Sumber Gambar dan Konten dari tvN
Sinopsis Drinking Solo Episode 12 Part 1
Ki Bum membuka episode kali ini dengan minum sendirian dengan makanan pesan kirim sebagai menu pendamping serta musik dengan irama cepat.
Ha menenangkan diri, ia yakin Jung Suk mengerti, ia sudah membuat semuanya jelas kemarin dengan pesannya.
Tapi
tiba-tiba Jung Suk memanggilnya. Ia sengaja menjemput Ha Na agar bisa berangkat
bersama.
"Kau
kan sudah baca pesan yang kukirim kemarin." Tanya Ha Na.
Jung Suk
sudah membacanya, makanya ia bersikap begitu pada Ha Na. Ia menyuruh Ha Na
masuk mobilnya agar bisa membicarakan kelanjutannya di perjalanan.
Ha Na
menolaknya, tapi Jung Suk memaksa. Ha Na bersikeras tidak mau dan cepat-cepat
melarikan diri.
"No Geu
Rae! Hey, No Geu Rae!" Panggil Jung Suk tapi Ha Na tak merespon.
Saat sampai di akademi, Ha Na yakin kalau Jung Suk pasti paham sekarang karena ia sudah bilang langsung pada Jung Suk tadi.
Tapi
tiba-tiba Jung Suk menyusulnya dengan membawa 2 gelas kopi. Ia menjelaskan
kalau ia sengaja membeli kopi kualitas tinggi hanya untuk Ha Na seorang.
"Ayo
minum di teras sambil mengobrol."
Ha Na
kembali menolak dengan alasan kalau tidak ada yang ingin ia obrolkan dengan
Jung Suk.
"Haruskah
kau bersikap dingin begini, No Geu Rae? Bukannya kau bilang kau menyukaiku? apa
itu bohong?"
Ha Na memang
menyukai Jung Suk tapi ia sudah memutuskan untuk lebih baik melupakan Jung Suk
saja. Jadi... ia ingin Jung Suk tidak mengungkit-ungkitnya lagi. Ha Na akan
pergi tapi Jung Suk memblokir jalan Ha Na.
Jung Suk
mengerti sikap Ha Na yang dingin padanya karena ia sudah menyakiti Ha Na.
Makanya ia sedang berusaha keras untuk membuatnya melupakan itu.
"Tidak
ada gunanya, jadi hentikanlah." Lalu Ha Na pergi.
Jung Suk
mengeluh, ternyata Ha Na punya kemauan sekuat baja. Tapi kemudian ia mengerti,
Ha Na begitu padanya karena ia sudah keterlaluan pada Ha Na.
"Jelas
saja, yang kulakukan ini masih belum cukup untuk meluluhkan hatinya. Ayo coba
lagi! Yeah!"
Bos Kim ingin mengambil air dan ia mendapati Jung Suk membawa dua gelas kopi. Bos Kim mengira kalau segelasnya adalah untuk dirinya. Jung Suk langsung memberikan kopi itu pada Bos Kim, dua-duanya malahan.
"Wow.
Terima kasih! Terima kasih banyak!" Walaupun sebenarnya ia heran dengan
sikap Jung Suk ini.
Ki Bum melihat Chae Yeon makan seperti biasa, ia tahu kalau hari ini ulang tahun Chae Yeon dan menegur Chae Yeon karena tidak makan sup rumput laut.
Chae Yeon
balik bertanya, darimana Ki Bum tahu kalau hari ini ia ulang tahun. Ki Bum
menjawab kalau ia cuma mendengar saja. Chae Yeon tak percaya, hanya dengar
saja?
"Pokoknya,
kau harus mentraktir makan malam. Ini harus dirayakan."
Chae Yeon
menyebut Ki Bum gila, ia bahkan tidak merayakan bersama teman-temannya, jadi
untuk apa ia merayakannya dengan Ki Bum dkk. Ki Bum beralasan kalau ia hanya
mau memanfaatkan ulang tahun Chae Yeon untuk memperbaiki semuanya itu saja!
