-->

Sinopsis Drinking Solo Episode 10 Part 1

- Oktober 12, 2016
>

Sumber Gambar dan Konten dari tvN

Sinopsis Drinking Solo Episode 10 Part 1



Ha Na mengawali episode kali ini dengan menikmati  ramen dan bir dengan iringan lagu "Urban Zakapa - I Don't Love You"

Apa yang harus kukatakan? Darimana aku harus mulai? Aku mengalihkan pandanganku karena kau menatapku dalam kebisuan yang aneh. Aku tidak mencintaimu. Aku yakin kau juga menyadari ini. Bahkan saat melihatmu menangis. hatiku tidak terasa sakit.

Aku tidak mencintaimu. Tidak ada alasan lain. Dan aku tidak ingin mengatakan "Maafkan aku" ataupun "ampuni aku".
Cukup seperti itu saja. Inilah perasaanku yang sesungguhnya. Aku tidak mencintaimu. Aku tidak mencintaimu. Aku tidak mencintaimu. Aku yakin kau juga menyadarinya.


Jung Suk berangkat ke akademi bersama Gong Myung yang tak melepaskan matanya dari buku. Jung Suk heran, apa yang terjadi sehingga Gong Myung jadi semangat belajar begitu.

"Sudah kubilang padamu. Aku harus lulus. Sekarang, aku memiliki alasan kuat untuk lulus."

Alasan itu yang membuat Jung Suk penasaran tapi Gong Myung tak mau mengatakannya, ia yakin itu bukan urusan Jung Suk.

Jung Suk mendadak menghentikan mobil dan menyuruh Gong Myung keluar. Gong Myung mengira kalau Jung Suk begitu karena ia tidak mau memberitahu alasannya.

"Tidak! Hanya saja, orang-orang akan merasa aneh jika melihat kita datang bersama! Jika mereka mengetahui pria tidak berguna sepertimu adalah adik ku, aku tidak akan bisa lagi menunjukkan muka dimanapun."


Gong Myung pun melepas sabuk pengamannya. Begitu halnya dengan Jung SUk, ia juga tidak ingin orang-orang mengetahui bahwa sampah seperti Jung Suk adalah kakaknya.

Gong Myung keluar tapi membiarkan pintu depan terbuka. Jung Suk berteriak, menyuruh Gong Myung untuk menutup pintunya. Gong Myung berbalik tapi bukan untuk menutup pintu malah membuka pintu belakang juga.

"Hey, Jin Gong Myung! Kembali kau!" Teriak Jung Suk, sementara Gong Myung melarikan diri. 


Ha Na tak bersemangat sama sekali memikirkan bahwa hari ini ia harus bertemu Jung Suk lagi...

"Ini bukanlah jalan pintas. Jelas-jelas ini jalan menuju neraka!"

Tapi kemudian ia berfikir positif, ia bukan melakukan kejahatan serius padanya. Bukan dosa juga menyukai  Jung Suk! Ia hanya perlu menyerah dan mengatasi  perasaannya!


Jung Suk berhenti di lampu merah, ia melihat Ha Na di seberang.

"Kenapa si No Geu Rae itu? Kenapa dia murung sekali? Dia terlihat seperti idiot."

Dan ia teringat perkataan Jin Yi mengenai Ha Na yang menyukainya. Jung Suk semakin kesal, beraninya Ha Na mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi? Ia akan membuat Ha Na menyerah, bagaimanapun caranya.

Ha Na tersadar saat lampu peringatan berbunyi bahwa waktu menyebrang tinggal beberapa detik lagi. Ia pun segera berlari sehingga tak sadar kalau ia melintas di depan mobil Jung Suk.

"Jangan terlalu membenciku, No Geu Rae. Aku tidak melakukan kesalahan apa pun. Kesalahanmu sendiri memimpikan sesuatu yang mustahil. Tunggu, tidak. Bukankah ini salahku karena terlahir sebagai manusia yang sempurna?"


Jung Suk masuk ruang tutor langsung disambut Bos Kim dengan tawaran kencan buta. Karena Jung Suk terus saja membahas soal wanita berstandar tinggi selama acara pernikahan kemarin, jadi Bos Kim mencarikan seorang wanita yang dapat memenuhi kriteria Jung Suk.

"Dia lulusan Universitas Nasional Seoul, seorang dokter organ dalam yang memiliki klinik pribadi di Gangnam."

