korea]

"Dasar bodoh."


Gong Myung ternyata menuju ruang makan dan Jung SUk datang tak lama kemudian untuk mengambil minum, Jung SUk membatin,

"Nanti juga dia akan kehilangan ketertarikan dengan sendirinya, kan? Sudah pasti. Dia kan tidak pernah konsisten dalam hal apa pun. Tapi, kenapa No Geu Rae di rumah sakit bersama berandal ini?"


Ha Na keluar dan sudah ada Jung Suk menunggunya di mobil. Ha Na pun langsung menuju mobil dan naik. Ha Na tak menyangka kalau Jung Suk datang lebih awal, padahal ia sudah keluar tepat waktu perjanjian. Ha Na refleks melihat jamnya dan baru sadar kalau jamnya tak ada.

Jung Suk menggunakan kesempatan ini untuk 'menginterogasi', apa jam yang Ha Na maksud itu adalah jam Mickey Mouse yang selalu Ha Na pakai?

"Ya. Salah seorang muridku akan mengembalikannya hari ini." Jawab Ha Na.

Jung Suk terus menggali, murid yang mana ya? Ha Na menjelaskan kalau ia melihat muridnya kecelakaan di depan akademi kemarin, jadi ia membawanya ke rumah sakit. Tapi, jam tangannya justru tertinggal di sana.

"Oh, aku mengerti. Jadi, itu sebabnya kau ada di sana." batin Jung SUk.

Ha Na melanjutkan kalau dia (Gong Myung) adalah muris yang lucu dan Ha Na sangat peduli padanya.

"Jadi, dia tidak menganggap Gong Myung seorang pria, huh?" Jung Suk membatin lagi sambil ketawa.

Ha Na terkejut, kenapa Jung Suk tertawa. Jung SUk bohong kalau ia ketawa karena Ha Na terlalu cantik hari ini. Ha Na pun tersipu dibuatnya. Lalu mereka berangkat.


Mereka berhenti di lampu merah dekat akademi. Salah satu murid menyebrang dan berhenti tepat di depan mobil Jung Suk. Jung Suk lalu memakai kacamata hitam dan menyuruh Ha Na menunduk.

Ha Na menurut tapi ia juga bertanya alasannya. Murid itu perlahan menjauh. Jung Suk menjelaskan kalau murid tadi kelas mengenalinya.

"Astaga. Ini tidak akan berhasil, No Geu Rae. Kita harus tetap merahasiakan hubungan kita. Mari bersikap seolah kita tidak berkencan, oke?"

Ha Na tak mengerti. Jung Suk menegaskan kalau hal ini bukan masalah baginya, sungguh. Tapi, ia mencemaskan Ha Na. Sebagaimana yang Ha Na tahu, ia sama halnya seorang selebriti di Noryangjin. Selebriti papan atas, semacam itulah.

Ha Na membenarkan. Jung Suk melanjutkan kalau sampai gosip tentang Ha Na berkencan dengannya menyebar, para murid perempuan yang mengambil kelasnya akan membenci Ha Na. Dengan kata lain, Ha Na akan menjadi musuh publik nomor satu bagi mereka.

"Mereka sudah jelas akan menulis komentar-komentar jahat tentangmu. Dan, skenario terburuknya, mereka mungkin juga akan berusaha menyerangmu."

Ha Na merasa itu terlalu mengerikan, jadi ia setuju untuk berkencan secara sembunyi-sembunyi. Jung Suk lalu mengajaknya salaman.


Chae Yeon membuat Yubu chobap, ia bahkan mengiris wotel bentuk love. Chae Yeon ragu mau menempatkannya dimana. Tiba-tiba Dong Young datang dan Chae Yeon refleks memasukkan "love wortel" ke dalam mulutnya.

"Sedang apa kau?" tanya Dong Young.


Chae Yeon menjawab kalau ia hendak memberikan Yubu chobap itu pada Gong Myung. Sebagai rasa terima kasih karena kemarin Gong Myung menggendongnya di dan mengantarnya ke asrama.

"Apa? Bukan dia yang menggendongmu, tapi Ki Bum."

Chae Yeon tak percaya karena jelas-jelas ia melihat Gong Myung saat membuka sedikit matanya. Ia juga mengatakan sesuatu pada orang itu karena mengira orang itu Gong Myung. Meskipun ia tidak ingat apa yang ia katakan.