"Tapi
kau bahkan tidak merayakannya dengan teman-temanmu? Kau tidak punya teman yang
mau merayakan--"
"Tidak.
Aku tidak punya. Sudah lama aku tidak berhubungan dengan mereka, karena aku
ingin fokus belajar. Lagi pula, memangnya ada orang yang giat belajar tapi
masih peduli acara ulang tahunnya? Memangnya kita punya kesempatan untuk itu?
Kalau kau sibuk pesta dan bermain main. kapan kau akan belajar dengan
giat?"
Ki Bum
terkesan memaksa, jadi apa Chae Yeon mau melewatkan memoen sekali seumur hidup
ini untuk belajar? Setidaknya rayakahlah walaupun kecil-kecilan!
Chae Yeon
tetap tidak mau, ia malahmenyuruh Ki Bum untuk melupakan saja niatnya untuk
memperbaiki semuanya dan belajar sajalah, Ki Bum kan sudah susah susah datang
ke Noryangjin.
Dong Young masuk sejak Chae Yeon menolak yang pertama dan ia baru bicara saat Chae Yeon pergi. Dong Young penasaran, bagaimana Ki Bum bisa tahu kalau hari ini Chae Yeon ulang tahun.
Ki Bum
bingung sejenak mau menjawab pa lalu ia mengarang cerita, sebenarnya ia juga
tidak peduli dengan ulang tahun Chae Yeon tapi ia sudah dengar semua
pembicaraan anak-anak.
"Aissh.
Siapa juga yang peduli soal ulang tahun anak itu?"
Menghindari
pertanyaan lebih banyak lagi, Ki Bum pun meninggalkan dapur. Tapi ia tak sadar
telah meninggalkan ponselnya.
Dong Young mengambil ponsel Ki Bum hendak mengembalikannya. Tiba-tiba alaram ponsel Ki Bum berbunyi, tanda pengingat kalau hari ini ulang tahun Chae Yeon dan setelah Dong Young memeriksa ponsel Ki Bum, ternyata Ki Bum mengeset pengingat tiap jam hari ini supaya Ki Bum tidak lipa kalau hari ini Chae Yeon ultah.
"Ampun.
'dengar-dengar,' apanya. Dia bahkan buat alarm setiap jam karena takut lupa.
Padahal dia yang paling heboh!" Keluh DOng Young.
Bos Kim mengajak Jung Suk makan siang bersama dengan Jin Yi juga. Jung Suk balik bertanya, apa Bos Kim pernah lihat ia makan bersama yang lain.
Bos Kim tahu
hal itu, tapi sayang aja dengan kupon makandi restaurant China, ia memiliki
tiga. Jung Suk bertanya, kenapa Ha Na tidak ikut?
"Ha Na
bilang dia sedang tidak selera makan." Jawab Jin Yi dan itu membuat Jung
Suk khawatir.
Bos Kim
ikut-ikutan, sebenarnya ia juga tidak selera makan hari ini, tapi ia harus
tetap makan supaya tidak mati, "Ya ampun. Aku juga belakangan tidak selera
makan. Aku juga tidak ingin makan apapun."
Jin Yi lalu
mengajak Bos Kim untuk cepat pergi. Jung Suk bertanya-tanya, kenapa Ha Na tidak
makan?
Selanjutnya Jung Suk membawakan kue kulaitas tinggi. Ha Na menolaknya, ia menyuruh Jung Suk memakannya sendiri saja.
"Jangan
begitu. Cicipilah. Ini adalah cake keju dengan
kualitas tinggi, dibuat dengan susu organik terbaik. Aku sudah
susah-susah membawakannya dari toko roti di hotel hanya untukmu."
Ha Na minta
maaf, ia sedang tidak berselera. Lalu kabur dari sana. Jung Suk cuma bisa
mendesah.