Jin Yi menyahut setelah melirik Ha Na, bagaimana penampilannya? Jung SUk kan menginginkan seseorang dengan penampilan bak supermodel juga.

"Jangan kuatir. Dia benar-benar cantik dan tinggi semampai. Dia pasti bisa lolos kompetisi supermodel!
Yeah, bagaimana, Profesor Jin? Kau mau?"

Jung Suk awalnya ragu, ia melihat Ha Na lalu merubah jawabannya,

"Aku benar-benar ingin pergi ke kencan buta ini. Tidak ada alasan bagiku menolak kencan dengan wanita  berstandar tinggi seperti itu."


Bos Kim lega mendengarnya dan wanita itu akan ke Amerika besok jadi Bos Kim menyarankan Jung Suk untuk menemuinya hari ini jika punya waktu luang jika tidak maka Jung Suk baru bisa bertemu dengannya dua minggu lagi.

Jung Suk ragu lagi tapi setelah melihat Ha Na ia jadi yakin, ia setuju untuk bertemu hari ini. Bos Kim sangat senang dan akan segera mengirimkan nomornya.

Ha Na yang sedaritadi menunduk keluar dengan lesu  setelah Jung Suk dan Bos Kim bubar. Jin Yi merasa iba dengan Ha Na dan melontarkan pandangan tak suka pada Jung Suk. Jung Suk yang ada di ruangannya tak melihat saat Jin Yi menatapnya.


Ha Na memotivasi dirinya sendiri agar tak kecewa. "Kau akhirnya akan tetap menyerah padanya."

Jin Yi menyusul Ha Na, bertanya apa Ha Na baik-baik saja. Ha Na tak mengerti, apanya?

"Tidak, aku melihatmu murung." Jawab Jin Yi bohong.

Ha Na menjawab tidak apa-apa dan mengajak Jin Yi minum-minum malam ini jika ada waktu luang. Jin Yi tidak bisa minum kali ini, ia yakin kalau ia hamil.


Lalu mereka ke toilet. Jin Yi sudah menyiapkan alat untuk mengetes kehamilannya. Ia sangat bersemangat sampai saat ia masuk bilik toilet.

"Ha Na... aku baru saja mendapatkan periodeku. Sekarang, aku tidak punya lagi kesempatan untuk menikah! Apa yang harus kulakukan?"


Jung Suk menemui wanita yang disarankan Bos Kim (cameo Jeon So Min). Wanita itu sesuai sekali dengan tipe wanita idealnya,  lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Seoul, tinggal di rumah pribadi dengan halaman luas dan ditumbuhi banyak bunga. Tapi setiap kali So Min bicara, Jung Suk selalu teringat Ha Na dan membandingkannya dengan Ha Na.

So Min berkata kalau ia akan ke Amerika lusa selama 2 minggu, ia mengajak Jung Suk nonton besok jika Jung Suk senggang.

"Oh, ya. Tentu. Besok aku hanya mengajar kelas pagi, jadi kurasa tidak masalah."


Ki Bum dan Dong Young bersama masuk ke sebuah kafe, disana mereka melihat Gong Myung sedang belajar sambil makan. Mereka pun duduk bersama Gong Myung.

Ki Bum menyuruh Gong Myung berhenti. Gong Myung sudah membulatkan tekad untuk belajar, jadi jangan coba-coba menghentikannya.

"Aku akan menuruti apa pun kata Shabu-ku dan melaksanakannya sebaik mungkin."

Gong Myung melihat ke arah Chae Yeon untuk menunjukkan Shabu-nya. Ki Bum tak percaya, Chae Yeon yang paling dibenci di Noryangjin dipanggil Sha bu oleh Gong Myung?

"Yeah. Dia bilang akan membantuku belajar, jadi aku memanggilnya Shabu."

Dong Young tidak bisa percaya Chae Yeon setuju membantu Gong Myung karena biasanya Chae Yeon tidak tertarik pada apa pun yang tidak ada hubungan dengan dirinya.

"Aku menangkap si cabul yang mengganggunya. Dia bilang, ini balasan untuk hal itu." Jawab Gong Myung.

Chae Yeon selesai membeli minuman dan kembali gabung dengan Gong Myung. Chae Yeon marah pada Gong Myung yang mengajak Ki Bum segala. Gong Myung mengelak, ia tidak mengajak Ki Bum kok, mereka hanya kebetulan bertemu di sana.