Dong Young menegaskan kalau itu Ki Bum, walaupun pastinya Chae Yeon mengharapkan Gong Myung yang melakukannya.

"Apa?"

"Oh, tidak apa-apa. Kau pasti sangat mabuk semalam. Dilihat bagaimana kau bahkan tidak bisa mengingat dengan benar."

Kemudian Ki Bum datang. Ia melihat Yubu Chobab yang disukainya. Ia lalu minta satu pada Chae Yeon.

"Tentu, terserah saja. Makan semuanya." Jawab Chae Yeon pasrah lalu keluardari dapur.


"Hey, kau lihat itu? Huh? Ini jelas berarti bahwa dia sedang menungguku untuk menyuruhku memakannya! Benar, kan? Wow, sudah jelas dia membuat ini untukku! Dan, bagaimana dia bisa tahu bahwa aku menyukai yubu chobap? Kawan, aku merasa sangat buruk!"

Ki Bum lalu memakannya dan memuji rasanya yang sangat lezat.

Dong Young yang diajak bicara cuma bisa menggigit gelas, ia dilema mau jujur atau tidak.


Setelah makan, Ki Bum dan Dong Young jalan bersama. Ki Bum tak menyangka kalau Chae Yeon tahu bagaimana cara memasak

"Kau begitu menyukai Jung Chae Yeon?"

Ki Bum membenarkan, sekarang akhirnya ia mengaku kalau ia menyukai Chae Yeon. Ia bahkan tidak menyebut Chae Yeon gadis yang paling dibenci lagi, ia mengakui kalau Chae Yeon lah gadis tercantik di Noryangjin.

"Wow." Tanggapan Dong Young.

selama ini, Ki Bum tidak ingin mengakuinya karena harga dirinya terluka, sebab Chae Yeon sudah pernah menolak dirinya. Tapi, ia rasa tidak perlu lagi memikirkan masa lalu itu.

"Apa maksudmu?"

"Saat aku menggendongnya kemarin, dia mengatakan bahwa dia memiliki hari ulang tahun yang luar biasa berkat diriku. Dan dia juga bilang bahwa dia menganggapku sebagai orang yang baik. Terlebih, hari ini dia juga membuatkanku makanan. Aku rasa, dia akhirnya jatuh padaku sekarang. Sepertinya, Jung Chae Yeon pun menyukaiku."


Dong Young terkejut mendengar kesimpulan itu ditambah saat ki Bum berkata kalau dirinya akan menembak Chae Yeon kembali.

Dong Young menepuk pundak Ki Bum iba. Ia melarang Ki Bum untuk merealisasikan niatnya itu, karena jika Ki Bum melakukannya, yang ada Ki Bum hanya akan merasa malu lagi.

"Dia akan menolakmu tanpa belas kasihan."

Ki Bum kesal, omong kosong apa yang Dong Young ocehkan itu. Dong Young beralasan kalau ia memiliki penglihatan. Ia bisa melihat hal itu akan terjadi.

"Melihat hal itu akan terjadi? Memangnya siapa kau? Peramal asmara?"

Dong Young membenarkan, ia memang peramal asmara jadi Ki Bum jangan bermimpi untuk mengungkapkan perasaannya pada Chae Yeon, sama sekali tidak boleh! Mengerti?

Ki Bum lalu jalan duluan meninggalkan Ki Bumdengan kebingunannya lebih tepatnya sih kesal.


Bos Kim masuk ke ruangan tutor bersama Ha Na. Bos Kim mengatakan kalau Jin Woong sudah masuk hari ini walaupun ia sudahmencoba memintanya istirahat lebih lama lagi. Tapi, Jin Woong bersikukuh.

Ketika di dalam mereka menemukan Jin Woong yang membenamkan wajahnya di meja. Bos Kim memanggilnya.


"Apakah itu kau, Su Bong? Ini aku, Su Bong. Su Bong. Wajahku menghilang. Selamatkan aku, Su Bong. Mereka mengambil wajahku. Di mana wajahku? Su Bong! Su Bong!" Jawab Jin Woong yang melakukan Cosplay Oh Seung Moo dari drama "W".

Bos Kim menyuruh Jin Woong untuk kembali ke kursinya segera. Jin Woong langsung menurut. Jin Woong lalu menunjukkan video yang ia cosplay.