Jin Yi dan Bos Kim datang setelah makan siang dan mereka menemukan Jung Suk membawa kue di meja. Bos Kim mengira kalau Jung Suk sengaja membelikan kue itu karena tadi ia bilang tak selera makan.
"Makanlah
sepuas hatimu." Jawab Jung Suk lalu masuk ke ruangannya.
Di dalam
ruangan Jung Suk menggerutu karena kue kualitas tingginya malah dinikmati oleh
dua orang yang salah.
Tak lama kemudian Ha Na kembali. Jung Suk membatin, Apa lagi yang harus ia lakukan agar Ha Na tidak bersikap dingin lagi padanya? Ini adalah pertama kalinya ia tidak bisa menemukan jawaban.
Chae Yeon akan mengambil buku di lokernya dan ia teringat Gong Myung lalu menulis pesan,
"Apa kau baik-baik saja, Gong
Myung..."
Tapi
kemudian ia menghapusnya lagi karena takut mengganggu istirahat Gong Myung.
Saat Chae
Yeon menutup lokernya ternyata Gong Myung sudah berada di sampingnya. Ia
langsung menyapa Chae Yeon. Chae Yeon khawatir, apa Gong Myung sudah
benar-benar baikan? Apa tidak perlu istirahat lagi?
"Tidak,
aku baik-baik saja kok. Aku akan belajar keras mulai hari ini. Aku akan menjadi
yang pertama masuk kelas."
Sebelum masuk Chae Yeon membuka lokernya lagi, untuk merapikan penampilannya dan ia juga tersenyum.
Tanpa mereka sadari Dong Young ternyata ada tak jauh dari sana dan ia mendengar serta melihat semuanya.
"Daebak,
Jung Chae Yeon. Aku hanya menerka, apa dia bener-benar menyukai Gong Myung?
Ki Bum
merangkul Dong Young saat akan masuk kelas dan mereka melihat Gong Myung duduk
di barisan pertama. Dong Young menanyakan keadaan Gong Myung, Gong Myung
memastikan kalau ia sangat baik.
"Tunggu,
kenapa kau duduk di depan? Oh! Kau duduk di depan apa karena ini adalah kelas
Profesor Park kesayanganmu? Jadi kau bisa melihat wajahnya dari dekat?
Huh?"
Gong Myung
menyuruhnya diam, tapi Ki Bum malah menyanyi keras "Wow. Itu namanya
cinta! Cinta!"
Ki Bum kesal
dan memukul kepala Ki Bum untuk membuatnya diam. Ki Bum memegangi kepalanya dan
menjulurkan lidahnya ke arah Gong Myung. Dong Young cuma bisa geleng-geleng
dengan kelakuan teman-temannya.
Ha Na masuk kelas dan sebelum mengatakan apa-apa ia mengedarkan pandangannya pada murid-muridnya. Saat Ha Na melihat Gong Myung, diam-diam Gong Myung melambaikan tangannya. Ha Na membalasnya dengan senyum simpul lalu memulai kelas.
Ki Bum
mengamati Gong Myung saat melihat Ha Na dan ia melapirkannya pada Dong Young.
Orang yang sedang jatuh cinta tatapan matanya akan berbeda. Lalu ia menatap
Chae Yeon.
Dong Young membenarkan, orang yang sedang jatuh cinta memang punya pandangan mata yang berbeda. Setelah itu Dong Young mengamati kelas,
"Tapi
kenapa cinta bersegi-segi itu memusingkan? Ada berapa segi sih
sebenarnya??"
Ki BUm ->
Chae Yeon -> Gong Myung -> Ha Na.
Dong Young
membayangkan, jikalau Ha na menyukai Ki Bum maka lengkaplah sudah... Wow,
benar-benar menjadi cinta bersegi-segi yang membingunkan.