"Apa hubungannya denganmu entah dia memang mengajakku atau kami tidak sengaja bertemu?" Sergah Ki Bum.

Lalu Ki Bum mengajak Gong Myung main game setelah Gong Myung menghabiskan hamburgernya. Gong Myung menolak karena ia harus belajar dengan Shabu.

"Kau bisa belajar setelah main satu ronde. Game! Game! Game! Game!" Goda Ki Bum.

Chae Yeon membenarkan prasangkanya selama ini, faktor terbesar yang menghalangi Gong Myung sejak dulu untuk belajar adalah Kim Ki Bum. Jadi, jika Gong Myung benar-benar ingin belajar, berhentilah bergaul dengan Kim Ki Bum.

"Apa kau bilang? Apa kesalahanku sampai kau menyuruhnya menjauhiku?" Kesal Ki Bum.

"Kau bertanya karena sungguh tidak tahu? Kau mengajaknya main game padahal dia bilang ingin belajar! Tolonglah. Kau datang ke Noryangjin untuk belajar, jadi... fokuslah, oke?"

Lalu Chae Yeon mengajak Gong Myung pergi dan Gong Myung langsung menuruti perintah Chae Yeon itu.


Ki Bum mengeluh pada Dong Young, beraninya Chae Yeon memerintah Gong Myung untuk menjauhinya, ia kan bukan rokok atau semacamnya!

"Tidak. Setidaknya, ada pengobatan bagi perokok yang ingin berhenti. Tidak ada pengobatan semacam itu bagi mereka yang memutuskan hubungan denganmu. Kau lebih berat dibandingkan rokok... tidak, bahkan lebih dari narkoba." Jawab Dong Young yang tentu saja membuat Ki Bum semakin kesal.

Dong Young yakin jika Ki Bum akan semakin kesal karena tidak ingin Gong Myung dan Chae Yeon jadi dekat karena belajar bersama.

"Jujur saja. Kau cemburu, kan? Kau masih menyukai Jung Chae Yeon, kan?"

Ki Bum malah memukul kepala Dong Young dan bersikeras kalau ia tidak lagi menyukai Chae Yeon. Ia tidak peduli entah mereka belajar bersama, berkencan, atau bahkan menikah! Ia tidak peduli sama sekali!

"Bohong! Kau peduli!" Teriak Dong Young kesal.


Jin Yi mengiyakan ajakan Ha Na untuk minum-minum setelah tahu kalau dia benar-benar tidak hamil. Ia cerita soal tanggapan Min Ho setelah tahu kalau dirinya tidak hamil. "Oh, untunglah. Aku bisa tidur dengan tenang malam ini." Itulah yang dikatakan Min Ho.

"Dia memang buruk, kan?"

Ha Na setuju. Jin Yi merasa kalau Min Ho itu tidak memiliki keinginan menikahinya.

"Kau tahu, kau bahkan belum terlalu tua sekarang, umurmu baru 33 tahun. Kenapa kau begitu gigih segera menikah?"

Jin Yi ingin segera menikah karena orangtuanya meninggal saat ia masih kecil. Sebenarnya ia ingin segera menikah setelah lulus kuliah. Tapi, itu tidak terjadi.

"Saat aku mulai berkencan dengan Min Ho, dia mengatakan bahwa dia benar-benar memahamiku, dia bersikap seolah kami akan segera menikah. Siapa yang tahu aku berakhir dalam situasi menyedihkan ini? Dia benar-benar buruk."

Ha Na menghibur Jin Yi agar tidak menangis. Jin Yi berkata kalau ia tidak menangis sambil menghapus air matanya. Lalu ia mengajak Ha Na untuk mulai awal yang baru, ia akan memutuskan pria itu dan Ha Na bisa melupakan pria yang Ha Na sukai juga.

"Apa? Apa maksudmu dengan pria yang kusukai? Siapa?Jin Yi sudah lelah sekali, ia tidak bisa pura-pura bodoh lagi. Dan ia mengatakan segalanya kalau Ha Na mengatakan segalanya saat mabuk di rumahnya kemarin, bahwa Ha Na menyukai Sampah Kualitas Tinggi.

"Aku? Oh astaga!"

Jin Yi uga berkata kalau Jung Suk juga tahu bahwa Ha Na menyukainya. Hal itu tambah membuat Ha Na terkejut sampai menyemprotkan minumannya ke arah Jin Yi.