Bos Kim malah marah-marah menyuruh Jin Woong untuk mematikan video itu. Omong kosong apa itu?

Jin Woong menjawab kalau ia harus cepat memulihkan kondisinya sendiri.

"Sebab itukah kau kembali dengan cosplay seperti itu, huh? Astaga." Sergah Bos kim.


Jin Yi datang tanpa make up dan pakaiannya pun sederhana. Bos Kim bercanda, apa Jin Yi habispatah hati atau apa.

"Ya. Benar. Aku dicampakkan oleh kekasihku."

Jawaban Jin Yi tentu saja membuat semua kaget. Setelah itu Jin Yi keluar lagi.


Ha Na menemukan Jin Yi di toilet. Ha Na bertanya lagi,apa benar Jin Yi dicampakkan oleh Min Ho. Jin Yi membenarkan dan lebih parahnya lagi, Mi Ho mencampakkannya lewat sms.

"Awalnya, dia tidak merespon satu pun SMS yang kukirimkan, aku jadi marah.  Kemudian, aku mengatakan ingin putus darinya. Begitu pesan itu terkirim, dia langsung membalas, "Oke." "

Jin Yi mulai menangis, selama ini ia sudah berusaha keras untuk bisa menikahi Min Ho. Tidak bisa dipercaya. Ia merasa bagaikan seluruh dunia runtuh menimpanya.

"Unnie."

"Ada apa dengan hidup kita? Benar-benar. Aku dicampakkan oleh si bajingan Min Ho, dan kau ditolak oleh Jin Jung Seok! Mereka membuat kita sangat patah hati seperti ini! Mereka pasti akan mendapatkan karma, kan? Mereka berdua sama-sama Buruk. Mereka layak untuk dilenyapkan! Benar, kan?"

Ha Na memeluk Jin Yi untuk menenangkannya.


Ki Bum kesal tingkat Dewa melihat Dong Young yang berani mengatakan bahwa ia akan ditolak tanpa belas kasihan jika sampai menyatakan cinta.

"Pikirnya, siapa dia menghalangi kebahagiaanku? Hanya karena dia putus dari Joo Yeon, dia ingin aku ikut tidak bahagia juga? Dia seperti itu karena berpisah dengan Joo Yeon. Aku berani bertaruh, Joo Yeon pasti sudah hidup enak sekarang tanpa dia. Perlukah kucari tahu?"

Dan Ki Bum mulai stalking fb Joo Yeon.


Ki Bum menghalangi Dong Young yang mau menyelesaikan soal latihan.

"Aku rasa, kau semestinya lebih mencemaskan tentang masa depan cintamu dibanding soal-soal ini. Tuan Peramal Asmara."

Dong Young tentu saja tak mengerti dengan ucapan Ki Bum itu. Ki Bum mengingatkan kalau Dong Young bisa melihat dengan jelas kehidupan percintaannya. Lalu bagaimana dengan kehidupan cinta Dong Young sendiri? APa masih berpikir kalau Joo Yeon akan kembali?

"Tentu saja. Kami tidak berpisah selamanya, Kawan. Hanya untuk sementara saja. Karena aku akan menemuinya lagi nanti setelah lulus ujian."

Ki Bum merasa itu adalah mimpi Dong Young semata karena Joo Yeon sudah memiliki kekasih baru.


Mereka pindah tempat dan Ki Bum menunjukkan foto postingan Joo Yeon di FB, judulnya "awal yang baru". Joo Yeon mempostingnya dengan sebuket bunga yang jelas
didapat dari seorang pria.

Dong Young tak percaya dengan spekulasi Ki Bum itu, bagaimana bisa Ki Bum tahu kalau itu dari pria. Ki Bum kesal karena Dong Young gak paham-paham, lalu ia menunjukkannama di kartu itu, "Jae Jung"

"Sudah jelas nama belakangnya yang tertutup itu adalah Lee'. Bisa dipastikan, seorang pria bernama Lee Jae Jung mengirim bunga ini padanya!"

"Hey, memangnya nama 'Jae Jung' selalu pria? Kau tidak tahu penulis drama 'W', Song Jae Jung? Penulis itu seorang wanita, tahu!"