Dong Young
memandang Ki Bum iba, karena Ki Bum lah satu-satunya yang tidak disukai,
"Si kunyuk yang menyedihkan."
Gong Myung menyapa Ha Na saat kelas usai. Ki Bum melihat mereka berbincang, sebuah ide gila muncul dari benaknya.
Ki Bum
pura-pura tak sengaja mendorong Gong Myung sehingga Gong myung tak sengaja
memeluk Ha Na. Gong Myung menkhawatirkan Ha Na, lalu ia menegur Ki Bum.
"Oh,
maaf. Maafkan aku guru. Aku terpeleset, Anda lihat kan." Alasan Ki Bum.
Ha Na
menyuruhnya hati-hati lain kali lalu pamit pada Gong myung.
Gong Myung tahu Ki Bum pasti sengaja kan. Ki Bum membenarkan, malah ia menuntu terimakasih dari Gong Myung yang telah berhasil memeluk Ha Na karena dirinya.
"Memangnya
kau anak SD? Kenapa kekanak-kanakan sekali?"
Ki Bum
beralasan kalau ia hanya ingin menyemangati kisah cinta Gong Myung. Ia ingin
mematahkan cinta terlarang antara murid dengan guru, agar tetap bersemi!
Gong Myung malah memukuli Ki Bum kesal. Lagi-lagi Dong Young melihat kejadian ini, ia kembali membatin,
"Dia sama sekali tidak seharusnya menolong
orang lain karena dia sendirilah yang tidak disukai siapapun."
Dan ia
bergumam, "Kunyuk yang menyedihkan."
Bos Kim meminta Jung Suk untuk menggantikan kelas Jin Woong minggu depan. Bos Kim pikir-pikr kalau Jin Woong belum sepenuhnya baikan jadi sepertinya kondisinya belum memungkinkan untuk mengajar minggu depan.
"Jadi
bagaimana kalau kau mengubah jam mengajarmu jadi Professor Min bisa mengambil
jam mu minggu depan."
Jung Suk
langsung menolaknya, ia tidak mau mengajar lebih dari 26 jam per minggu. karena
akan menurunkan kualitas mengajarnya.
Bos Kim
memaksa, kalau seorang pengajar populer seperti Jung Suk bertukar jam mengajar
para siswa tidak akan banyak komplain.
"Sudah
kubilang aku tidak mau! Suruh saja Profesor Min segera kembali bekerja." lalu
Jung Suk meninggalkan kursinya.
Bos Kim lalu meminta Jin Yi sebagai gantinya karena Ha Na sibuk menyusun soal untuk ujian minggu depan. Jin Yi menolak, ia juga punya banyak pekerjaan.
"Apa
yang kau bicarakan? Kau bahkan tidak sering menemui pacarmu lagi kan?"
"Apa
maksudmu?"
"Berhentilah
menunggu pria yang bahkan tidak mau bertemu denganmu, oke? Ambillah kesempatan
ini dan akhiri saja hubunganmu dengannya. Gunakan semua energimu untuk bekerja.
Oke?"
"Baiklah.
Aku akan mematuhi perintahmu. Aku akan putus dengannya, dan fokus bekerja.
Sekaranng kau senang?"
Lalu Jin Yi
mulai kesal dengan diam saja dan tiba-tiba membuang apa saja yang ada di meja
dengan kesal. Bos Kim sampai terjengkal karena kaget.
Ha Na selanjutnya menawarkan diri untuk menggantikan jadwal Jin Woong.
Saat mereka
keluar, Bos Kim bertanya, apa benar Ha Na akan baik-baik saja. Ha Na meyakinkan
kalau ia baik-baik saja.
"Aku
yakin kau akan sangat sibuk. Ini adalah pertama kalinya kau membuat soal."
"Tak
apa." Jawab Ha Na bertepatan dengan masuknya Jung Suk tapi ia memilih
keluar.