"Hey, aku benar-benar minta maaf. Aku tidak sengaja mengatakannya."

"Ah.. Unnie! Ah.."

Jin Yi mengingatkan kalau Jung Suk tetap ikut kencan buta meski sudah mengetahuinya, sedah jelas Jung Suk tidak tertarik pada Ha Na sama sekali.


Jin Yi membopong Ha Na keluar bar. Ia melarang Ha Na menangis, Para pria itu tidak berguna! Siapa juga yang membutuhkan mereka?

"Jadi, ayo menikmati hidup. Kau dan aku. Kita tidak akan menangis karena pria lagi. Tidak ada lagi air
mata! Oke?"

Ha Na menjawab iya, tapi airmatanya tetap keluar. Jin Yi memeluknya, ia tiba-tiba merindukan masa lalu, ia ingin kembali pada masa muda dan ceria,  sebelum bertemu pria itu.

"Aku juga. Aku ingin kembali pada masa sebelum mengenal Sampah Kualitas Tinggi itu!"

Jin Yi menyarankan untuk mengajaknya kembali pada masa itu.


Mereka selanjutnya ada di kafe yang mengusung tema tahun 90-an. Dan mereka menunjukkan bakat mereka nge-dance diiringi lagu tahun 90-an.

Selesai nge-dance mereka duduk sambil bernyanyi. Ha Na berlinang airmata menyanyikan lagu yang pas sekali dengan penderitaannya. Jin Yi mengingatkan kalau mereka sudah berjanji untuk tidak menangis karena pria lagi.


Selanjutnya mereka nge-dance lagi. Lalu duduk menyanyi lagi, kali ini giliran Jin Yi yang menangis dan Ha Na yang mengingatkan kalau mereka sudah berjanji tidak akan menangis karena pria lagi.


Mereka nge-dance sekali lagi lalu kembali duduk dan menyanyi, tapi kali ini mereka menangis bersama.

Haruskah aku membencimu? Atau haruskah aku menyalahkan diriku sendiri saja? Jika aku bisa memutar waktu, aku akan kembali pada masa itu.

Jin Yi menyerah, ia mengajak Ha Na mengais saja. Ayo lupakan segalanya hari ini dan menangis sepuasnya. sampai-sampai mereka terjatuh dan menangis di lantai.


Ki Bum tak bisa tidur mengingat kalau Chae Yeon adalah Shabu-nya Gong Myung. Ia mencoba untuk tidak peduli dan tidur saja.

Tapi teringat kata-kata Dong Young yang menuduhnya cemburu. Ki Bum membuka matanya lagi, kemudian ia teringat saat Chae Yeon menatap kepergian Gong Myung setelah mengantarnya ke asrama.

"Oh Sialan! Benar-benar!" Kesal Ki Bum sampai membuat tetangga sebelahnya protes karena keributannya. Ki Bum pun hanya bisa melampiaskan kekesalannya dengan menendang-nendang selimut gak jelas.


Ha Na kesiangan gara-gara mabuk padahal ia janji bertemu dengan Bos Kim jam 8:30 dan sekarang sudah jam 8:00.

Bos Kim menunggu di ruang tutor sampai jam 8:43, ia kesal karena Ha Na tak kunjung datang, menelfon pun juga tidak. Bos Kim akan keluar tapi dikagetkan Jin Woong yang tiba-tiba masuk.


Jin Woong kembali melakukan cosplay, Intinya mengatakan kalau semua adalah kesalahannya karena membuat Bos Kim kaget dan sampai teriak-teriak gak jelas.

Bos Kim malah membalas dengan menendang kaki Jin Woong,

"Kau sudah tidak waras? Kau ingin memulai perkelahian denganku? Apa yang sedang kau lakukan?"


Lalu Jin Woong menunjukkan video yang ia tirukan itu.

"Aku juga akan menanyakan hal yang sama padamu : apa kau mengetahui hal ini? Fakta bahwa hanya 32 murid yang memilih kelasmu. Berkurang 18 orang dari bulan lalu, tahu! Jumlahnya bahkan tidak cukup untuk membayar listrik yang kau gunakan selama kelasmu!"

Jin Woong hanya bisa minta maaf. Bos Kim melunak karena setidaknya Jin Woong mengetahui kesalahannya dan telah mengucapkan maaf. Juga Jin Woong memiliki murid yang lebih banyak dari Ha Na, tapi jika jumlahnya terus turun, Jin Woong lebih baik siap-siap mencari pekerjaan lain! Mengerti?