"Kau ingin berdebat denganku? Kau tidak tahu istilah 'bersama seseorang'? Kata-kata itu dipopulerkan oleh Aktor Park Jae Jung! Dia seorang pria! Jae Jung itu nama pria!"

Dong Young tetap pada pendiriannya, lagi pula mereka belum lama berpisah, mana mungkin Joo Yeon sudah move on. Sudah jelas Joo Yeon bukan tipe yang seperti itu.

Lalu Ki Bum menunjuk ke kalimat yang sebagian di tutup jari Joo Yeon. hanya terlihat "aku". Ki Bum yakin kalau itu adalah tulisan "Aku mencintaimu"

Dong Young belum percaya, bisa saja kan itu "Maafkan aku" atau "Aku berterima kasih", ada banyak selain "Aku mencintaimu"

Ki Bum bersikukuh kalau itu adalah "Aku mencintaimu." Tapi Dong Young tak terpengaruh, ia menyuruh Ki Bum untuk belajar saja sana.

"Apa yang akan kau lakukan jika sampai gagal lagi dalam ujian?"

"Terima saja! Kata 'Aku mencintaimu' dari seorang lelaki bernama Jae Jung tertulis di catatan itu!"

"Diamlah, kecuali kau ingin mati."

"Aku yakin, buket bunga itu dari seorang pria bernama Jae Jung yang juga menuliskan 'aku mencintaimu'." Gumam Ki Bum.


Ki Bum tak sengaja bertabrakan dengan Jung Suk dan saat ia melihat Jung Suk, ia langsung minta maaf dengan memanggil Jung Suk "Hyung-nim." Jung Suk komat-kamit (menggerakkan bibirnya doang tanpa bersuara), intinya menegur Ki Bum.

"Oh, maksudku... um... Profesor." Ralat Ki Bum.

Setelah Jung Suk pergi. Ki Bum lalu mengeluhkan kalau Jung Suk memang benar-benar Sampah Kualitas Tinggi.


Bos Kim mengumpulkan semua tutor untuk melakukan evaluasi dari komentar di web. Pertama Jung Suk, Ketertarikan akan kelas selanjutnya - 70 points. Kepuasan - 10 dari 10. Ekspresi dan penyampaian materi - 10. Bos Kimbangga karena Jung Suk mendapatkan skor terbaik dalam segala hal.

"Kalian terkejut, kan?" Tanya Bos Kim.

Yang lain manggut-manggut tapi Jung Suk  menjawab tidak, ia baru akan terkejut jika tidak mencatatkan skor teratas. Bos Kim mengerti, lalu ia membacakan beberapa komentar,

"Dia sangat keren", "Dia seperti selebriti" dan juga "Dia benar-benar tipe idealku"

"Tapi, seseorang menulis di sini 'Cara bicaranya yang seperti sampah membuatku kesal'. " Ujar Jin Woong yang mengintip kertas yang dibawa Bos Kim. Jelas Jung Suk melotot dan Bos Kim menegurnya.


Kedua Jin Yi. Secara keseluruhan, skornya bagus. Tapi, seseorang menulis ini di kolom komentar : "Profesor Hwang. Pelajaranmu bagus, tapi cara pengucapanmu buruk sekali." dan satu lagi.

Jin Yi malah menangis. Yang lain terkejut dibuatnya. Jin Woong bertanya,kenapa Jin Yi menangis.

"Aku rasa, itu sebabnya aku sampai dicampakkan oleh kekasihku! Karena cara pengucapanku yang buruk!" Jawab Jin Yi lalu pergi dari sana.


Jin Woong lalu bertanya mengenai dirinya. Bos Kim menjawab kalau konten pelajarannya sangat bagus. Jin Woong langsung tertawa senang, benarkah?

"Tidak! Tidak seorang pun mengatakan hal semacam itu! Semuanya sibuk membahas cosplay-mu!" Jawab Bos Kim.

Jin Woong malah melakukan cosplay lagi. Bos Kim menyuruhnya berhenti dengan kesal.


Terakhir giliran Ha Na. Selama Bos Kim membacakannya, Ha Na sama Jung Suk lirik-lirikan. Bos Kim merasa kalau skornya Ha Na bisa diterima, tapi, seseorang menulis "dia tidak berkualitas" di kolom komentar.

Bos Kim lalu menyarankan Ha Na untuk berbelanja pakaian. Ia merasa seolah Ha Na menggunakan pakaian yang sama setiap harinya. Dan juga terlihat buruk,  jadi Ha Na harus membeli pakaian-pakaian bagus!