Jung Suk bertanya pada Bos Kim, apa maksud Ha Na berkata "tak apa" tadi. Bos Kim mengatakan kalau Ha Na akan menggatikan jadwal Jin Woong minggu depan.
"Apa?"
Selanjutnya Jung Suk mencari Ha Na untuk mengajaknya bicara. Ia tidak mengerti, kenapa Ha Na bersedia untuk menggantikan jadwal Jin Woong.
"Apa
maksudmu kenapa? Kita harus saling tolong saat ada yang butuh bantuan."
Jung Suk
mengingatkan, kan Ha Na sendiri sedang sibuk membuat soal ujian! Haruskah Ha Na
menolong orang dan merepotkan dirinya
sendiri?
"Apa?"
Ha Na tak mengerti.
Jung Suk
menjelaskan kalau Noryangjin bukan sebuah tempat indah seperti yang Ha Na
pikirkan. Noryangjin adalah medan perang dan Ha Na harus memenangkannya. Tidak
ada untungnya Ha Na membantu orang saat Ha Na sendiri sedang berperang!
"Satu-satunya
yang bisa kau percayai hanya dirimu sendiri."
Ha Na
menjawab kalau kata-kata Jung Suk tadi mencerminkan diri Jung Suk sendiri. Jung
Suk sekarang yang tidak mengerti maksud Ha Na.
"Bagaimana
bisa kau selalu mementingkan dirimu sendiri? Baiklah. Aku yakin tak ada yang
bisa kau lakukan. Karena kau sudah nyaman sejak awal, dan tidak pernah
mengalami kesulitan sejauh ini. Karena kau tidak pernah menolong dan ditolong
oleh orang lain."
"Apa
yang kau bilang--"
"Makanya
kau bersikap seperti ini padaku. Kau mengacuhkan pendapatku karena kau anggap
perasaanmu lebih penting. Tapi aku tidak sama denganmu, Profesor Jin. Aku punya banyak kekurangan,
jadi aku masih perlu bantuan orang. Kalau aku mau menerima bantuan aku harus
memberikan bantuan. Itu yang kupercaya. Dan tidak ada yang bisa kulakukan
kalaupun kau menyalahkanku. Karena, setidaknya aku tidak mau jadi orang egois
sepertimu."
"No Geu
Rae--"
"Urus
saja urusanmu sendiri. angan memaksakan perasaanmu padaku, lagi."
Ki Bum melihat Chae Yeon makan kimbab segitiga sambil belajar, ia membatin,
"Bahkan orang menyedihkan seperti Kim
Dong Young tidak menghabiskan hari ulang tahunnya seperti itu. Setidaknya dia
bisa makan daging babi yang disukainya."
Ki Bum lalu belanja daging banyak ia menyiapkan semuanya di atap. Dong Young yang datang pertama. Ki Bum beralasan kalau ia sedang ingin makan samgyupsal dan Dong Young juga bisa ikutan.
"Oh,
terima kasih!"
Ki Bum
meminta Dong Young untuk memeriksa daging, apakah cukup untuk mereka berdua.
Dong Young sangat terkejut melihat banyaknya daging yang dibeli Ki Bum, ada 4
porsi lebih.
"Oh,
kebanyakan ya? Aku hanya minta dua prosi, tapi penjualnya ngotot memberikan
banyak karena katanya aku terlalu ganteng." Jawab Ki Bum.
Dong Young tterpukau mendengarnya, ia menambahi, bisa-bisa kalau penjual daging itu melihat Ki Bum lagi, dia pasti akan menyerahkan seluruh tokonya pada Ki Bum.
Ki Bum lalu
menyuruh Dong Young untuk menelfon Gong Myung dan Chae Yeon juga sekalian. Dong
Young cepat mengerti, jadi tujuan Kibum ini hanya untuk mengajak Chae Yeon?
"Yeah.
Kan sayang kalau dagingnya dibuang-buang."
"Oh ho,
baiklah."