"Astaga. Aku bahkan tidak tahan melihatmu.  Benar-benar. Suruh Profesor Park ke ruanganku kalau dia sudah datang. Ah, minta Profesor Jin untuk datang juga."


Ha Na menghadap Bos Kim. Bos Kim kesal karena Ha Na terlambat hampir satu jam dari jam janjian mereka. Saat Ha Na minta maaf, Bos Kim bisa mencium bau alkohol dari mulut Ha Na.

"Kau datang terlambat karena mabuk, kan? Ini bukan saat yang tepat untukmu mabuk-mabukan! Kau tahu berapa murid yang mendaftar di kelasmu, kan? 10 orang! Jumlahnya tidak bertambah sama sekali! Tetap tidak bertambah! Aku memanggilmu untuk menanyakan apa sebenarnya masalahmu, tapi... Aku sudah mengetahuinya. Kau bahkan tidak perlu mengatakan apa pun padaku. Aku sudah tahu. Itu karena pikiranmu tidak fokus. Sudah jelas, mustahil bagimu mendapatkan tambahan murid."

Ha Na hanya bisa minta maaf. Bos Kim makin kesal karena Ha Na kembali mengatakan maaf dan jika murid Ha Na tidak bertambah lagi, ia akan menendang Ha Na.


Sikap Bos Kim langsung berubah 180 derajad pada Jung Suk yang barusan datang. Bos Kim ternyata memanggil Jung Suk untuk bertanya mengenai kencan buta Jung Suk.

"Kudengar kalian berdua sangat cocok."

Jung Suk membenarkan setelah sebelumnya menatap Ha Na, mungkin karena So Min adalah wanita yang selevel dengannya.

Bos Kim tentu senang mendengarnya, ia menambahi kalau keluarga So Min itu kaya raya.


Ha Na pamit, jika tidak ada lagi hal yang perlu ia bicarakan padanya. Bos Kim malah membentak Ha Na yang tidak segera pergi dari tadi dan malah tetap berdiri saja disana.

"Kau minum sepanjang malam dan terlambat datang bekerja. Sadarlah! Jika kau terus melakukan hal ini, tidak ada tempat untukmu di sini."

Setelah Ha Na pergi, Bos Kim memaksa Jung SUk untuk menceritakan detailnya. Apa Jung Suk akan terus menemuinya? Apa mungkin akan menikahinya?

"Aku baru saja bertemu dengannya sekali. Bagaimana aku bisa tahu? Aku akan mengurusnya,  jadi urus saja masalah Direktur sendiri."

Bos Kim bingung, kenpa lagi dengan Jung Suk, padahal tadi menjawab pertanyaannya dengan sangat baik.


Ha Na memikirkan wanita yang dikencani Jung Suk, lulusan universitas prestisius dan juga seorang
dokter. juga cantik. Keluarganya pun kaya raya.

"Wow, aku tidak tahu kalau wanita sesempurna itu benar-benar ada."

Lalu ibu Ha Na menelfon, minta uang 300.000 won untuk mengganti baju pelanggannya karena ibunya taksengaja menumpahkan sesuatu di pakaian mahal pelanggannya itu.

"Ibu bahkan tidak punya uang sebanyak 300,000 won? Maksudku, aku mulai bekerja paruh waktu sejak kuliah untuk membayar hutang-hutang Ibu, dan aku bahkan mengirimimu uang bulanan! Jadi, haruskah aku masih memberikan lebih lagi?"

Ibunya minta maaf, Ada banyak keperluan bulan ini...

Ha Na tidak mau mendengar lagi. Akan lebih baik jika ia lahir di keluarga kaya! Kalau saja ia... oh, sudahlah! "Nanti akan kukirim uangnya."


Saking stressnya Ha Na sampai salah masuk kelas dan Jung Suk memergokinya.

"Astaga. Kenapa dia belum sadar juga? Yeah, wajar kalau dia merasa terguncang. saat lelaki yang dia sukai mengencani orang lain." Batin Jung Suk.

Kemudian ia mencoba tidak peduli tapi menatap kepergian Ha Na.


>

1 komentar:

avatar

Min tau gak judul lagu yang dinyanyiin hana sama jin yi yang pertama kali habis mereka ngedance terus hana yang nangis. Please kasih tau min makasih 😊


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search