Jung Suk tidak terima, apa maksudnya dengan "Sangat buruk?" Tidakkah kata-kata itu terlalu jahat? Dan Jung Suk menyuruh Bos Kim untuk minta maaf pada Ha Na.

"Apa? Profesor Park, yang sedang kubicarakan saja, tidak mengatakan apa pun. Lalu, kenapa dari semua orang, justru kau yang menyuruhku minta maaf padanya?" Protes Bos Kim.

Jung SUk beralasan kalau itu bukan cuma soal Ha Na, itu termasuk hak asasi setiap tutor. Dan Jung Suk tetap menyuruh Bos Kim untuk minta maaf pada Ha Na. Bos Kim pun tak punya pilihan lain selain minta maaf.

Dan Ha Na tersenyum pada Jung Suk. Jung SUk membalasnya tapi hanya sedetik.


Jung Suk keluar terlebih dahulu, baru yang lainnya menyusil. Bos Kim berhenti menatap Jung Suk yang semakin menjauh (otomatis Ha Na dan Jin Woong juga ikut berhenti), ia heran pada Jung Suk yang biasanya tidak peduli dengan orang lain. Tapi tadi malah ribut begitu. 

"Aku juga penasaran. Orang-orang akan mengira dia itu kekasih Profesor Park." Jawab Jin Woong.

Ha Na hanya diam mendengarkan, tapi dalam hatinya berbunga-bunga.


Gong Myung menunggu Ha Na untuk mengambalikan jam tangan Ha Na. Ia berkata kalau ia menjaga mickey dengan sangat baik dan sekarang merasa sedih karena harus berpisah dengannya.

"Selamat tinggal. Dan, jangan melupakan saat-saat kebersamaan kita." Ujar Gong Myung.

Ha Na tersenyum melihat tingkah Gong Myung itu, tapi ia tetap mengucapkan terimakasih. Ha Na juga memberikan kupon pada Gong Myung sebagai ungkapan rasa terimakasihnya.

"Gunakan untuk membeli beberapa buku."

Gong Myung keberatan untuk menerima itu, Ha Na memaksa dan menyuruh Gong myung untuk belajar dengan keras. Gong Myung tersenyum dan makin lebar saat Ha Na pergi.


Chae Yeon sedang belajar, seorang pelajar menghampirinya dengan membawa hadiah untuknya, sebagai imbalan pelajar itu minta nomor ponsel Chae Yeon.

"Tidak. Ambil kembali."

Pelajar itu mengira kalau sikap Chae yeon ini karena laki-laki yang belakangan ini terus bersama Chae Yeon itu? "Dia bukan kekasihmu, kan?"

"Kau punya waktu untuk memikirkan hal-hal semacam itu? Jika kau datang ke Noryangjin untuk belajar, maka fokuslah."

Maka pelajar itu pun langsung pergi dan mengambil kembali hadiahnya.


Gong Myung ternyata melihat hal itu di balik pintu dan baru masuk saat pelajar itu pergi. Gong Myung menegur Chae Yeon yang tidak menuruti kata-katanya.

"Sudah kubilang padamu, lebih lembutlah saat menolak seseorang."

Chae Yeon tak peduli, Mereka kan seharusnya fokus belajar, Menyedihkan sekali. Gong Myung menjelaskan kalau itu tidak menyedihkan, apakah ada hukum yang melarang bahwa mereka yang sedang belajar tidak boleh menyukai seseorang?

"Menyukai seseorang justru akan membuatmu belajar lebih baik."

Chae Yeon tak mengerti. Gong Myung melihat kupon yang terselip di bukunya, ia lalu tersenyum dan mulai menjelaskan, Di masa-masa yang berat dan kesepian, jika memikirkan orang yang disukai, perasaan semacam itu tidak akan terasa lebih ringan. Ia rasa, tidak masalah menyukai seseorang meski sedang belajar.

Chae Yeon tersentuh tapi saat Gong Myung melihatnya, ia mengalihkan pembicaraan, ia menagih tugas bahasa Inggris Gong Myung.


Jung Suk melihat Ha Na sendirian, ia berencana untuk mengajak Ha Na makan siang bersama, tapi kemudian muncullah Bos Kim dan Jin Woong yang terlebih dahulu menawari Ha Na untuk makan siang bersama.