Lalu Dong
Young melihat ada kue juga disana. Ki Bum lagi-lagi mengatakan kalau itu
gratis, awalnya ia hanya ingin membeli roti untuk sarapan besok tapi manajer
tokonya bilang kalau ia terlalu tampan dan...
"Dia
memberikan ini gratis untukmu? Wow! LSepertinya kau bertemu dengan orang-orang
dermawan hari ini!" Lanjut Dong Young.
Ki Bum
mengiyakan. Dong Young jelas tak percaya, ia meminta kejujuran Ki Bum, pasti
membeli semua itu karena mau mengadakan pesta ulang tahun untuk Jung Chae Yeon,
kan?
"Bicara
apa sih kau? Oh... um... oh yeah! Ini ulang tahunnya, ya? Aku sudah lupa. Kau
masih ingat? Wow, mengejutkan sekali. Aku mau cuci seladanya dulu, jadi
cepatlah telpon Gong Myung. Dan juga, si Orang Jahat itu. Tapi terserah kau
sajalah mau telpon atau tidak. Aku tak peduli. Sebaiknya memang telpon Chae
Yeon saja kalau mau menghabiskan semua ini."
Ki Bum pergi
gak tau kemana. Dong Young semakin yakin kalau Ki Bum pasti menyiapkan ini
untuk Jung Chae Yeon.
"Ampun
deh. kunyuk yang menyedihkan. Dia bahkan tidak tahu kalau Jung Chae Yeon
menyukai Gong Myung. Tapi bukankah itu pelengkapnya pesta harus diiringi oleh
sebuah kisah cinta yang rumit? Oh, terserahlah. Lagipula dia sudah belanja
sebanyak ini. Jadi telepon saja mereka."
Dong Young menelfon Gong Myung, ia menjelaskan kalau hari ini adalah ulang tahun Chae Yeon dan Ki Bum sama sekali tidak bisa mengatakan kalau Ki Bum yang menyiapkan semua ini, jadi Ki Bum menyuruhnya menelpon dengan alasan dagingnya terlalu banyak.
"Jadi,
kau bujuklah Jung Chae Yeon dan bawa dia bagaimanapun caranya."
"Tapi,
apa menurutmu dia mau datang?"
"Dia akan
datang kalau kau bisa membujuknya."
"Benarkah?
Bagaimana kau bisa seyakin itu?"
"Oh,
terserahlah. Bujuk dan bawa saja dia."
Gong Myung lalu menghampiri Chae Yeon, mengucapkan selamat ulang tahun dan ia berterimakasih karena Chae Yeon terlahir ke dunia ini. Chae Yeon kaget.
Gong Myung
menjelaskan, Kalau Chae Yeon tidak
lahir, siapa lagi yang mau mambantunya belajar? Makanya ia bersyukur.
"Kau
bilang apa sih?" Tapi Chae Yeon tersenyum.
Lalu Gong
Myung mengajak Chae Yeon makan daging dengan teman-temannya di lantai atas
asrama
"Ayo
ikut dan anggap saja itu adalah pesta ulang tahunmu."
Chae Yeon
menolaknya, ia baru akan merayakan ulang tahunnya setelah lulus nanti tapi ia
mengijinkan Gong Myung jika mau pergi.
"Ayolah,
kita pergi saja. Mana mungkin aku bisa makan sendiri. sementara guruku belajar
keras di hari ulang tahunnya?"
Chae Yeon
memastikan kalau ia tak apa-apa dan menyuruh Gong Myung pergi. Gong Myung
kemudian menggunakan alasan kalau ia baru keluar dari rumah sakit dan
membutuhkan asupan daging.
"Sepertinya
keadaanku akan tambah baik kalau makan daging hari ini. Oh, baiklah, tak ada
pilihan. Kalau Shabu tidak pergi, aku juga tidak bisa pergi."
Ha Na masih sibuk mengetik soal, sementara Jin Yi mengirim pesan untuk Min Ho, kekasihnya.