Jung Suk melewati mereka. Bos Kim mengucapkan selamat makan pada Jung Suk. Dan tanpa disangka-sangka Jung Suk mengajak mereka untuk makan siang bersama.
Nikmati juga makan siangmu, Profesor Jin.

"Kenapa kau tiba-tiba begini?" Tanya Jin Woong.

"Yeah. Kau tidak pernah sekalipun makan siang bersama kami sejak mulai bekerja di sini." Imbuh Bos Kim.

"Ya, tapi, untuk beberapa alasan, hari ini aku ingin makan bersama orang lain." Jawab Jung Suk.

Bos Kim bingung, tapi tak bertanya lagi, ia meminta pendapat mengenai menu makanan kali ini. Ha Na menyarankan sup daging dan Bos Kim setuju begitu juga dengan Jung Suk.

Bos Kim dan Jin Woong berpandangan tak mengerti tapi Ha Na senyum aja.


Jin Woong menyinggung Jin Yi yang menggunakan sepatu baru dan kelihatan cantik. Bos Kim malah mengeur Jin Yi yang tidak hemat dan itu membuat Jin Yi menangis lagi.

"Kenapa kau menangis lagi?" Tanya Bos Kim, setengah kesal setengah merasa bersalah.

"Aku rasa, itu sebabnya aku dicampakkan! Karena aku terlalu boros!"

Dan Jin Yi tak jadi ikut makan, ia memilih pergi duluan. Bos Kim tak peduli, ia menyuruh yang lain untuk membiarkan saja Jin Yi.


Sebagai yang paling muda, Ha Na menyiapkan supnya. Tapi malah tangannya tak sengaja menyenggol alat masak. Ia pun kepanansan. Lalu Jung Suk mengambil alih tugas Ha Na.

Jin Woong heran, apa benar Jung Suk mau melakukannya. Jung Suk mengiyakan, ia berdalih hanya ingin mencobanya saja.

Setelah makan. Jung Suk memberikan smua daging pada Ha Na dan hanya memberi sayuran pada Bos Kim dan Jin Woong. Mereka jelas protes dong, kenapa semua dagingnya untuk Ha Na?

"Itu, um, ya begitu saja." Jawab Jung Suk, lalu Ha Na membagi dagingnya untuk Bos Kim dan Jin Woong.


Jin Woong memperhatikan Ha Na dan Jung Suk, lalu bertanya, apa mungkin Jung Suk menyukai Ha Na. Baik Ha Na maupun Jung Suk terkejut mendengarnya.

Tapi Jung Suk mengelaknya, mana mungkin ia menyukai Ha Na. Tapi Jin Woong melihatnya begitu setelah melihat sikap Jung Suk sejak tadi, pertama Jung Suk memihak Ha Na saat survei para murid, kedua Jung Suk memilih makanan yang diusulkan Ha Na, dan sekarang Jung Suk memberikan semua daging untuk Ha Na.

"Astaga. Kau benar-benar menyukai dia. Dia menolak adik ipar Direktur, dan mengatakan bahwa dia menyukai orang lain, Jadi, kalian berdua... apakah kalian..."


Bos Kim meras itu tak mungkin mengingat kata-kata Jung Suk mengenai wanita idealnya. Bos Kim yakin kalau standar Jung Suk lebih tinggi dari adik iparnya.

"Benarkah? Kalau begitu, maafkan aku, Profesor Jin. Aku bersalah." Ujar Jin Woong.

Jung Suk melirik Ha Na tak enak.


Setelah makan, Bos Kim mengajak semua mampir ke kedai kopi, ia akan mentraktir semuanya. Jung Suk menolak, Ha Na juga karena kenyang.

"Aku mau! Apa yang sebaiknya kuminum?" Jawab Jin Woong.

Bos Kim berkata kalau ia tidak ingin lagi tapi Jin Woong memaksanya untuk mentraktir. Maka tinggallah Ha Na dan Jung Suk berdua.


"No Geu Rae. Apakah tadi, aku terlalu kentara?" Tanya Jung Suk.

Ha Na mengiyakan. Lalu Jung Suk berkata kalau ia harus lebih hati-hati, dan karena ia tidak bisa berkata banyak di kantor maka ia akan mengatakannya sekarang pada Ha Na. 