"Apa kau benar-benar mau begini, Min
Ho?"
"Kau tidak menjawab pesanku selama 3
hari. Apa kau benar mau putus denganku?"
Bos Kim
datang memberi kabar gembira untuk Ha Na, ia merekomendasikan Ha Na mengikuti
kelas bebesa spesial. Anak-anak
berkumpul dan Ha Na menyampaikan sesuatu yang gratis! Kalau Ha Na bisa melakukannya dengan baik, tentu saja
kelas Ha Na akan ramai! Ini akan jadi sarana promosi yang baik!
"Direktur!
Kenapa kau cuma menawari Ha Na? Kenapa aku tidak?" Protes Jin Yi.
Bos Kim
beralasan kalau Ha Na sangat baik karena sudah menggantikan kelasnya Jin Woong.
.
"Oh,
terima kasih banyak."
Jin Suk keluar kelas dan melewati mereka. Ha Na sengaja mengatakan sesuatu agar Jung Suk mendengar.
"Kau bahkan
membuatkan kelas bebas spesial untukku karena aku mengisi kelas kosong Profesor
Min? Hidup dengan penuh rasa perhatian dan kepedulian terhadap orang lain kau
harus dapat hadiah!"
Maksud hati
sih ingin membantah kata-kata Jung Suk tadi, eh malah Jin Yi yang merasa
tersinggung dengan ucapan Ha Na. Ha Na tentu saja segera mengelaknya.
"Maaf
karena aku egois. Aku pikir, aku sedang dihukum karena banyak masalah
bermunculan!" Jawab Jin Yi lalu keluar setelah Jung Suk.
Bos Kim
bertanya-tanya kenapa gerangan dengan Jin Yi belakangan ini. Ha Na pikir, semua
ini karena kekasihnya Jin Yi dan ia mohon pengertian Bos Kim.
Jin Woong mendatangi rumah lama ibunya untuk mengumpulkan barang-barang ibunya tapi setelah membuka almari, ia tidak menemukan apa-apa.
Jin Woong
heran, kemana semuanya? Lalu ia menemukan surat di laci bawah. Jin Woong duduk
bersila dan membacanya,
"Jin Woong, ini Ibu. Ibu sudah membawa
semua barang-barangku ke pengelola. saat ibu masih sadar. Ibu tidak tahu apa
yang akan terjadi pada Ibu. Kau sudah bekerja keras, mengurus ibumu yang sakit
sampai sekarang. Kau bisa melepaskan beban ini dan hidup dengan nyaman
sekarang. Itulah harapan Ibu. Ibu hanya ingin kau bahagia. Ibu mencintaimu
anakku."
Tentu saja
Jin Woong menangis membacanya, ia sedih, kenapa Ibunya pergi seperti ini tanpa
meninggalkan apapun?
Kemudian
telfon rumah berdering. Jin Woong menangkatnya dan segera menuju tempat si
penelfon.
Ha Na diminta membuatkan kopi ekstra manis untuk Bos Kim, dan saat Ha Na mencicipinya ia hampir muntah saking manisnya, tapi Bos Kim baik-baik saja tuh.
Setelah
minum kopi mertua Bos Kim menelfon. Bos Kim menjawabnya dengan sangat manis.
Tapi entah apa yang tidak cocok, ibu mertua Bos Kim tiba-tiba berteriak
marah-marah.
Setelah
telfon usai, Ha na bertanya pada Bos Kim, ada apa gerangan. Bos Kim kesal
sekali sampai akan melempar galon.
"Aku
bertanya-tanya kenapa Jin Jung Suk memberiku kopi dan cake tapi ternyata tidak
ada alasan apapun. Dan aku tidak tahu itu sama sekali. Menyebalkan!"
"Huh?
Apa maksudmu?"