"Apa nanti kau mau menonton film denganku? Film seni yang ingin kutonton baru saja dirilis."

"Film seni?"

"Ya. Soal film, aku menyukai jenis film seni. Dan, aku hanya mendengarkan musik berkualitas tinggi seperti musik klasik. Aku akan senang kalau selera kita sama. Ayo kita jaga kualitas tinggi dalam hubungan kita."

Ha Na mengangguk, tentu. Dan Jung Suk mengatakan satu hal lahi, ia membenci pasangan yang saling terobsesi atau over protektif satu sama lain hanya karena sedang berkencan. Jadi, ia akan senang jika kita tetap bisa menghargai kehidupan pribadi masing-masing.

"Mari pertahankan hubungan yang berkualitas antara kita."


Ha Na mengangguk mengerti. Bos Kim dan Jin Woong tiba-tiba datang. Mereka mendengar bagian Ha Na yang mengatakan "Ya, tentu!" Mereka penasaran, apa yang dimaksud Ha Na dengan itu.

"Oh, aku hanya sedang membicarakan tentang cuaca hari ini yang sangat bagus! Wow, langitnya cerah! Aku menyukainya! Bukankah menyenangkan? Ini luar biasa!" Jawab Ha Na.


Ki Bum ada di ruang belajar, ia masih yakin kalau Jae Jung adalah nama pria dan mengirim catatan bertuliskan "Aku mencintaimu" pada Joo Yeon.

Dong Young menyentuk pundaknya dan mengajaknya makan.

"Dia berusaha mengacaukan kebahagiaanku, dan mengira dirinya sendiri akan berhasil? Dasar berengsek."

Ki Bum mulai beberes, tapi ponselnya berbunyi. notifikasi baru. Joo Yeon kembali mengunggah foto. Ki Bum langsung melotot melihatnya. 

"Wow, kau pasti makan dengan baik, kan? Tuan Peramal Asmara." Tegur Ki Bum.

Dong Young beralasan kalau ia harus makan banyak supaya memiliki tenaga untuk belajar dengan keras. Ki Bum bertanya, apa Dong Young ingin cepat-cepat lulus lalu balikan dengan Joo Yeon? Oh, jadi Dong Young ingin menjalani hubungan segitiga dengan Joo Yeon dan kekasih barunya, si Jae Jung?

"Apa?"

Ki Bumlalu menunjukkan postingan foto terbaru Joo Yeon dengan kalimat pengiring "Makan siang bersama. Jantungku berdetak sangat kencang."

Ki Bum yakin kalau Joo Yeon memposting foto dirinya makan siang bersama pria bernama Jae Jung. Dong Young merasa Ki Bum bergurau, dimana memangnya pria yang bernama Jae Jung di foto itu?


Ki Bum memperbesar fotonya. Disana terlihat lengan besar dan memakai jan tangan pria terpantul pada gelas. Jadi sudah jelas Joo yeoan makan siang bersama seorang pria.

"Hey, bisa saja itu seorang wanita bernama Jae Jung, memiliki pergelangan tangan besar dan menyukai jam tangan pria." Jawab Dong Young.


Ki Bum merasa itu tidak masuk akal, lalu ia melihat kembali petunjuk lain dari foto itu. Ia menemukan gambaran wajah pria terpantul dari sendok. 

"Jadi, sudah terkonfirmasi bahwa ini adalah kekasih baru Joo Yeon, namanya Jae Jung!" Tegas Ki Bum.

Dong Young masih belum percaya, hanya karena dia seorang pria bukan berarti dia itu kekasih baru Joo Yeo. Joo Yeon memiliki banyak rekan kerja laki-laki!

"Berhenti meributkannya, makanlah saja. Sialan!"


Dong Young kesal dan meninggalkan makanannya. Ia menuju ke tempat mengambil air minum, Ia meyakinkan dirinya sendiri kalau Joo Yeon tidak mungkin melakukan itu, Tidak akan! Ia memercayai Joo Yeon.

Gong Myung meminta pendapat Chae Yeon saat akan membeli buku tulis. Chae Yeon menyuruhnya memilih saja satu, yang mana saja, cepatlah.


Tak sengaja mereka bertemu dengan teman Chae Yeon. Mereka tidak pernah saling bertukar kabar sejak kelulusan, dan temannya itu benar-benar penasaran soal diri Chae Yeon.