"Padahal
itu karena Jin Jung Suk mencampakkan adik iparku! Dia bilang dia sedang
memikirkan perempuan lain dan mengacaukan kencannya!"
Ha Na
terkejut mendengarnya dan Bos Kim pusing karena mertuanya sangat marah, bahkan
bilang kalau dirinya telah mengenalkan pria buruk untuk adik iparnya.
"Sial. Aku harus bagaimana sekarang? Tamatlah riwayatku."
Ha Na
meminta Bos Kim tenang tapi malah di bentak oleh Bos Kim, bagaimana ia bisa
tenang sekarang? Ia benar-benar kesal dengan Jung Suk dan meminta Ha Na untuk
menyuruh Jung Suk datang ke ruangannya begitu Jung Suk kembali.
Ha Na lalu curhat dengan ponselnya,
"Melihat
dia menghancurkan kencan dengan wanita
lain dan mengatakan kalau dia memikirkan wanita lain. Lalu dia menemuiku untuk
mengungkaplan perasaannya padaku.. mungkin dia benar-benar menyukaiku."
Ponsel
menjawab kalau tidak baik mengabaikan perasaan tulus orang lain. Ha Na tak
peduli, Kalaupun Jung Suk menyukainya, pada akhirnya ia hanya akan sakit hati
karena berada di sisi orang yang egois seperti Jung Suk. Sebaiknya aku tak usah
berurusan dengan sampah itu. Benar kan?
"
"Sampah" adalah sebutan untuk sesuatu yang kau anggap tidak
berguna."
"Wah,
kau juga memberikan saran yang baik untukku. Hentikan."
Jung Suk jujur kalau adik ipar Bos Kim memukulinya dan pada akhirnya ia menyuruh Bos Kim untuk mint maaf pada dirinya.
"Tunggu,
kenapa aku harus minta maaf?"
"Karena
kau memperkenalkanku pada seorang wanita rendahan."
"Oh...
okay. Aku.. minta maaf."
"Sudah,
kan? Kalau begitu aku pergi."
Lalu Bos Kim
mendapatkan protes dari Profesor Seo karena Bos Kim hanya membantu Ha Na dan ia
mengancam akan mengundurkan diri jika Bos Kim selalu berpihak pada Ha Na.
"Jadi
yang harus kulakukan hanyalah membatalkan kelas bebas spesialnya Profesor Park
Ha Na, kan? aiklah kalau begitu. Bersemangatlah, oke?" Jawab Bos Kim.
Jung Suk
mendengarnya dan bertanya, kenapa Bos Kim harus melakukan itu. Bos Kim
menjelaskan kalau Profesor Seo mengancam akan berhenti atau apalah.
"Anda
sungguh mau membatalkannya?"
"Ya,
harus kubatalkan. Dia mungkin bukan pengajar terbaik. Tapi dia cukup kompeten.
Aku mana bisa membiarkannya berhenti."
Jung Suk
hanya bisa mendesah.
Jin Woong mendatangi toko laundri. Bapak pemilik toko memberikan jelet ibu Jin Woong yang di lanundri disana.
"Kami
akan tutup jadi sedang dalam proses pembersihan. Aku senang akhirnya bisa
menghubungimu."
Jin Woong
berterimakasih lalu membawanya pergi. Saat di luar Jin Woong mengeluarkan baju
ibunya, setidaknya ia masih memiliki satu banju Ibunya.
"Harusnya
aku membelikannya pakaian yang lebih
banyak." Sesal Jin Woong.
>
3 komentar
akhirnya .... emmmm ditunggu part 2, sibuk yach say..? solnya minggu ini dah sampai eps 14. fighting
Seru...ditunggu part 2
Benar2 bikin penasaran... :)
Ditunggu part 2-nya, mbak..
Semangat trs ya...!!
Aku cek link-nya hampir setiap jam...
Klo bisa jgn kelamaan ya..
Hehehehe
Gomawo, unni..:)
EmoticonEmoticon