"Bagaimana kabarmu? Oh astaga... kau sedang mempersiapkan ujian PNS? Bukan level tujuh, tapi level sembilan?"

"Yeah, um..."

Temannya itu tak bisa mempercayainya. Chae Yeon kan dulu terpintar sejurusan, tapi malah belum mendapatkan pekerjaan? Wow, ia kira karir Chae Yeon begitu lancar.

"Eum, yeah. Angka pengangguran belakangan ini memang sangat tinggi. Bagiku juga sangat sulit mendapatkan pekerjaan, sampai akhirnya bisa bergabung di XYZ Company."

Chae Yeon terejut mendengarnya. Teman menjelaskan kalau masa pelatihannya sudah selesai dan ia sudah direkrut secara resmi.

"Dan, aku akan menghadiri rapat sebentar lagi. Bekerja di perusahaan itu melelahkan, harus mengerjakan semuanya dan mengikuti makan malam karyawan juga."

Si teman memberikan kartu namanya, ia meminta Chae Yeon untuk menghubunginya kapan saja jika Chae Yeon mengalami kesulitan. Ia akan mentraktrik Chae Yeon makan. Lalu ia pergi setelah memberi semangat pada Chae Yeon.


Gong Myung baru berkomentar setelah si teman pergi. ia kesal dan merasa kalau teman Chae yeon itu keterlaluan sekali. Tapi Chae Yeon malah sibuk menatap kartu nama temannya itu.

Gong Myung mendorong-dorong Chae Yeon ke suatu tempat. Ada satu tempat dipinggir jalan yang bisa menjadi sarana untuk meredakan stress. memukul genteng khusus wanita.


Gong Myung sudah membayarnya tanpapersetujuan Chae Yeon. Ia memaksa Chae yeon untuk memukulnya sehingga tidak menyia-nyiakan uangnya. 

"Kau sangat marah karena perempuan tadi, kan? Sejujurnya, aku juga ingin memukulnya. Jadi, kau pasti merasa lebih buruk lagi."

Chae yeon mengelaknya tapi Ki Bum tak percaya, anggap saja tumpukan genteng itu adalah wajah temannya tadi.

"Aku yakin kau tidak akan bisa mematahkan semuanya, tapi, cukup dengan mematahkan satu atau dua--"


Chae Yeon melakukannya dan semua genteng hancur tak bersisa. Gong Myung melongo tapi kemudian tersenyum. Mereka pun membawa pulang hadiah boneka super besar.

Gong Myung tak menyangka kalau tangan Chae Yeon sekuat itu padahal kelihatan kurus. Chae Yeon menjelaskan kalau tangannya memang cukup kuat.

Gong Myung merasa istilah "cukup" kuat tidak tepat. lalu ia menunjukkan boneka besar itu sebagai buktinya, Chae Yeon mampu mendapatkan hadiah utama, sungguh luar biasa.


"Kau sungguh tidak mau membawa ini?" tanya Gong Myung.

Chae Yeon tak bisa karena tidak ada lagi tempat di asramanya.

"Yeah, kalau begitu, terima kasih! Wow, aku bahkan mendapat hadiah darimu! Stresmu sudah tersalurkan sekarang, kan?"

"Huh? Yeah."

Gong Myung lalu menasehati, tak usah mengambil hati kata-kata teman tadi. Nanti, Chae Yeon pasti akan menjadi jauh lebih sukses dibanding dirinya. Jadi, tersenyumlah sedikit, oke?

"Tak apa. Tidak ada asalan bagiku untuk tersenyum sampai aku lulus ujian."


Lalu Chae Yeon meminta agar mereka belajar secara terpisah saja mulai sekarang. ia harus lebih fokus pada belajarnya sendiri, ia yakin kalau Gong Myung pasti mengerti.

"Aku sudah menjelaskan padamu cara belajar dan lainnya. Sejauh ini, kau melakukannya dengan baik. Mari kita coba belajar sendiri-sendiri."

Gong Myung mengerti, tapi ia tidak percaya diri tanpa Chae Yeon. Ia setuju untuk belajar secara terpisah tapi bisakah Chae Yeon tetap mengawasinya?

"Apa?"

"Ada satu cara." Jawab Gong Myung.



>


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search